Menghindarkan Diri dari Pencurian Sejak Dini
Jurnalis : Sunaryo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly, Dwi Hariyanto (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)Sebelum mengawali materi kelas Budi Pekerti pada Minggu, 13 Maret 2016, Yogie mengajak siswa dan semua relawan yang hadir untuk sedikit permainan.
Pada tanggal 13 Maret 2016, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan Kelas Budi Pekerti dengan mengambil pokok bahasan tentang, “Bertekad tidak mengambil barang yang tidak diberikan”. Kegiatan ini dilakukan agar para siswa memahami bahwa pencurian dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Upaya pencegahan terhadap tindakan-tindakan kriminalitas memang sangat tepat apabila dilakukan sejak masih kecil.
Penyampaian materi ini disampaikan oleh Yogie, salah satu relawan pendidikan Tzu Chi. Ia menyampaikan bahwa mengambil barang orang lain, sekecil apapun, yang tidak diberikan adalah termasuk mencuri. “Meminjam barang tanpa se-izin pemiliknya juga disebut mencuri,” ucap Yogie dengan tegas. Selain itu Yogie juga menjelaskan bahwa niat yang serakah juga akan menciptakan penderitaan. Dalam agama Buddha mencuri merupakan pelanggaran sila ke-2.
Setelah belajar bersama, para siswa disuguhi drama yang menceritakan tentang siswa yang suka mencuri dan tidak mau mengakui perbuatannya
Siswa dibimbing Lissa untuk memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen sebelum memulai kegiatan.
“Suatu perbuatan pencurian dapat terjadi bila terdapat 5 faktor,” katanya. Faktor tersebut antara lain: suatu barang itu milik orang lain, mengetahui bahwa barang itu ada pemiliknya, berniat untuk mencurinya, melakukan usaha untuk mengambilnya, dan berhasil mengambil melalui usaha itu. Dipertengahan acara Yogie juga memutarkan sebuah video tentang orang yang mencuri dan perbuatannya itu diketahui oleh warga, akhirnya pencuri itu mendapatkan akibat buruk dari perbuatannya itu.
Buddha mengajarkan bahwa mencuri akan mengakibatkan: hidup dalam kemiskinan, dihina, sering ditipu, dan hidup bergantung pada orang lain. Dengan melaksanakan sila kedua ini kita dianjurkan untuk mengembangkan kemurahan hati dan kedermawanan yaitu memberi sesuatu kepada orang yang membutuhkan agar kesulitan mereka dapat diatasi.
Para siswa terlihat saling bekerja sama dalam penempelan Kata Perenungan Maser Cheng Yen.
Tcering, salah satu siswa yang duduk di bangku kelas 5 mengungkapkan bahwa setiap meminjam barang teman selalu mnta izin terlebih dahulu.
Di akhir acara, beberapa dari siswa menampilkan sebuah drama yang disaksikan dengan penuh antusias oleh siswa lainnya. Drama itu menceritakan tentang 2 orang anak yang sering mencuri di kelas dan tidak pernah mengakui perbuatannya. Tetapi saat gurunya menanyakannya akhirnya kedua anak itu mau mengakui dan meminta maaf atas perbuatanya.
Tcering, salah satu siswa yang duduk di bangku kelas 5 mengatakan, “Saya selalu bilang saat pinjam barang di kelas sama teman dan teman-teman juga melakukan hal yang sama jadi jarang sekali terjadi pencurian di kelas saya,” tutur Tcering. Dengan melakukan dan melatih sifat baik dalam diri sendiri dan orang lain yang dimulai sejak kecil, akan dapat menciptakan suasana yang aman, damai, dan jauh dari perselisihan.
Artikel Terkait
Meneladani Nilai Luhur Master Cheng Yen
22 Agustus 2017Bersukacita di Kelas Budi Pekerti
28 September 2016Inspirasi dari Budi Pekerti
28 April 2016Minggu, 24 April 2016, bertempat di Jing Si Books & Café Pluit berlangsung Kelas Budi Pekerti Tzu Chi tingkat Qing Zi Ban (usia 5 – 8 tahun). Sebanyak 18 siswa hadir berbaris teratur di kelompoknya masing-masing. Mengangkat tema Mencari Harta Karun, kelas budi pekerti dikemas sederhana dengan tujuan untuk menanamkan budi pekerti bagi siswa.