Menghirup Keharuman Dharma

Jurnalis : Metta Wulandari, Fotografer : Metta Wulandari

Sebanyak 25 relawan membuka hari dengan ikut dalam kegiatan xun fa xiang yang diadakan di lantai 1 gedung Da Ai, Tzu Chi Center.

Mengawali hari dengan mendengar kata-kata yang indah merupakan suatu sukacita. Kata-kata indah yang dimaksud bukanlah sekadar kata yang enak didengar namun tentunya kata yang mengandung cinta kasih dan kebijaksanaan yang mampu mengisi hari lebih bermakna. Begitulah yang dilakukan oleh insan Tzu Chi Indonesia. Mendengarkan untaian kata yang disampaikan oleh Master Cheng Yen melalui ceramah subuh yang biasa dikenal dengan sebutan Xun Fa Xiang (Menghirup Keharuman Dharma). Xun fa xiang bukanlah kegiatan baru yang dilaksanakan insan Tzu Chi Indonesia, kegiatan ini sudah berlangsung beberapa bulan lalu dan dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu. Kini dengan segala tekad oleh insan Tzu Chi indonesia, kegiatan xun fa xiang dilakukan setiap pagi pukul 06.40 WIB.

Pada hari pertama pelaksanaan xun fa xiang (25 Juli 2014) harian, sebanyak 25 relawan datang dari beberapa wilayah di Jakarta untuk ikut mendengarkan untaian ceramah Master Cheng Yen. Ceramah yang didengarkan adalah ceramah Dharma yang disampaikan Master dalam bahasa Hokkian pada hari yang sama, sehingga belum tersedia subtitle Indonesia melainkan hanya subtitle Mandarin. Mereka yang datang kebanyakan bukanlah orang-orang yang ahli dalam bahasa mandarin ataupun memahami dialek Hokkian, namun mereka tetap berkonsentrasi mendengarkan ceramah Master Cheng Yen. Seperti Dokter Wang Suryani, yang datang dengan berbekal niat. Ia menuturkan bahwa ia tidak mengerti sepenuhnya mengenai Dharma yang Master Cheng Yen uraikan dalam ceramahnya. “Walaupun saya kurang begitu mengerti namun rasanya luar biasa senang karena bisa mendengar suara Shangren (Master Cheng Yen). Seperti yang kita tahu, beberapa waktu lalu Shangren sakit dan pasti timbul kekhawatiran dalam hati insan Tzu Chi. Mengetahui Shangren sudah sehat dan bisa mendengar suaranya, itu sudah luar biasa,” ungkapnya.

Dalam kegiatan ini para relawan mendengarkan ceramah yang diberikan oleh Master Cheng Yen dengan penuh konsentrasi. Mereka juga membuat catatan sebagai pengingat dari apa yang Master ucapkan.

Dokter Wang Suryani bukanlah satu-satunya yang tidak mengerti ceramah Master Cheng Yen yang dibawakan dalam dialek Hokkian ini. Namun kebanyakan relawan lain juga sama. Like Shijie misalnya, dengan mengambil tempat duduk paling depan, ia dengan penuh konsentrasi mencatat satu atau dua kata yang ia mengerti dari ucapan Master Cheng Yen. “Waktu saya ke Taiwan, saya pernah denger Master berceramah dengan menggunakan dialek Hokkian. Master kemudian bilang, apabila saya memberikan ceramah dengan dialek Hokkian, pasti ada yang tidak bisa memahami dan mengerti apa yang saya ucapkan, namun apabila kalian tidak mengerti dan tidak mendengar lagi, selamanya kalian tidak akan mengerti,” tutur Like Shijie mengingat perkataan Master Cheng Yen. Hal tersebutlah yang membuat Like Shijie tetap datang walaupun ia sulit untuk mengerti. Ia juga menuturkan bahwa apabila ada kemauan, pasti tiada hal yang sulit. “Walaupun kita nggak ngerti, asal kita bersungguh hati, jaga konsentrasi, kalau masih tidak mengerti juga harus berdiskusi, sharing dengan yang lain. Pokoknya yang pertama adalah punya tekad,” ujarnya.

Bukan hanya relawan saja yang berpikir untuk mengatasi kendala bahasa yang ditemukan dalam memahami ceramah Master. Bahkan Master Cheng Yen juga mengkhawatirkan hal tersebut. Master dalam sharing-nya mengatakan bahwa beberapa tahun ini setiap hari jadwalnya sangat padat. Ditambah lagi belakangan ini Master memberikan ceramah mengenai Sutra Teratai dan disiarkan langsung melalui internet untuk muridnya di seluruh dunia, Master khawatir ada sebagian murid tidak memahaminya maka Master harus menyiapkan powerpoint untuk memudahkan para muridnya mengerti Dharma yang ia sampaikan.

Semangat para relawan yang hadir sangat besar, walaupun kebanyakan dari mereka tidak fasih dalam bahasa Mandarin juga tidak memahami dialek Hokkian mereka tetap mendengarkan dengan seksama dan konsentrasi.

Wujud Terima Kasih Bagi Insan Tzu Chi
Bagi Master Cheng Yen, memberikan untaian Dharma merupakan satu cara beliau untuk berterima kasih pada insan Tzu Chi di seluruh dunia yang telah berkontribusi dan menyebarkan cinta kasih.

Master Cheng Yen dalam ceramahnya mengatakan, “Datanglah ke tempat pertemuan relawan untuk mendengar Dharma bersama-sama. Dengan demikian, semua orang bisa saling menyemangati. Namun, jika merasa terlalu pagi dan kesulitan untuk mencari transportasi, maka biar saya yang pergi ke rumah kalian. Sungguh, setiap hari,
asalkan kalian bangun pagi dan tepat waktu ‘Membuka  Pintu’ untuk saya, maka saya akan masuk ke rumah kalian tepat waktu. Namun, jika kalian terlambat ‘membuka pintu’,
maka saya harus menunggu dan berdiri di depan pintu selama beberapa saat. Lebih baik lagi jika kalian ‘membuka pintu’ untuk saya lebih awal agar saya bisa masuk dan beristirahat sejenak sebelum saya memberikan ceramah. Ini juga merupakan sikap bakti kepada saya.”

Di akhir acara, para relawan melakukan sharing satu sama lain dan berbagi mengenai apa yang didapat dalam ceramah Master Cheng Yen hari itu.

Bagi relawan, kegiatan ini juga merupakan bentuk pembinaan diri dan tekad. Walaupun tidak banyak mengerti, namun dengan sharing relawan bisa mendapatkan intisari. “Ini adalah wujud pembinaan diri kita. Setidaknya kita saling mendukung satu sama lain. Dari yang mengerti dan yang tidak mengerti itu seperti mendukung satu sama lain untuk menjalin jodoh yang lebih baik lagi dan lebih bersemangat,” ujar Like Shijie. Ia juga berharap nantinya bisa tumbuh bibit-bibit Bodhisatwa yang bisa mengembangkan kegiatan ini dan bersama-sama mendalami Dharma.


Artikel Terkait

Menghirup Keharuman Dharma

Menghirup Keharuman Dharma

25 Juli 2014

Bagi Master Cheng Yen, memberikan untaian Dharma merupakan satu cara beliau untuk berterima kasih pada insan Tzu Chi di seluruh dunia yang telah berkontribusi dan menyebarkan cinta kasih. Maka dari itu diharapkan seluruh insan Tzu Chi dapat ikut serta mendengarkan ceramah Master.

Memupuk Berkah dan Kebijaksanaan dengan Sukacita

Memupuk Berkah dan Kebijaksanaan dengan Sukacita

04 Maret 2015 Sejak pertengahan tahun 2014 lalu, Insan Tzu Chi Jambi melakukan kegiatan mendengarkan ceramah Master Cheng Yen di pagi hari atau Xun Fa Xiang (Menghirup Keharuman Dharma di Pagi Hari). Berawal dari beberapa relawan, Xun Fa Xiang kini dilakukan rutin sebulan sekali pada hari Minggu pertama di Kantor Penghubung (KP) Tzu Chi Jambi.
Sukacita Bersama dalam Menyelami Dharma

Sukacita Bersama dalam Menyelami Dharma

04 Maret 2024

Minggu, 25 Februari 2024, pukul 6.30 pagi, relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Barat 1 telah berkumpul di Ruangan Budaya Humanis, Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng untuk mengikuti Xun Fa Xiang.

Bila kita selalu berbaik hati, maka setiap hari adalah hari yang baik.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -