Mengikat Jodoh dengan Warga Tanjung Balai

Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Hariyanto, Rusli Chen, Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan)
 

fotoTzu Chi Medan mengadakan baksos kesehatan tanggal 16 Mei 2010 di Vihara Triratna, Tanjung Balai. Dalam kesempatan yang berharga ini, pihak Yayasan Triratna juga turut membantu.

Salah satu penyebab masyarakat kita senantiasa diliputi masalah ekonomi adalah karena taraf kesehatan yang rendah. Dengan kondisi kesehatan yang sangat buruk ini, masyarakat kita tidak bisa berkembang ke tingkat yang lebih baik. Inilah pula sebabnya misi kesehatan menjadi salah satu dari empat misi utama Tzu Chi.

Melihat kondisi seperti ini, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Medan mengadakan bakti sosial kesehatan di Kotamadya Tanjung Balai pada tanggal 16 Mei 2010 yang bertempat di Vihara Triratna. Dalam kesempatan yang berharga ini, pihak Yayasan Triratna tidak segan ikut memberi bantuan demi kelangsungan kegiatan ini. Sebelum dilakukan bakti sosial kesehatan, dua minggu sebelumnya, 74 relawan Tzu Chi Medan melakukan pembagian kupon kepada warga dari 31 Kelurahan se-Kotamadya Tanjung Balai. “Ibu, ingat ya! Jangan lupa bawa kuponnya ini nanti tanggal 16 Mei, hari Minggu di Vihara Triratna. Nanti ibu diperiksa sama dokter biar ibu cepat sembuh,” ujar Suryati kepada salah satu penerima kupon. “Jam 9 pagi ya, Bu,” tambahnya. Pembagian kupon kali ini dibantu oleh para pengurus Yayasan Vihara Triratna. Satu persatu pengurus menjadi pendamping sewaktu dilakukan pembagian kupon.

Pada tanggal 15 Mei 2010, para relawan Tzu Chi Medan sudah bersiap-siap menuju ke Tanjung Balai. Sebagian relawan dari Xie Li 5 sudah lebih dulu berangkat untuk mempersiapkan segala segala sesuatunya di lokasi. Relawan lainnya ada yang tiba pada malam harinya dan ada yang tiba pada keesokan harinya. Pada malam tanggal 15 Mei 2010, para relawan tidak serta-merta istirahat. Setelah makan malam mereka langsung mengadakan rapat untuk koordinasi pembagian tugas masing-masing poli dalam bakti sosial nantinya. Pada bakti sosial kali ini, terdapat Poli Mata, Poli Gigi, Poli Kulit, dan Poli THT. Setelah selesai rapat, semua relawan mempersiapkan semua barang-barang di masing-masing poli. Jam sudah menunjukkan pukul 23.00 Wib, tetapi masih ada saja yang dikerjakan oleh Ji Hua Shijie yang kali ini bertanggung jawab di bagian apotek. “Istirahat saja dulu. Masih ada yang belum rapi di sini. Biar besok lebih enak kerjanya,” ujarnya malah menasihati relawan lain untuk beristirahat lebih dulu.

foto  foto

Ket :  -Sewaktu pasien menunggu giliran untuk diperiksa, 2 orang relawan dari rumah sakit dan seorang dokter             spesialis THT memberi penyuluhan tentang menjaga kesehatan telinga, hidung, dan tenggorokan. (kiri)
         - Benny, seorang relawan dengan sabar menerangkan cara mengkonsumsi obat kepada salah satu pasien.             (kanan)

Fajar belum menyingsing, jam baru menunjukkan pukul 4 pagi, para relawan yang menginap di Vihara Triratna sudah mulai bangun dan mempersiapkan diri untuk bakti sosial kesehatan yang akan dilangsungkan. Pada pukul 6.30 Wib, para relawan dari Vihara Triratna yang tergabung dalam wadah Wanita Buddhis telah mempersiapkan makan pagi bagi semua relawan Tzu Chi. Semua relawan Tzu Chi sangat terharu akan sumbangsih yang diberikan dengan sepenuh hati oleh para relawan Vihara Triratna. Tidak butuh waktu yang lama bagi relawan Tzu Chi untuk bersantap pagi karena pekerjaan sudah menunggu. Sebanyak 165 orang relawan Tzu Chi Medan menuju pos nya masing-masing dan melakukan tugasnya. Semua perlengkapan dicek ulang dan apabila menemukan ada yang tidak sesuai, langsung diganti agar para pasien nantinya tidak menemukan kendala sewaktu datang dan memeriksakan diri.

Meski bakti sosial kesehatan dimulai pada pukul 09.00 Wib, tetapi sudah ada warga yang datang. “Pagi, Pak! Mau berobat, ya? Boleh saya lihat kuponnya?” tanya relawan Tzu Chi kepada salah satu warga yang hendak berobat. Setelah melihat kupon, para relawan langsung membimbing sang bapak menuju ke tempat pendaftaran untuk masing-masing poli sesuai keluhan yang tertera di kupon dan kemudian menuju tempat duduk yang sudah siapkan. Tepat pukul 09.00 Wib, kegiatan dimulai. Satu persatu pasien yang kebanyakan adalah sudah berusia lanjut dibantu oleh para relawan untuk menuju tempat pemeriksaan. Dokter-dokter dengan ramah memeriksa warga yang membutuhkan pengobatan. Pada bakti sosial kesehatan di Tanjung Balai ini, Sutrisno Hadi, Walikota Tanjung Balai dan Eka Hadi Sucipto, Ketua DPRD Tanjung Balai memberikan kata sambutan dan meninjau lapangan.

Meskipun cuaca yang panas serta udara terasa lembab di Tanjung Balai karena berdekatan dengan laut, semangat para dokter dan relawan tidak menjadi surut. Dengan sabar satu persatu pasien dibawa dan diperiksa oleh dokter. “Syukur ada yang bantu. Semoga anak saya cepat sembuh dari penyakitnya,” ujar Sumiarna yang membawa anaknya, Rafi (2 thn) untuk diperiksa. Rafi sendiri mengalami permasalahan kesehatan pada kulitnya yang tak kunjung sembuh. Begitu pula dengan Nursiah (62 thn) yang mengalami permasalahan pada kulitnya. “Gatal-gatal kulit nenek ini. Kalo sudah gatal, susah nak (hendak -red) tidur,” ujarnya. Salah satu dokter kulit, dr. Isma Apsita, Sp.KK mengatakan banyak sekali warga Tanjung Balai yang mengalami permasalahan dengan kulit karena cuaca yang panas serta lembab. “Dari kebanyakan pasien yang datang, mempunyai permasalahan karena jamur dan alergi,” tambahnya. Kepada setiap pasien yang diperiksa, Isma senantiasa menganjurkan agar menggunakan pakaian yang mudah menyerap keringat dan jangan terlalu sering mandi di laut serta mengingatkan kalau setelah mandi di laut jangan lupa membersihkan diri dengan air bersih.

foto  foto

Ket :  -Xie Li 6 (Tebing Tinggi) mendapat ladang berkah mengadakan donor darah untuk memberi kesempatan             pada warga Tanjung Balai membantu sesama. (kiri)
         -Selepas baksos dan berbenah, semua relawan dan para dokter berkumpul dan melakukan sharing, diwarnai           kegembiraan dan rasa kekeluargaan yang sangat kental. (kanan)

Ada satu poli yang paling banyak dikunjungi pasien yakni poli mata. Dikarenakan keterbatasan dana, banyak dari warga Tanjung Balai tidak bisa memeriksakan matanya. Seperti Ramli Husin (65 thn) yang sudah 5 tahun terakhir ini mengalami gangguan dalam penglihatan. “Saya sering salah mengembalikan uang. Yah, apa boleh buat ? Dipasrahkan saja,” ujarnya sewaktu ditanya bagaimana kesehariannya sebelum mendapatkan kaca mata. Ramli memiliki kedai kecil untuk berjualan. “Sekarang semuanya sudah jelas. Sudah bisa baca!” tambahnya. Adalah seorang Gunawaty yang menyumbang semua kaca mata yang dibutuhkan saat bakti sosial berlangsung. Gunawaty yang juga merupakan donatur tetap Tzu Chi bersama 2 orang pegawainya, Aina dan Sri, tidak kenal lelah dan dengan sabar memberikan pelayanan yang terbaik terhadap semua pasien yang membutuhkan kaca mata. ”Kami selalu siap kapan pun Tzu Chi membutuhkan bantuan kami karena ini adalah salah satu perbuatan baik. Bisa menolong orang banyak,” ujar Gunawaty.

Semua pasien yang sudah diperiksa oleh dokter akan dibimbing oleh relawan untuk menuju ke bagian apotek untuk mengambil obat. Dengan sabar satu persatu pasien menunggu namanya dipanggil. Boleh dikatakan semua pasien yang datang berobat di bakti sosial kali ini adalah kali pertama diperiksa oleh dokter-dokter spesialis. Sewaktu salah satu resep selesai dibuat, Benny Salim memanggil nama yang tertera di resep. “Ibu Nursiah!” Benny mencoba mancari pasien yang namanya tertera di resep dan setelah mendapatkan pasiennya, Benny langsung menuju tempat pasien berada. “Ibu, ini obatnya. Ingat, ya, yang ini salep untuk dioles pagi hari. Yang ini, di malam hari. Obatnya 2 kali sehari,” ujarnya kepada Nursiah dengan sabar. Sewaktu sebagian besar pasien yang menunggu gilirannya untuk diperiksa, 2 orang perwakilan dari bagian pelayanan rumah sakit Mitra Sejati dan seorang dokter spesialis THT, Yuza Herwanto, memberikan penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kesehatan telinga, hidung, dan tenggorokan. “Di dalam telinga kita ada namanya gendang telinga, Bapak Ibu. Jadi kalau ada kotoran di dalam telinga, janganlah sembarangan mengorek, nanti bisa-bisa tertusuk gendang telinga kita, bisa rusak dan pendengaran kita akan terganggu,” jelas Yuza kepada para pasien. Mereka berharap dengan penyuluhan ini, kesadaran masyarakat akan kesehatan akan meningkat.

Di samping melakukan pemeriksaan kesehatan, dalam bakti sosial kali ini juga diadakan donor darah. Xie Li 6 (Tebing Tinggi) adalah yang mendapat ladang berkah ini. Sebanyak 40 orang relawan berada di pos donor darah. Respon masyarakat terhadap donor darah sangat baik. Sebanyak 131 orang datang untuk mendonorkan darahnya. Setelah diperiksa, hanya 89 orang saja yang memenuhi syarat untuk mendonorkan darahnya. Kesan yang mendalam bukan hanya dirasakan oleh para pasien yang datang berobat tetapi juga oleh para relawan. “Ini kali pertama saya mengikuti baksos kesehatan. Meski capektapi hati gembira,” ujar Lina Tanigo yang tugasnya mendampingi pasien di Poli Gigi dan kemudian membawa pasien ke bagian apotek untuk mengambil obat. Demikian pula dengan para dokter, salah satunya adalah Mahfuzah Mahidin, seorang spesialis kulit. “Sudah lama saya tidak ikut bakti sosial di luar kota. Ini juga adalah bagian dari tanggung jawab seorang dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,” ujarnya.

Tanpa terasa, waktu berlalu dengan cepat. Pasien pun sudah selesai diperiksa. Para relawan dan dokter bersatu membereskan semua peralatan dan perlengkapan yang ada di lokasi. Dalam waktu sekejap, ruang serba guna Vihara Triratna kembali seperti sedia kalanya. Selepas itu, semua relawan dan para dokter berkumpul dan melakukan sharing. Rasa kegembiraan dan kekeluargaan sangat kental dan inilah yang merupakan sebuah hal yang tidak ternilai harganya. Dari data yang terkumpul, sebanyak 704 pasien yang mendapatkan pemeriksaan kesehatan dalam bakti sosial kali ini. Master Cheng Yen senantiasa berpesan, ada dua hal yang tidak boleh tidak dilakukan, berbakti kepada orang tua dan melakukan kebajikan. Inilah yang membuat semua orang begitu bersemangat dalam bersumbangsih dan menciptakan berkah. Adalah sebuah berkah dimana kita bisa bersumbangsih. Dengan mampu bersumbangsih, kita baru menyadari bahwa diri kita ini juga bermanfaat bagi orang banyak.

 
 

Artikel Terkait

Mengubah Empati Menjadi Aksi

Mengubah Empati Menjadi Aksi

05 Juni 2024

Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan kelas Budi Pekerti Tzu Chi dengan tema Mengubah Empati Menjadi Aksi pada tanggal 1 Juni 202, bertepatan dengan Hari Pancasila. Untuk lebih memahami dan mendalami, anak-anak juga diajak untuk melakukan kunjungan kasih.

Pentingnya Menyayangi Diri Sendiri

Pentingnya Menyayangi Diri Sendiri

05 April 2023

Kelas Budi Pekerti (Tzu Shao) di Tzu Chi Tanjung Balai Karimun selalu menghadirkan materi ajar yang tak pernah membosankan. Seperti pada kelas kali ini, materinya bertemakan Me Time.

Berbagi Paket Lebaran dan Takjil di Depok

Berbagi Paket Lebaran dan Takjil di Depok

11 April 2023

Relawan Tzu Chi komunitas Xie Li Depok menyalurkan 100 paket Lebaran dan Takjil untuk berbuka puasa kepada warga RW 14 di Kelurahan Depok, Jawa Barat.

Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -