Mengikis Rintangan Dengan Cinta Kasih

Jurnalis : Leo Rianto (Tzu Chi Medan), Fotografer : Leo Rianto (Tzu Chi Medan)

Relawan Tzu Chi Medan komunitas Titi Kuning mengunjungi Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) Nely dan anaknya Yenny yang menderita penyakit langka Takayasu Arteritis.

Relawan Tzu Chi Medan komunitas Titi Kuning, Aini Lidjaya dan Lindawati kembali mengunjungi kediaman salah seorang Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) yang bernama Nely (50) pada Sabtu, 4 Juni 2022. Nely pun menyambut kehadiran kedua relawan Tzu Chi Medan tersebut di depan rumahnya dengan baik.

"Ayo masuk! Yenny pasti senang bertemu dengan kalian lagi," tutur Nely.

Suami Nely sudah meninggal dunia 7 tahun yang lalu. Saat ini Nely hidup berdua dengan anak tunggalnya, Yenny (25). Nely tidak mempunyai penghasilan tetap dan selama ini hanya bergantung kepada anaknya. "Walau hidup sederhana, kami bahagia. Tidak disangka tiba-tiba hidup kami berubah setelah Yenny terserang penyakit langka, Takayasu Arteritis di pertengahan tahun 2019," cetita Nely.

Dalam kunjungan kasih ini, relawan memberikan semangat kepada Yenny yang terbaring di ranjang karena penyakit langka dan stroke.

Penyakit Takayasu Arteritis merupakan kondisi dimana pembuluh besar jantung gagal memompa darah ke seluruh tubuh dengan baik. Akibat kondisi ini, akhirnya Yenny terkena stroke sampai sekarang. Kondisi ini pun membuat Nely risau dan putus asa saat itu. Akhirnya Nely pun mencoba mangajukan bantuan ke Tzu Chi.

Beragam bantuan sudah diupayakan untuk kelangsungan hidup ibu dan anak ini, termasuk bantuan pendampingan. "Walau pelan, kami suka cita dengan segala proses pemulihan yang ada. Relawan komunitas lainnya sering mengunjungi mereka juga selama ini,” kata Aini Lidjaya.

Saat ini Nely pun sudah lebih tegar dalam menerima keadaan. Yenny sendiri juga sudah bisa makan tanpa selang. Walau masih lemah, terkadang Yenny sudah bisa duduk dengan dibantu. “Kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, yang terpenting adalah batin harus tenang. Selain bantuan materi, kami curahkan juga perhatian kepada mereka selama ini," tambah Aini Lidjaya.

Berbeda dari sebelumnya, kondisi Yenny sekarang sudah bisa duduk walaupun harus dibantu.

Menyadari kehidupan manusia yang tidak kekal dan pasti, para relawan Tzu Chi pun hadir di tengah komunitas masing-masing untuk bersumbangsih bagi yang membutuhkan. Bantuan yang diberikan bias dalam bentuk materi maupun pendampingan.

"Kehidupan manusia ini tidak luput dari cobaan dan penderitaan. Ketika kita hadir di dalam kehidupan mereka yang membutuhkan, sesungguhnya kita telah membantu mengikis rintangan hidup mereka dengan memupuk benih cinta kasih yang ada di dalam hati kita sendiri," kata Aini Lidjaya mengakhiri kunjungn kasih.

Editor: Arimami Suryo A.

Artikel Terkait

Terus Berharap untuk Kemandirian Wisnu

Terus Berharap untuk Kemandirian Wisnu

28 Oktober 2021

Sejak tahun 2015, Tzu Chi terus memberikan bantuan dan perhatian bagi Wisnu (penderita Cerebral Palsy Spastik Diplegia) serta bantuan bedah rumah bagi keluarganya.

Begitu Berartinya Sebuah Pacemaker

Begitu Berartinya Sebuah Pacemaker

23 Februari 2023

Kondisi jantung Arif Ngadianto (81) semakin membaik selepas operasi pemasangan alat pacu jantung, pacemaker, yang merupakan bantuan dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Meski ia hanya bisa terbaring karena tenaganya belum pulih, namun wajahnya tampak segar. Ia juga tak pernah pingsan lagi seperti sebelum-sebelumnya.

Sudah Bisa Tersenyum dan Melanjutkan Hidup

Sudah Bisa Tersenyum dan Melanjutkan Hidup

27 November 2020

Sebuah pen implan yang tampak seperti antena televisi terpasang di sepanjang kaki kanan Pita Rosita (24). Sembari duduk di kasur, ia membuka perban yang membalut kakinya tersebut dan pelan-pelan membersihkannya dengan cairan pembersih luka. “Sudah seperti perawat ya Pita, sudah terampil,” kata Beti Susanti, relawan Tzu Chi yang mengunjungi Pita pagi itu, Kamis 26 November 2020. 

Hadiah paling berharga di dunia yang fana ini adalah memaafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -