Mengingat Semangat Awal di Tzu Chi
Jurnalis : Nuraina (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Pieter Chang (Tzu Chi Medan)Tzu Chi Medan mengadakan Pelatihan Relawan Abu Logo Pertama pada 16 Oktober 2016. Pelatihan ini diikuti oleh 192 relawan dari Lhousemawe, Banda Aceh, Tebing Tinggi, Pematangsiantar, Kisaran, Lubuk Pakam, Binjai, dan Medan.
Yayasan Buddha Tzu Chi telah berdiri selama 50 tahun dan Tzu Chi Medan sendiri telah memasuki usia ke-15. Dalam jangka waktu yang begitu panjang, insan Tzu Chi tumbuh dan berkembang hingga kini sudah berdiri di 54 negara. Dengan yayasan yang semakin berkembang, relawan pun tumbuh subur bagaikan hutan rimba yang kaya akan sifat dan karakter.
Dengan pertumbuhan relawan yang tak kalah cepat, setiap kantor Tzu Chi di berbagai wilayah pun mengadakan berbagai pelatihan agar relawan dapat mengerti dan menjadikan ajaran Master Cheng Yen sebagai sarana pembinaan diri. Hal tersebut juga dilakukan oleh Tzu Chi Medan pada 16 Oktober 2016. Pelatihan yang diikuti oleh 192 relawan dari Lhousemawe, Banda Aceh, Tebing Tinggi, Pematangsiantar, Kisaran, Lubuk Pakam, Binjai, dan Medan ini merupakan pelatihan relawan abu logo pertama.
Relawan abu logo merupakan sebutan relawan dengan seragam abu berlogo yang merupakan pengganti dari seragam biru putih. Bentuk utama logo Tzu Chi di seragam abu-abu ini disimbolkan dengan 3 ruas bambu, yang melambangkan satu jumlah yang banyak, pohon bambu tumbuh dan berkembang dengan cepat ke atas dengan pohon yang rimbun, dan ke bawah berakar dalam serta tumbuh ke samping menumbuhkan rebung, jadi berarti dari satu benih akan tumbuh tak terhingga. Master Cheng Yen mengharapkan dengan logo tersebut, relawan dapat bersama memadukan kekuatan. Kekuatan ataupun ketulusan dari satu atau dua orang tidaklah cukup, maka diperlukan kekuatan atau ketulusan dari banyak orang. Bagaikan sebatang sumpit bambu, akan mudah dipatahkan, namun segenggam sumpit bambu tidak mudah dipatahkan.
Endang Kamal, relawan komite senior Tzu Chi Medan membawakan materi bertema Mengapa Harus Menjadi Murid Master?
Desnita, relawan komite senior Tzu Chi Medan membawakan materi Huei Jia De Lu dan Yi Nian Xin. Dengan berbagai materi yang dibawakan, relawan diharapkan dapat mengerti dan menjadikan ajaran Master Cheng Yen sebagai sarana pembinaan diri.
Antusias Relawan Dengan Seragam Baru
Semangat pelatihan terlihat di wajah relawan yang sejak pukul 6 pagi sudah hadir satu per satu untuk melakukan pendaftaran. Mereka lalu memasuki ruang baktisala untuk mengikuti Xun Fa Xiang (menghirup keharuman Dharma di pagi hari). Dengan menghirup semerbak harumnya Dharma di pagi hari, diharapkan relawan bisa semakin semangat mengikuti pelatihan dan membina diri.
Merry Sudilan, seorang relawan komite senior membuka acara pelatihan hari itu dengan menjelaskan makna seragam abu putih logo. Penggatian seragam dari seragam biru putih menjadi abu logo adalah untuk memperjelas status calon komite dan komite (memakai seragam biru putih logo). Kenapa di Tzu Chi ada perbedaan warna seragam? Semuanya ini adalah untuk membedakan besarnya tanggung jawab bukan perbedaan karena status jabatan. Para relawan yang dilantik menjadi calon komite akan lebih dekat dengan Master Cheng Yen karena dengan menjadi seorang calon komite akan mengembang tanggung jawab baru sesuai dengan visi dan misi Tzu Chi.
Makna pelatihan ini dirasakan banyak manfaatnya oleh relawan, seperti halnya Arfandy Chandra dari Lhokseumawe yang mengatakan, “Pelatihan kali ini kami mendapatkan banyak motivasi, banyak sharing yang mengetuk hati kami karena kadang kami lupa tekad awal kami menjadi relawan Tzu Chi.” Ia melanjutkan bahwa sharing dari salah satu relawan bisa mengingatkannya kembali akan semangat Tzu Chi. “Sharing Desnita Shijie tentang “Hui Jia de lu” sangat bagus, karena rumah Tzu Chi adalah rumah kita semua tetapi banyak dari kita, karena masalah sepele, tidak mau lagi ke Tzu Chi. Itu berarti lupa dengan rumahnya sendiri dan sama juga lupa dengan niat awalnya jadi murid Master,” tambahnya.
Hui Ni membawa Materi Penyederhanaan Klasifikasi Relawan Abu Putih Logo. Penggatian seragam dari seragam biru putih menjadi abu logo adalah untuk memperjelas status calon komite dan komite (memakai seragam biru putih logo).
Utami Deni dan sang suami, relawan Tzu Chi Tebing Tinggi merasa bersyukur karena bisa mengenal Tzu Chi dan menjadi murid Master Cheng Yen.
Hal yang sama juga dirasakan Utami Deni dari Tebing Tinggi. “Saya bersyukur karena mengenal Tzu Chi dan sangat bersyukur karena menjadi murid Master karena Tzu Chi banyak mengubah diri saya,” katanya. Melalui Tzu Chi ia belajar banyak dan merasa banyak perubahan yang dirasakan oleh keluarganya. “Saya dan suami sama-sama masuk Tzu Chi tahun 2009. Dulu saya orangnya pemarah, kalau sudah emosi bisa sampai sumpah serapah dan akhirnya saya bisa pingsan. Namun sejak saya dilantik jadi relawan biru putih 2013, saya sendiri merasa malu kalau sifat saya demikian. Sejak saat itu saya belajar menahan emosi dan sekarang karyawan saya bisa mengatakan kalau saya tidak pemarah lagi. Jadi menurut saya, di setiap pelatihan, kita akan mendapat banyak masukkan yang bisa mereview kembali diri kita sendiri,” tutur Utami.
Usai kegiatan, Indriani, koordinator pelatihan kembali mengingatkan bahwa materi demi materi diberikan oleh para relawan komite senior dan semua peserta pelatihan tetap semangat mengikuti pelatihan. “Walaupun persiapan pelatihan ini sangat berat karena ini pelatihan calon komite, jadi semua materi harus dipersiapkan dengan baik dan saya sebagai koordinator sangat bersyukur sekali karena semua panitia bersatu hati mempersiapkan pelatihan ini. Marilah kita bersama-sama mengingat kembali apa niat awal kita jadi murid Master Cheng Yen dan sudahkah kita melatih dan membina diri serta sudahkah kita bersumbangsih mengikuti jejak Master Cheng Yen, yaitu Demi Ajaran Buddha, Demi Semua Makhluk Hidup? Semua ini harus kita tanyakan pada diri kita sendiri dan jawabannya ada pada diri kita sendiri,” tutur Indriani.