Menginspirasi dengan Kabar Baik
Jurnalis : Willy, Fotografer : Willy
Peserta pelatihan dalam kelas video memperhatikan
arahan dari Chandra selaku tutor.
Pada hari Sabtu, 23 Agustus 2014 dilakukan Pelatihan Relawan Zhen Shan Mei (Dokumentasi) yang ke-5 (lima) di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk. Pendaftaran telah dibuka sejak pukul 1 siang. Tercatat 63 relawan Zhen Shan Mei menghadiri pelatihan ini.
Acara dimulai dengan menyanyikan Mars Tzu Chi dan pembacaan 10 Sila Tzu Chi oleh para peserta pelatihan. Acara dilanjutkan dengan mendengarkan ceramah dari Master Cheng Yen. Dalam ceramahnya, Master Cheng Yen menyoroti ketidakkekalan hidup. Selain itu, Master Cheng Yen juga mengapresiasi sumbangsih dan peran Relawan Zhen Shan Mei dalam mencatat sejarah insan Tzu Chi di seluruh dunia.
Setelah itu, CEO DAAI TV Indonesia, Hong Tjhin, berkesempatan membagikan pengalaman dan motivasi kepada para Relawan Zhen Shan Mei. Hong Tjhin menyoroti mengenai misi budaya humanis yang salah satunya adalah melindungi kehidupan. Hong Tjhin memberi contoh mengenai berita pemenggalan wartawan AS oleh anggota ISIS (Iraq and Syria Islamic State) yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan. Hong Tjhin juga mengkritik media arus utama lain yang berpegang pada budaya konsumtif. Lebih lanjut, media arus utama dikuasai oleh para pengiklan sehingga terus mendorong masyarakat ke arah yang konsumtif dan boros. “Jadi dunia ini yang penduduknya sudah lebih dari 7 milyar, hampir 8 milyar ini menanggung beban yang sangat besar dan nggak kuat lagi,” ujarnya. “Ingat dunia ini cukup untuk kebutuhan semua orang, tapi tidak cukup dengan keserakahan satu orang,” tegasnya.
CEO DAAI TV Indonesia Hong Tjhin memberikan motivasi kepada peserta pelatihan relawan Zhen Shan Mei agar dapat menghasilkan konten yang menginspirasi banyak orang.
Henry (kiri) menganalogikan berkah yang didapat relawan Zhen Shan Mei layaknya royalti.
Dalam kesempatan itu, diputar dua rekaman mengenai bagaimana tayangan berbudaya humanis yang ditayangkan DAAI TV dalam mengubah hidup seseorang. Dalam video pertama, seorang pembudidaya lobster air tawar tergugah oleh tayangan DAAI TV sehingga melepaskan seluruh lobster yang dipeliharanya ke alam bebas dan menutup bisnis budidaya lobsternya. Sedangkan dalam video kedua, tayangan DAAI TV mengisahkan tentang seorang wanita yang mengalami depresi dan berniat bunuh diri, namun mengurungkan niatnya setelah menyaksikan tayangan DAAI TV. Ceramah Master Cheng Yen berhasil menyadarkan wanita tersebut mengenai nilai kehidupan.
“Semoga para Relawan Zhen Shan Mei tidak menyerah dan tetap semangat menginsipirasi untuk melindungi kehidupan,” tutup Hong Tjhin.
Henry Tando
(berdiri) dalam kelas foto memberikan pemahaman pentingnya keterangan dalam
sebuah foto.
Para relawan dengan sungguh-sungguh memerhatikan apa yang disampaikan dalam kelas menulis yang tengah membedah artikel-artikel menarik dan inspiratif.
Setelah sesi sharing dari Hong Tjhin Shixiong, para Relawan Zhen Shan Mei dibagi dalam 3 kelas: teks, foto, dan video. Tepat pukul 3 siang seluruh kelas telah dimulai oleh para tutor. Henry Tando selaku tutor dalam kelas foto membawakan topik membuat keterangan foto (caption). Henry mengapresiasi para Relawan Zhen Shan Mei yang memiliki inisiatif meliput kegiatan-kegiatan Tzu Chi. Henry yang telah menjadi Relawan Zhen Shan Mei sejak tahun 2008 itu menegaskan pentingnya peran Relawan Zhen Shan Mei sebagai pencatat sejarah. Menurut relawan asal He Qi Utara itu, hasil yang didapatkan oleh relawan Zhen Shan Mei layaknya royalti.
Feranika (kanan) berharap para Relawan Zhen Shan Mei dapat tetap berjuang menjadi mata dan telinga Master Cheng Yen.
“Dengan tanpa sadar, kita bisa menginsipirasi orang bahwa kita sudah menampung karma baik. Itu bentuknya royalti, gitu loh. Kita hanya menulis satu artikel, dibaca satu orang, dia terinsipirasi, dia berubah. Dibaca lagi satu orang, terinsipirasi, dia berubah. Setiap kali ada orang yang berubah karena tulisan kita, kita sudah menghimpun karma baik,” tuturnya.
Salah satu peserta pelatihan Zhen Shan Mei kelas video, Feranika Husodo menerangkan setelah mengikuti lebih dari 5 kali pelatihan, dia menjadi lebih paham mengenai produksi sebuah video seperti pembuatan script, voice over, dan narasi. Wanita yang juga memiliki hobi fotografi itu mengungkapkan harapannya masuk dalam nominasi Zhen Shan Mei Award. Lebih lanjut, Feranika mengakui bahwa pekerjaan Zhen Shan Mei memiliki beban yang lebih dibandingkan relawan lain. Hal ini disebabkan waktu yang harus diberikan setelah acara sebagai tanggung jawab Relawan Zhen Shan Mei. “Jangan patah semangat, tetap lanjutkan apa yang harus kita lakukan sebagai mata dan telinga Master Cheng Yen,” tutur relawan yang juga sering terlibat dalam pengeditan video di He Qi utara itu.
Artikel Terkait
Barisan Pencatat Sejarah Tzu Chi Indonesia
04 Juli 2014"Ayo Menulis..."
14 Juli 2014 Dalam kesempatan ini disampaikan materi tentang bagaimana menulis untuk Media Tzu Chi. Semangat para peserta tampak terlihat dari cepatnya tugas-tugas praktik menulis yang dilakukan saat itu.Menginspirasi dengan Kabar Baik
25 Agustus 2014Pelatihan Relawan Zhen Shan Mei (Dokumentasi) yang ke-5 (lima) di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk. Pendaftaran telah dibuka sejak pukul 1 siang. Tercatat 63 relawan Zhen Shan Mei menghadiri pelatihan ini.