Mengisi Kemerdekaan dengan Cinta Kasih, Toleransi, dan Harmoni

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Anand Yahya, Arimami SA


April 2018, PBNU melakukan kunjungan ke Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi pusat di Taiwan.

Menyambut perayaan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75, Tzu Chi Talks pada 15 Agustus 2020 mengusung tema “Mengisi Kemerdekaan dengan Cinta Kasih, Toleransi, dan Harmoni.” Acara dipandu oleh Andre Zulman sebagai moderator, Haryo Suparmun membawakan opening Remarks, dengan menghadirkan Prof. Dr. H. Maksoem Machfudz, M. Sc dan Tjhin Hong Lin, M.B.A. sebagai narasumber.

Prof. Dr. H. Maksoem Machfudz adalah Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), sekaligus rektor Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia). Sementara Tjhin Hong Lin atau yang akrab disapa Hong Tjhin merupakan relawan Tzu Chi yang juga menjabat sebagai CEO DAAI TV Indonesia.

Mengawali Tzu Chi Talk, Prof Maksoem Machfudz menjabarkan jika Cinta negara atau nasionalisme adalah bagian dari iman. 

“Islam Nusantara adalah nilai agama yang melebur dengan budaya nusantara dan tidak bertentangan dengan syariat Islam. Islam Nusantara adalah Islam yang sinergi dengan semangat wathoniyyah (kebangsaan),” tuturnya kepada 277 partisipan yang hadir dan mengikuti Tzu Chi Talks secara online melalui ZOOM, Youtube, dan Facebook Tzu Chi Indonesia.


Pada 4 Juni 2018, PBNU dan Tzu Chi Indonesia menandatangani nota kesepahaman dalam bidang amal, pendidikan, dan pelestarian lingkungan.

Mengingat Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan PBNU memiliki tujuan yang sama, yakni cinta kasih dan kemanusiaan, maka pada Maret 2018, PBNU melakukan kunjungan ke Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Dari perjumpaan ini, akhirnya bergulir hingga kunjungan ke Yayasan Buddha Tzu Chi pusat di Hualian, Taiwan pada April 2018. Kunjungan tersebut memberikan kesan mendalam bagi Prof Maksoem Machfudz.

“Yang menarik adalah bagaimana kita bisa mengembangkan kerelawanan yang luar biasa untuk kemanusiaan dan cinta kasih. Hal ini membuat kita mencoba studi banding ke badan misi di Tzu Chi Pusat. Dan akhirnya terjalinlah kerjasama antara PBNU dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia,” jelas Prof Maksoem Machfudz dengan penuh antusias.


Peresmian Gedung baru Kampus UNUSIA pada 22 Oktober 2019 yang dibangun bersama Tzu Chi Indonesia.

Adapun dalam praktiknya, Prof Maksoem Machfudz menjelaskan selama pandemi Covid-19, PBNU dan Yayasan Buddha Tzu Chi saling bersinergi untuk menangani wabah dan membantu masyarakat yang terdampak.

“Sampai ujung hari ini, kita membangun partnership dengan Tzu Chi, luar biasa.  Dalam penanganan Covid, mulai dari bantuan sosial, bantuan sembako, bantuan alat medis. Itulah hasil dari silatur-Arham, silatur-Afkar, kemudian silatur-Amal, InsyaAllah itu akan abadi. Inilah cara kami mengisi kemerdekaan,” ucap Prof Maksoem Machfudz dalam rangka menyambut hari raya kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75.

Wujudkan Niat Baik yang Ada dengan Segera


Hong Tjhin (kanan) bersama Perwakilan IRTI Bangun Jaya dalam Penandatanganan kerjasama program doctoral di UNUSIA pada 14 Maret 2019

Berbicara tentang mengisi kemerdekaan, Hong Tjhin memaknai sebuah kemerdekaan sama seperti anugerah. Menurutnya, jika berbicara mengenai konteks berkah atau anugerah, sebagai manusia hendaknya bersyukur, menyadari berkah tersebut, dan menghargai, karena jika berbicara mengenai kemerdekaan, di Indonesia sendiri, ternyata masih banyak orang -orang yang masih belum merdeka dari kemiskinan, dan pelayanan kesehatan.

Oleh karena itu kata kunci berikutnya adalah menciptakan berkah kembali, seperti yang tercantum dalam Kata Perenungan Master Cheng Yen, “Manusia hendaknya menyadari, menghargai dan menciptakan berkah kembali”.

“Ini kata kuncinya menciptakan berkah kembali dengan mengisi kemerdekaan dengan melakukan kebajikan, dengan cinta kasih, dengan toleransi, dan harmoni, bergotong royong untuk membangun bangsa ini,” ungkap Hong Tjhin.


Prof. Dr. H. Maksoem Machfudz, M. Sc menerangkan jika semangat kerelawanan yang berlangsung di Tzu Chi kini mulai ditularkan dalam lingkungan kader PBNU, sehingga rasa cinta kasih, gotong royong, dan toleransi bisa termunculkan.


Pembagian Paket Cinta Kasih untuk warga sekitar kampus UNUSIA di Desa Tegal Jampang Hambulu, Kabupaten Bogor pada 19 Mei 2019.


Hingga Selasa, 18 Agustus 2020, tercatat sebanyak 2,3 ribu orang menyaksikan tayangan Tzu Chi Talk ini via Facebook Tzu Chi Indonesia (Online dan Offline).

Hong Tjhin juga menjelaskan jika di dalam Tzu Chi sendiri, juga mengenal istilah jika kita semua yang hidup di bumi ini adalah satu keluarga. Meski kita berbeda agama, ras, dan suku tetapi seperti yang Master Cheng Yen tekankan jika di dalam diri setiap insan, ada bibit cinta kasih yang perlu dibangkitkan.

“Jangan terlalu banyak pikir, asalkan ada niat baik, ‘Just Do It’. Kita selalu yakin jika maksud kita baik, kita lakukan, kita belajar, kita tumbuh kembangkan cinta kasih juga kebijaksanaan kita. Mengisi kemerdekaan, asalkan itu baik, maka lakukan saja,” ajak Hong Tjhin menutup sharingnya kepada seluruh partisipan yang menyaksikan.

 

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -