Mengobarkan Semangat Cinta Kasih

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati

foto
Di sela-sela kegiatan sosialisasi relawan Tzu Chi pada tanggal 18 Februari 2014, insan Tzu Chi Jakarta mengajak para relawan yang hadir untuk bersama-sama memperagakan bahasa isyarat tangan “Satu Keluarga”..

Hari ini, 18 Februari 2014, Tzu Chi mengadakan sosialisasi relawan untuk menggalang para Bodhisatwa dalam penyaluran korban banjir. Bukan hanya penggalangan Bodhisatwa di wilayah Kecamatan Cluwak ini, namun juga membangkitkan kembali relawan Tzu Chi Pati yang dulunya pernah berjalan dengan baik. Respon positif pun datang dari peserta yang hadir. Salah satunya Kasmini. Wanita perawakan kecil berambut ikal pendek memakai seragam relawan abu dengan penuh semangat dan sukacita memasuki pintu masuk Vihara Asoka Maura, Plaosan, Cluwak, Pati.

Ia langsung menyapa dan menghampiri para relawan Tzu Chi Jakarta yang singgah di Kota Pati untuk bersumbangsih memberikan bantuan kepada warga korban banjir di wilayah ini. Kasmi, sapaan akrabnya memberikan sambutan hangat kepada semua relawan yang hadir saat itu.

Ia merupakan relawan Tzu Chi Pati yang telah bersumbangsih untuk warga daerah kelahirannya sejak tahun 1999 dimana pada tahun ini pula Tzu Chi Pati telah bertunas benih-benih Bodhisatwa dalam membantu sesama yang membutuhkan. Kasmi mengenal Tzu Chi dari seorang relawan Tzu Chi Pati yang menjadi koordinator dalam peyaluran bantuan di Pati. Bahkan ia sendiri sudah tiga kali mengikuti training relawan di Jakarta. “Saya diajak ikut training di Jakarta. Terus bantu urus anak asuh dan pasien-pasien bantuan Tzu Chi,” ujar ibu dua anak ini.

Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah berkiprah memberikan bantuan di Pati telah menelurkan tunas-tunas Bodhisatwa telah bersumbangsih kepada masyarakat daerah basis pertanian ini dalam mengurangi beban bagi mereka yang membutuhkan. Hingga pada tahun 2012, Tzu Chi Pati sempat vakum dalam berkontribusi di Pati. Fase vakumnya kegiatan Tzu Chi di Pati membuat para relawan Pati merasa kehilangan. Bahkan Kasmi merasakan kerinduan dengan kegiatan-kegiatan Tzu Chi yang pernah dilakukannya. “Ada kangen untuk kegiatan Tzu Chi. Bisa antar pasien, bantu urus anak asuh,” ungkap relawan asal Karangsari, Godang, Cluwak ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Kasmini (tiga dari kiri) mengaku merindukan saat-saat dimana ia bisa bersumbangsih melalui Tzu Chi. ia berharap Tzu Chi diPati bangkit kembali (kiri).
  • Salah satu relawan membantu mendata nama-nama relawan baru yang siap membantu saat pembagian bantuan korban banjir nantinya (kanan).

Kerinduan untuk bersumbangsih kembali di kegiatan Tzu Chi membuat dirinya memutuskan untuk mengikuti acara sosialisasi relawan sebelum terjun membagikan bantuan banjir di dua wilayah di Pati yang tergenang banjir saat itu. “Saya ingin ikut serta membantu warga yang membutuhkan,” papar Kasmi lugas. Wanita yang sehari-harinya menjadi seorang ibu rumah tangga ini bahkan menitipkan anak bungsunya yang berusia enam bulan kepada ibunya agar bisa mengikuti acara sosialisasi relawan ini. Keluarga yang selalu memberikan dukungan dia untuk terus bersumbangsih di Tzu Chi membuatnya semakin mantap memilih Tzu Chi sebagai payung dalam melakukan kebajikan. “Ingin bangkit kembali untuk mewujudkan cita-cita agar bisa membantu banyak orang,” ungkap istri petani ini. Ia pun berharap agar Tzu Chi di Pati bisa bangkit kembali seperti semula.

Menularkan Pelita Hati Kepada Orang Lain
Apa yang diharapkan oleh relawan Tzu Chi Pati ini juga merupakan harapan relawan Tzu Chi. Lo Hok Lay, relawan Tzu Chi Jakarta berjodoh kembali dengan para relawan Tzu Chi Pati setelah Pati mengalami jeda. Hok Lay sudah dua kali menjalin jodoh bersama relawan Tzu Chi Pati pada tahun 2008 lalu dan ketika memberikan bantuan bencana letusan Gunung Merapi. Sebelum menyalurkan bantuan kepada para warga korban bencana banjir, Hok Lay memberikan gambaran bahwa membantu orang lain juga membantu diri sendiri. “Kita membantu orang lain bukan hanya sekedar membantu tetapi disertai ketulusan dan cinta kasih saat memberikan barang-barang untuk mereka,” ujar relawan komite ini.

foto  foto

Keterangan :

  • Sebelum kegiatan sosialisasi dimulai, para relawan Tzu Chi dari Jakarta maupun relawan setempat bersama-sama menulis data pada setiap kupon penerima bantuan (kiri).
  • Hok Lay memberikan semangat bersumbangsih kepada relawan yang hadir dalam kegiatan sosialisasi relawan di Vihara Asoka Maura, Plaosan, Cluwak, Pati (kanan).

Dalam sosialisasi relawan ini, Hok Lay mengatakan bahwa semangat cinta kasih harus ditebarkan dimana-mana. Baginya pelita hati harus ditularkan untuk pelita hati orang lain. Maka dari itu, dengan kegiatan sosialisasi dan kegiatan bagi bantuan nantinya bisa menumbuhkan kembali tunas-tunas Bodhisatwa penuh welas asih di Pati. Kegiatan bagi bantuan korban bencana banjir yang melibatkan relawan Pati ternyata mengundang simpatik para relawan. Sehingga sebanyak 70 relawan di Pati baik relawan baru ataupun relawan lama telah mengikuti acara dengan baik. “Saya senang dan terharu bahwa mereka terus mempunyai semangat, semangat Tzu Chi dan hati Bodhisatwa masih ada di mereka,” ungkap Hok Lay. “Setelah sempat vakum sebentar, dengan momen ini, relawan Pati bisa semangat kembali, mengobarkan kembali cinta kasih untuk membantu orang lain seperti dulu lagi bahkan lebih baik dari yang dulu,” harapnya.

Harapan demi harapan telah mengalir  di setiap insan Tzu Chi agar tumbuh dan berkobar kembali semangat cinta kasih yang mereka bina selama ini. Semoga jodoh baik terus terjalin dan benih-benih Bodhisatwa bangkit kembali dan terus berkembang bersumbangsih untuk daerah sendiri.


Artikel Terkait

Relawan Pemerhati: Menjadi Relawan yang Melayani dan Serba Bisa

Relawan Pemerhati: Menjadi Relawan yang Melayani dan Serba Bisa

03 Juni 2022

Laksmi Widyastuti, relawan komite Tzu Chi sekaligus juga relawan pemerhati di Tzu Chi Hospital aktif melakukan berbagai hal untuk melayani pasien bersama relawan pemerhati lainnya.

Pasukan Daur Ulang Tzu Chi di Car Free Day

Pasukan Daur Ulang Tzu Chi di Car Free Day

05 Juni 2014 Dalam rangka memperingati hariTzu Ching sedunia, 8 anak muda dari Tzu Ching bergandeng tangan bersama 21 anak-anak Tzu Shao untuk melakukan Sosialisasi Pelestarian Lingkungan yang bertemakan “Pelestarian Lingkungan bagai Mentari tak terbenam”.
Kasih Ibu Tiada Tara

Kasih Ibu Tiada Tara

26 Juli 2017

Kasih ibu tiada tara, demi sang buah hati ia rela mengorbankan segalanya: waktu, uang, tenaga, dan bahkan kehidupannya. Demi merawat sang buah hati Nova Ambar (27) yang berkebutuhan khusus, Suparmi mesti menahan diri untuk bisa bepergian, beraktivitas, dan bahkan sekadar untuk melepaskan kejenuhan.

Sikap mulia yang paling sulit ditemukan pada seseorang adalah kesediaan memikul semua tanggung jawab dengan kekuatan yang ada.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -