Suasana akrab dan tawa mewarnai perbincangan dalam kelompok Levina dan Aditya (relawan tunas), Cindy Tanuwidjaja dan Neneng (relawan abu putih) dan Fitri (relawan kembang).
Sebanyak 40 peserta yang terdiri dari relawan seragam, relawan kembang, dan relawan tunas hadir di acara gathering untuk menjalin keakraban dan menjaga jalinan jodoh baik antarrelawan. Gathering relawan Tzu Chi komunitas Xie Li Bogor tersebut berlangsung pada Sabtu, 22 Juli 2023 di kawasan wisata alam Kopi Nako Kebon Jati Cipayung Bogor. Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB tersebut diisi dengan perkenalan relawan, bedah buku, dan beberapa permainan.
Dibuka dengan sambutan dari Lie Sioe Ing sj (Inge) selaku Ketua Xie Li Bogor. ”Senang sekali kita semua bisa berkumpul hari ini di acara gathering. Sebenarnya gathering ini telah lama direncanakan namun tertunda karena banyaknya kegiatan. Semoga dapat menjalin keakraban di antara para relawan baik yang lama maupun yang baru. Gan en atas sumbangsih Shixiong dan Shijie dalam menggarap ladang berkah bersama di Tzu Chi Bogor.”
Perkenalan dan sharing kesan-kesan relawan yang menjalankan misi amal, kesehatan, pendidikan dan budaya humanis.
Mewariskan semangat kereta lembu putih menjadi tema bedah buku kali ini. Dibawakan oleh Lie Ay Ling, para relawan diajak mengingat dan memahami kembali ajaran Jing Si. Mengetahui teori dilanjutkan dengan giat mempraktikkan ajaran dalam Mazhab Tzu Chi. Dengan praktik dan pelatihan diri akan menimbulkan kebijaksanaan dalam diri setiap relawan.
“Perlu kerjasama dalam menjalankan empat misi dan delapan jejak Dharma Tzu Chi. Di setiap komunitas atau organisasi gesekan pasti selalu ada di antara anggota. Master Cheng Yen menyampaikan di salah satu kata perenungan, pada saat menghadapi persoalan utamakan akal sehat ketimbang faktor perasaan. Sedangkan dalam menjalin hubungan dengan sesama gunakanlah perasaan sebagai landasan utama. Semua kembali ke niat awal bergabung di Tzu Chi,” tutur Lie Ay Ling.
Selama ini mungkin hanya tahu nama relawan di grup komunitas. Melalui gathering, relawan bisa saling berkenalan. Beberapa relawan lama karena berhalangan tidak bisa ikut kegiatan selama ini, menyempatkan diri untuk hadir. Salah satunya Waiduryawati yang akrab dipanggil Giok. Karena kondisi kesehatan membuatnya berhalangan ikut dalam kegiatan komunitasnya.
“Bisa ikut gathering kali ini luar biasa, Shixiong dan Shijie menyambut hangat dan tulus membantu. Padahal sudah lama enggak bantu apa-apa dan kemampuan fisik juga terbatas. Merasa terharu, terhibur bisa ketawa. Yang pasti senang ada teman-teman yang baik,” kesan yang diungkapkan Giok yang hadir ditemani kakaknya Neneng, yang juga relawan Tzu Chi.
Waiduryawati (relawan-baju coklat) merasa senang dapat hadir di gathering kali ini. Ia bisa mengikuti permainan, bertemu kembali dan tertawa bersama relawan lainnya.
Pada kesempatan ini, Lie Sioe Ing memperkenalkan relawan yang bersumbangsih dan kesan - kesan dalam menjalankan misi Tzu Chi selama ini. Beberapa kegiatan yang telah dijalankan komunitas di misi amal antara lain memberikan bantuan biaya hidup, pengobatan, anak asuh, bantuan bencana kebakaran dan banjir. Ada juga penuangan koin cinta kasih, kunjungan kasih ke panti asuhan dan panti jompo, dan secara berkala kepada Gan En Hu. Lalu mengadakan baksos pengobatan umum dan degeneratif, kegiatan donor darah di misi kesehatan.
Di misi pendidikan, relawan melakukan kegiatan daur ulang dan sosialisasi tentang pelestarian lingkungan. Latihan isyarat tangan dan bedah buku juga digelar untuk misi budaya humanis. Lie Sioe Ing mengharapkan relawan tidak hanya bersumbangsih di satu misi saja. Diharapkan dapat mengikuti setiap kegiatan dari empat misi yang ada dengan begitu bisa lebih banyak melatih dan membina diri.
Selain mengisi acara ramah tamah dengan permainan, Jerry Augustinus Hongrius (relawan) mengajak relawan melipat kertas yang di setiap lipatan kertas ditulis 4 misi Tzu Chi sebagai kenang-kenangan acara hari itu.
Acara ramah tamah diisi dengan permainan yang dipandu oleh Jerry. Relawan dibagi dalam beberapa kelompok untuk bisa saling berbincang menjalin keakraban. Suasana seru dan tawa sukacita mewarnai sesi permainan. Di setiap permainan dibutuhkan kerjasama untuk menyelesaikannya. Sama halnya dengan misi - misi Tzu Chi yang memerlukan kerjasama dan sukacita relawan dalam menjalankannya.
Relawan tunas yakni Aditya, Levina, dan Cindy Septiana juga ikut berpartisipasi memandu permainan setelah acara makan siang. Ada permainan tebak gaya dan kuis seputar pengetahuan umum. Para relawan dengan semangat dan saling berlomba menjawab setiap pertanyaan yang dilontarkan. Acara gathering selesai pukul 14.00 WIB.
Foto bersama relawan peserta gathering yang diikuti 40 peserta.
Tekad untuk menapaki jalan sebagai relawan Tzu Chi di sebuah komunitas kadang mengalami pasang surut. Kadang disebabkan kendala waktu, kondisi keluarga, kesehatan, persoalan yang timbul di komunitas dan hubungan antarrelawan itu sendiri. Melalui gathering ini diharapkan dapat menjaga tali kekeluargaan dan jalinan jodoh baik yang sudah ada selama ini. Membangkitkan kembali niat awal dan semangat kereta lembu putih, bersama-sama berlatih membimbing diri sendiri dan juga semua mahkluk hidup yang lain.
Editor: Khusnul Khotimah