Mengobati Dengan Sentuhan Hangat Cinta Kasih

Jurnalis : Rianto Budiman (He Qi Pusat), Fotografer : Robby Lulianto (He Qi Pusat)

foto
Gambaran seperti ini dengan mudah kita jumpai dalam setiap kegiatan Tzu Chi, terutama dalam baksos kesehatan, karena ini adalah bagian dari budaya humanis Tzu Chi.

Pemandangan yang tidak seperti biasanya terlihat di kantor sekretariat RW 07 Kelurahan Pademangan Barat pada hari Minggu, 23 Maret 2014.  Jalan di depan kantor didirikan dua buah tenda biru, di bawah tenda tersusun puluhan kursi, satu meja pendaftaran dan satu meja tempat menjelaskan obat yang diterima oleh pasien. Sedang halaman kantor disulap menjadi tempat penyelenggaraan sebuah kegiatan baksos kesehatan; 1 meja tempat pemeriksaan tekanan darah, berat badan dan gula darah, 3 meja tempat pemeriksaan oleh dokter serta satu meja penerimaan resep dari dokter atau apotik.

Logo dan tulisan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang terdapat pada tenda biru dan banyaknya relawan yang berseragam biru putih, abu putih dan ada pula yang mengenakan rompi Tzu Chi memastikan bahwa baksos kesehatan untuk lansia (orang lanjut usia) itu, khususnya untuk warga RW 07 kelurahan Pademangan Barat  diselenggarakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Baksos kesehatan untuk para lansia ini merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan oleh para relawan Tzu Chi komunitas Xie Li Pademangan. Baksos kali ini didukung oleh 17 orang relawan Tzu Chi, 5 orang dokter, 5 orang apoteker dan 2 orang perawat, berlangsung dari pukul 8 pagi hingga sekitar pukul 12 siang, telah berhasil memeriksa sebamyak 141 pasien lansia. Baksos dimulai dengan kata sambutan dari Kaswanto Shixiong yang menjadi koordinator kegiatan ini, dilanjutkan oleh Bapak Sudi Haryanto selaku ketua RW 07. Ia menjelaskan bahwa RW 07 yang terdiri dari 17 RT, 2650 KK (kepala keluarga) tercatat dihuni oleh sekitar 8000 warga yang 30 persennya merupakan lansia. Selain mengucapakan terima kasih dan penghargaan kepada Tzu Chi, beliau juga menyatakan bahwa Tzu Chi dengan berbagai programnya seperti baksos kesehatan, bedah rumah, pembagian beras dan sebagainya telah sangat dikenal dan dirasakan manfaatnya oleh warga di kelurahan Pademangan Barat, khususnya warga di RW 07. Beberapa warga RW 07 bahkan telah bergabung menjadi relawan Tzu Chi seperti Agus Shixiong dan Suryana Shixiong.

foto  foto

Keterangan :

  • Seorang relawan menuntun seorang nenek menuju kursi untuk menunggu giliran pemeriksaan oleh dokter (kiri).
  • Pada saat menunggu giliran pemeriksaan dokter, relawan Tzu Chi mencoba berinteraksi dengan pasien dengan mengajak mereka berbincang (kanan).

Mendampingi Pasien
Ciri khas dari setiap baksos kesehatan yang diselenggarakan oleh Tzu Chi adalah pendampingan dari para relawan Tzu Chi terhadap pasien. Di mulai dari meja pendaftaran, para pasien diberi no urut kemudian ke meja pengukuran tekanan darah dan berat badan, relawan dengan ramah menanyakan keluhan pasien dan mencatatnya. Para dokter Tzu Chi dalam baksos ini juga tidak hanya sekadar memeriksa pasien dan menuliskan resep, tetapi dengan penuh kesabaran mendengarkan keluhan pasien lalu memberikan penjelasan yang cukup atas kondisi kesehatan pasien.

Seorang warga bernama Ilin (57) hanya mengeluh sering kesemutan pada bagian kakinya, ternyata dalam pemeriksaan kadar gula darahnya adalah 386. Dokter Andreas yang memeriksa ibu ini segera memberi penjelasan bagaimana mengatur pola makanannya serta bahaya dari penyakit kencing manis. Dijelaskan oleh dokter Andreas bahwa kadar gula darah yang tinggi berbahaya bagi kesehatan mata, dapat menjadi penyebab katarak bahkan kebutaan, penyempitan pembuluh darah yang berakibat penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan kaki diabetes sehingga harus diamputasi. Sedang di meja lainnya terdengar dokter Luman sedang menjelaskan olahraga ringan yang masih dapat dilakukan oleh pasien yang sedang diperiksanya.

foto  foto

Keterangan :

  • Alih-alih menyuruh pasien berbicara lebih keras, seorang dokter anggota TIMA ini mendekatkan wajahnya untuk dapat mendengar lebih jelas apa yang diucapkan oleh sang pasien (kiri).
  • Penjelasan tentang cara pemakaian obat yang diterima oleh pasien dijelaskan kepada setiap pasien dengan cukup rinci (kanan).

Pada meja pengambilan obat pun pasien dijelaskan dengan saksama tentang cara pemakaian obat. Untuk para pasien yang memerlukan rujukan, diberi tanda huruf R pada resep oleh dokter yang memeriksa mereka. Ada seorang relawan yang mencatat nama pasien, alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi dari pasien yang memerlukan rujukan atau penanganan  lebih lanjut. Untuk pasien penderita katarak misalnya, mereka akan dihubungi pada saat Tzu Chi mengadakan baksos pengobatan katarak; sedang untuk pasien dengan penyakit tertentu akan diserahkan ke bagian kasus Tzu Chi untuk dapat ditindaklanjuti.

Seperti dalam setiap baksos kesehatan Tzu Chi, dalam baksos inipun kita dengan mudah akan mendapatkan gambar-gambar di mana para relawan Tzu Chi yang masih muda menuntun para lansia ibarat menuntun orang tua mereka sendiri. Para dokter, perawat dan tenaga paramedis Tzu Chi dengan sepenuh hati menangani para pasien sebagai manusia seutuhnya bukan hanya sekadar obyek atau no urut belaka. Master Cheng Yen seringkali mengatakan bahwa sentuhan hangat penuh cinta kasih adalah obat yang paling mujarab bagi orang yang sedang sakit.


Artikel Terkait

Meneladani dan Mempraktikkan Ajaran Guru

Meneladani dan Mempraktikkan Ajaran Guru

18 April 2018
Salah satu pengisi materi Training Relawan Abu Putih ke 2 di komunitas relawan He Qi Utara 2, Wie Sioeng, berbagi semangat serta keyakinannya terhadap ajaran Master Cheng Yen dalam hal-hal sederhana.
Berbagi Kasih Melalui Pembagian Paket Imlek

Berbagi Kasih Melalui Pembagian Paket Imlek

30 Januari 2019
Menyambut Tahun Baru Imlek 2019, Yayasan Buddha Tzu Chi Lampung akan mengadakan pembagian paket Imlek. Sebanyak 237 paket dibagikan. Adapun isi paket adalah beras 5 kg, minyak goreng 1 liter, gula 1 kg, biscuit 1 kaleng, 1 kue Tutun, dan 4 bks bihun jagung. 
Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -