Mengobati dengan Tulus
Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan, Rangga Setiadi (Tzu Chi Bandung)Relawan Tzu Chi Bandung memberikan hiburan berupa nyanyian isyarat tangan "Satu Keluarga" kepada para peserta baksos kesehatan. |
| ||
Bakti sosial kesehatan tersebut tidak hanya melibatkan Tzu Chi dan Polda Jabar saja, tetapi didukung oleh BKKBN ( Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional ), dan Jasa Raharja. Selain bersyukur atas terselenggaranya baksos kesehatan ini, Herman Widjaja selaku Ketua Tzu Chi Perwakilan Bandung, tak lupa menjelaskan visi misi Tzu Chi. “Ini merupakan hubungan yang baik antara yayasan kita (Buddha Tzu Chi) dengan kepolisian. Karena mereka juga peduli pada rakyat terutama bagi mereka yang membutuhkan, jadi momen ini tepat sekali dalam memperingati HUT Bhayangkara ke 64. Ini merupakan kerjasama kita untuk kesekian kalinya dengan Polda Jawa Barat, dan juga mudah-mudah hubungan baik dengan Tzu Chi ini, bisa berkelanjutan sehingga dimana polisi betul-betul bisa meningkatkan citra mereka di mata masyarakat,” ujar Herman Widjaja. Bakti sosial yang diadakan di daerah Kiaracondong, melibatkan 147 relawan Tzu Chi Bandung, dan berhasil memberikan pelayanan kesehatan kepada 750 pasien (466 pengobatan pasien umum, 112 pengobatan pasien anak, 67 pengobatan gigi, 51 khitanan masal, 52 pasien KB (Keluarga Berencana), dan 2 pasien bibir sumbing).
Ket : - Baksos pengobatan ini berhasil melayani 750 pasien diantaranya 466 pengobatan pasien umum, 112 pengobatan pasien anak, 67 pengobatan gigi, 51 khitanan masal, 52 pasien KB (Keluarga Berencana) dan 2 pasien bibir sumbing. (kiri) Cinta Kasih Bagi Warga Kiaracondong Saat acara bakti sosial kesehatan sedang berlangsung, Brigjen. Pol. Drs. Sutarman H.Hum selaku Kapolda Jabar beserta rombongan, meninjau lokasi pengobatan yang didampingi oleh relawan Tzu Chi Bandung, sesaat setelah dibukanya kegiatan bakti sosial kesehatan. Bakti sosial ini mendapatkan tanggapan yang positif dari Kapolda Jabar. Ia menuturkan hubungan Polda Jabar, dan Tzu Chi akan terus berlanjut untuk mengadakan kegiatan kemanusian. “Kita akan turun, bahkan akan turun ke daerah-daerah yang mana perlu bantuan kesehatan, dan batuan lain. Perkembangan penduduk kita terjadi pada kantong-kantong kemiskinan maka kita akan turun untuk ikut membantu masyarkat kita ber-KB dengan gratis. Sehingga jumlah penduduk kita bisa diatur, dan kita akan menghasilkan penduduk yang mempunyai kualitas unggul,” ujarnya. Herman Widjaja selaku ketua Tzu Chi Bandung, mengutarakan kegiatan seperti ini akan terus berlanjut, dan tidak hanya dilakukan untuk memperingati hari-hari tertentu saja. ”Sangat positif tanggapannya, dan ada keinginan untuk meneruskan kerjasama ini, berkesinambungan kedepannya. Mungkin dalam menanggulangi bencana bilamana terjadi, serta kegiatan-kegiatan yang sifatnya sosial itu sangat mendapatkan tanggapan positif. Juga dari BKKBN yang mana kita juga pernah mengadakan kerjasama dengan mereka dalam bencana tsunami di pangandaran beberapa waktu lalu, mereka sangat mengharapkan jalinan kerjasama dengan kita, jadi ini suatu hal yang sangat baik,” ungkap Herman Widjaja. Disetiap bakti sosial kesehatan, para relawan medis sangat berantusias untuk menjadi bagian dari bakti sosial kesehatan. Peran mereka sangat penting, karena tidak hanya memeriksa para pasien saja tetapi menolong pasien dengan penuh cinta kasih yang tulus.
Ket: - Untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat, tanggal 27 Juni 2010, Tzu Chi Bandung bekerja sama dengan Polda Jabar mengadakan baksos kesehatan. (kiri). Ade, seorang relawan medis dari Tzu Chi terlihat bersemangat setiap ada pasien yang datang kepadanya. Dengan penuh cinta kasih, ia menangani para pasien. ”Ibu sakit apa? Ibu dateng ke sini sama siapa?” Kalimat itulah yang selalu dilontarkan kepada pasien yang ditanganinya. Berbagai keluhan pasien seperti sakit kepala, pegal-pegal, hipertensi, batuk, dan pilek ia tangani dengan hati-hati dan penuh ketulusan. ”Pasiennya cukup komperatif, dan pelayanannya juga bagus,” ujarnya. Menurutnya, kegiatan seperti ini harus terus berlanjut karena masih banyak orang yang membutuhkan pengobatan secara gratis. ”Semoga dilanjutkan karena ini sebuah karya, lagian di Indonesia banyak juga yang butuh bantuan. Tadi juga ada pasien yang ngga punya uang atau punya masalah lain, jadi dia ngga bisa datang ke kesehatan (tempat-tempat pengobatan-red). Jadi baksos kaya gini harus sering diadakan,” harapnya. Keceriaan yang Tak Ternilai Kegiatan bakti sosial ini sangatlah berarti, karena penyakit yang selama ini mereka derita akhirnya mendapatkan kesembuhan. ”Lebih ditingkatkan lagi untuk masyarakat, karena sekarang banyak orang yang tidak mampu. Jangankan ke dokter, untuk bayar yang lain, dan makan saja susah. Kalau ada kaya gini (baksos kesehatan) ya, sangat membantu,” harapnya. Kebahagiaan pun dirasakan pula oleh Hj. Ebod Rochmulyati, seorang relawan Tzu Chi Bandung. Ia sangat bersemangat melayani para pasien. ”Acara ini bagus. Demi kemajuan masyarakat supaya sehat, kita semua sama-sama membantu,” ujarnya. | |||
Artikel Terkait
Tekad Kuat Mengalahkan Segala Hambatan
29 Oktober 2014 Awal kedatangan Liu Su Mei ke Indonesia bersama suami pada 1992, karena ingin mendirikan pabrik sepatu yang saat itu sedang berkembang. Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki potensi cukup besar. Saat itu meskipun berasal dari Taiwan, Ia mengaku belum mengenal Tzu Chi dengan baik. Perkenalannya dengan Tzu Chi dimulai saat bertemu dengan salah satu relawan Tzu Chi yang tengah berada di Indonesia, Liang Cheung.Pelestarian Lingkungan Plus di Taman Aries
05 April 2017Meringankan Duka Warga Terdampak Kebakaran di Kelurahan Manggarai
22 Agustus 2024Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia membantu meringankan duka warga korban kebakaran di Kelurahan Manggarai dengan memberikan 888 paket bantuan kebakaran bagi warga di pengungsian, Rabu, 21 Agustus 2024.