Mengubah Duka Pengungsi Menjadi Sukacita

Jurnalis : Ruth Putryani Saragih (Tzu Chi Cabang Sinar Mas), Fotografer : LM Rizal, Moses Silitonga (Tzu Chi Cabang Sinar Mas)

Relawan Tzu Chi memberikan bantuan sembako kepada para pengungsi dengan penuh sukacita dan rendah hati.

Hari raya Idul Fitri yang penuh berkah telah berlalu. Warga yang merayakannya di kampung halaman, sebagian besar juga sudah kembali ke Jakarta. Bahagia serta penuh cerita, itulah yang mereka rasakan. Namun, kebahagiaan yang dirasakan oleh warga yang berkesempatan pulang ke kampung halaman ini berbanding terbalik dengan yang dirasakan para pengungsi yang kini tinggal di Indonesia. Bahkan para pengungsi ini sudah lupa bagaimana rasanya kumpul bersama ayah, ibu, dan sanak saudara.  

Trauma serta kesedihan jauh dari keluarga yang dirasakan pengungsi turut dirasakan oleh relawan Tzu Chi. Karena itu relawan Tzu Chi berupaya menghibur mereka. Selama tiga hari, tepatnya dari tanggal 3-5 Juli 2017, sebanyak 41 relawan Tzu Chi berbagi kebahagiaan kepada 255 pengungsi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Bertempat di kantor Church World Service, sebuah lembaga kemanusiaan dan pemberi bantuan untuk pengungsi internasional, para pengungsi menerima bantuan sembako, seperti beras, dan juga sirup. Relawan juga mengajak mereka bernyanyi lagu Satu Keluarga. Bahagia serta haru pun terpancar dari wajah mereka.

Kebahagiaan para penerima bantuan sesaat setelah dikunjungi oleh relawan Tzu Chi.

doc tzu chi

Relawan mengajarkan lagu Satu Keluarga agar para pengungsi selalu ingat bahwa Tzu Chi adalah keluarga mereka.

Melihat para pengungsi begitu terhibur, Mitha, salah seorang relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas larut dalam keharuan. 

“Sedih tapi juga senang bisa membantu mereka. Sedih karena mereka tidak bisa ikut merayakan Lebaran bersama keluarga di negara asal mereka, tapi bahagia karena Tzu Chi bisa membantu meringankan dan menghapus duka mereka,” ungkap Mitha.

Seperti dalam Kata Perenungan Master Cheng Yen menyebutkan, “Bencana membuat hati kita menjadi pilu dan prihatin. Hanya cinta kasih yang mampu mengubah kesedihan itu menjadi ketabahan dan kekuatan”. Bencana yang dialami oleh pengungsi tidak hanya meninggalkan pilu dan luka di hati mereka sebagai korban peperangan, namun di hati kita semua sebagai makhluk sosial. Melalui kegiatan ini, relawan Tzu Chi berharap cinta kasih yang ditebarkan mampu mengubah kesedihan para pengungsi yang tidak dapat berkumpul bersama keluarga di momen lebaran dapat berubah menjadi ketabahan dan kekuatan.


Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Bila sewaktu menyumbangkan tenaga kita memperoleh kegembiraan, inilah yang disebut "rela memberi dengan sukacita".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -