Mengubah Paradigma

Jurnalis : Juliana Shanty, Fotografer : Juliana Shanty
 
 

fotoKepala SMPK 5 Penabur Ester Mukim memberikan plakat (cindera mata) kepada perwakilan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

Kamis 7 April 2011, waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB, tampak sekumpulan siswa-siswi yang sedang melepas sepatu dan dengan rapi memasukkannya ke dalam rak sepatu yang tersedia. Ternyata pagi ini Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mendapat kunjungan dari murid-murid SMPK 5 Penabur Cipinang Jakarta Timur.

Sekumpulan anak-anak muda berseragam biru putih yang masih duduk di kelas 8 SMP ini berjumlah 40 siswa dan didampingi oleh 5 orang guru. Kunjungan mereka ini bertujuan untuk mengetahui tentang stasiun televisi DAAI TV dan kegiatan daur ulang yang sering di tayangkan di stasiun televisi tersebut.

Mereka berkumpul di sebuah ruangan aula Yayasan Buddha Tzu Chi yang berada di Gedung ITC Mangga Dua Jakarta. Acara dibuka oleh Eric perwakilan dari yayasan, ia memutarkan sebuah video singkat mengenai kilas balik awal mula Tzu Chi berdiri dan memberikan penjelasan singkat mengenai empat misi dan delapan jejak langkah Tzu Chi yang telah berjalan di Indonesia. Penjelasan singkat yang dibawakan ternyata cukup menarik perhatian beberapa guru dan siswa untuk bertanya. Setelah melihat presentasi tentang keberadaan Tzu Chi di Indonesia, seorang guru menanyakan bagaimana tanggapan pemerintah tentang kegiatan kemanusiaan yang telah dilakukan Tzu Chi, dan bahkan ada seorang siswi yang bertanya apakah Master Cheng Yen pernah ke Indonesia?

foto  foto

Keterangan :

  • Maggie, perwakilan dari DAAI TV Indonesia menjelaskan mengenai program tayangan hingga penghargaan yang pernah diraih oleh DAAI TV kepada para siswa-siswi SMPK 5 Penabur. (kiri)
  • Siswa-siswi SMPK 5 penabur tampak serius menyimak kisah sejarah awal berdirinya Yayasan Buddha Tzu Chi. (kanan)

Setelah mengenal profil singkat Yayasan Buddha Tzu Chi, Maggie, Perwakilan dari DAAI TV Indonesia mengajak para siswa untuk mengenal lebih dekat lagi DAAI TV yang telah hadir sejak 5 tahun lalu di Jakarta. Pengaruh media pada masyarakat sangat besar dan cepat, karena itu DAAI TV hadir dengan motonya: “kebajikan, kebenaran, dan keindahan” untuk menghadirkan tayangan humanis yang layak ditonton oleh setiap keluarga.  “Ada yang ingin bekerja stasiun TV? Atau ada yang ingin masuk tv?” tanya Widodo, Produser Program “Bumiku Satu” ini disambut tawa dari siswa-siswi yang hadir. Di sini ia mengajak siswa-siswi untuk melihat sebuah tayangan dari salah satu program bumiku satu mengenai Climate Smart Leader”

Tak hanya mengenal profil singkat stasiun TV ini,  siswa-siswi juga diajak langsung mengunjungi Kantor DAAI TV yang berada di sebelah Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Mereka berbaris rapi masuk meninjau ruangan di DAAI TV sambil didampingi oleh beberapa perwakilan dari DAAI TV. Mereka juga diajak untuk memasuki area studio DAAI TV. Don, salah seorang siswa kelas 8 BPK Penabur ini berpendapat bahwa Tzu Chi memberikan pelayanan kesehatan dan kebutuhan dengan baik, dan DAAI TV memberikan berita yang aktual. “Setelah kunjungan ini saya jadi tahu bagaimana proses kerja di studio TV, dan saya jadi lebih tertarik dengan dunia media,” ungkap Don.

foto  foto

Keterangan :

  • Kunjungan ini merupakan program tahunan sekolah dan kali ini mereka diajak untuk mengenal stasiun Televisi DAAI TV Indonesia. (kiri)
  • Para siswa-siswi yang hadir diajak untuk mengenal misi-misi Tzu Chi yang telah berjalan di Indonesia. (kanan)

Ester Mukin, Kepala SMPK 5 Penabur sejak tahun 2000 ini mengatakan bahwa kunjungan ini merupakan program kunjungan tahunan yang selalu diadakan sekolah. Ester yang menyukai tayangan-tayangan drama kisah nyata di DAAI TV ini memiliki harapan setelah kunjungan ini murid-muridnya memiliki perubahan paradigma agar lebih bersyukur dan mulai membantu melestarikan bumi. Seusai kunjungan ke Kantor DAAI TV Indonesia, para siswa serta guru pendamping melanjutkan perjalanan mereka menuju Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi untuk melakukan praktik langsung mengenai daur ulang sampah di Posko Daur Ulang Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat.

  
 

Artikel Terkait

Sebuah Kesempatan Kedua

Sebuah Kesempatan Kedua

08 November 2011 Pria berumur 73 tahun yang sehari-hari bekerja sebagai penarik becak ini telah menderita katarak di kedua matanya sejak 3 tahun lalu. Usai dioperasi oleh Tim Medis Tzu Chi, Abdul Muluk Lubis pun merasa senang karena matanya kini sudah dapat melihat kembali. 
Keceriaan Anak-anak Panti Asuhan Kasih Mandiri Bersinar Dapat Layanan Kesehatan dari TIMA Indonesia

Keceriaan Anak-anak Panti Asuhan Kasih Mandiri Bersinar Dapat Layanan Kesehatan dari TIMA Indonesia

21 September 2022

Bila banyak anak enggan bertemu dokter, anak-anak di Panti Asuhan Yayasan Kasih Mandiri Bersinar di Pasar Minggu Jakarta Selatan ini justru sebaliknya. Mereka senang dengan kehadiran dokter dan perawat dari tim medis Tzu Chi atau TIMA Indonesia, serta para relawan Tzu Chi yang kembali berkunjung sekaligus memeriksa kesehatan mereka.

Gempa Nepal: Memberikan Tempat yang Layak Huni untuk Pengungsi

Gempa Nepal: Memberikan Tempat yang Layak Huni untuk Pengungsi

06 Mei 2015
Selain membagikan tenda, relawan juga membuat makanan untuk 1.500 warga (makan malam). Dengan didirikannya Tenda Tzu Chi di Lapangan Maheswori, otomatis tenda-tenda pengungsi pun dihilangkan dan warga masuk ke Tenda Tzu Chi.
Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -