Mengulurkan Tangan, Meringankan Derita
Jurnalis : Anand Yahya, Fotografer : Anand YahyaRelawan
Tzu Chi berterima kasih karena telah diberi kesempatan untuk berbuat kebajikan,
membantu warga yang tengah terkena musibah. Ini merupakan salah satu ciri
budaya humanis Tzu Chi, yakni menghormati penerima bantuan.
“Kecil jadi kawan, besar jadi lawan….” Kebakaran, peristiwa ini kerap terjadi di kota-kota besar, khususnya Ibukota Jakarta. Sepanjang minggu ini (21 – 26 Agustus 2017), relawan Tzu Chi telah melakukan survei dan pembagian bantuan bagi korban kebakaran di 4 wilayah: Jembatan Besi (Jakarta Barat), Klender, Jatinegara (Jakarta Timur) dan Kebayoran Lama (Jakarta Selatan).
Kamis, 24 Agustus 2017, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia memberikan 265 paket bantuan bagi para korban di Kebon Pala, Tanah Rendah, Kampung Melayu, Jakarta Timu.
Lurah Kampung Melayu, Setiyawan menuturkan pihaknya serta dari Walikota Jakarta Timur telah menyalurkan berbagai bantuan untuk para korban. Ia menyebut lebih dari 6 RT dan 2 RW terpaksa diungsikan. "Evakuasi korban ke tempat penampungan sementara ada di dua lokasi, yakni SDN 01/02 Jatinegara dan SMP Negeri 26 Jatinegara. Sementara (pengungsi) lainnya ada yang di Masjid Nurul Islam dan Musala Khairul Annam. Selain itu mereka juga ada menumpang di rumah saudara mereka, namun bantuan tetap kami berikan," ujar Setiyawan.
Dalam kesempatan ini Setiyawan juga merasa prihatin atas musibah ini. Ia berharap warganya bisa sabar dalam menghadapi musibah ini, “Semoga mereka tidak terlalu lama larut dalam kesedihan, dan bisa cepat pulih untuk bersama-sama membangun rumah mereka.”
Pemberian
paket bantuan kepada tujuh orang warga korban kebakaran di halaman gedung SD
Negeri 01/02 Kampung Melayu, Jakarta Timur pada Kamis, 24 Agustus 2017.
Lurah
Kampung Melayu, Setiyawan merasa bersyukur Tzu Chi mengulurkan bantuan untuk
warganya yang terkena musibah. Ia berharap warganya bisa segera bangkit kembali
setelah mengalami musibah ini.
Upaya Pencegahan Kebakaran
Sebenarnya, Setiyawan bersama jajarannya sebelumnya sudah mensosialisasikan pencegahan kebakaran kepada warga. Bahkan di setiap pertemuan dengan warga, baik ketika ada pengajian di masjid, pertemuan antar RT dan RW, atau arisan warga sudah sangat sering disampaikan untuk waspada terhadap api yang disebabkan dari peralatan listrik dan kompor. Salah satu caranya dengan selalu menggunakan peralatan listrik yang sudah ber-SNI (Standar Nasional Indonesia).
Kebakaran di Kampung Melayu ini membakar lebih dari 300 unit rumah permanen dan semi permanen. Kebakaran terjadi pada Minggu, 20 Agustus 2017, pukul 15.00 WIB yang terjadi di RT 01, 02, 04, RT 16 / RW 07 dan RT 05 / RW 06. Kebakaran ini juga menelan korban luka enam orang dan sudah dibawa ke RS Hermina Jatinegara. Seluruh biaya pengobatannya ditanggung Pemda DKI Jakarta. Api berhasil dipadamkan tiga jam kemudian, setelah 40 mobil Pemadam Kebakaran bekerja keras memadamkan api.
Menurut salah seorang warga, Suherwani (62), kebakaran besar ini merupakan yang kedua terjadi di wilayah ini. Sebelumnya kebakaran terjadi 40 tahun lalu. “Dulu pernah kejadian kebakaran besar juga tahun 1977, sebagian besar rumah yang terbakar merupakan rumah pribadi dan juga rumah kontrakan,” ungkapnya.
Relawan Tzu Chi secara serentak membagikan kupon paket bantuan kebakaran dengan didamping Ketua RT yang kenal terhadap warganya agar bantuan yang diberikan tepat sasaran.
Juliana (36), salah seorang warga korban kebakaran mengatakan bantuan yang diterimanya ini sangat berarti bagi keluarganya yang berjumlah enam orang. “Alhamdulillah ada peralatan mandi, dapet gayung sama ember, sekalian ada kontainernya lagi, kebetulan nggak ada tempat buat naro baju-baju,” ujar Juliana.
Warga sangat terbantu dengan bantuan dari Tzu Chi. Dalam satu kontainer boks plastik itu berisikan satu kotak makan, selimut (1 buah), baju layak pakai dewasa dan anak (1 setel), peralatan mandi (1 set), sarung (1 buah), air mineral (4 botol), dan satu terpal.
Warga
yang rumahnya terbakar mengungsi di gedung SD Negeri 01/02 Kampung Melayu dan
gedung SMP Negeri 26 Jatinegara, Jakarta Timur. Pengungsi disedikan tenda
besar, air bersih dan satu dapur umum yang menyalurkan makanan untuk para
pengungsi setiap hari.
Bencana kebakaran di pemukiman padat penduduk menjadi hal yang sangat sering terjadi, seperti yang terjadi di Kebon Pala, Tanah Rendah, Jatinegara ini. Bangunannya rumah umumnya permanen dan semi permanen, serta akses jalan yang sangat sempit. Di Jakarta ada sekitar 53 daerah padat dan kumuh yang rawan kebakaran tersebar di lima wilayah, diantaranya di Jakarta Pusat: Tanah Tinggi, Galur, dan Kebon Kosong (Joharbaru). Kemudian di Jakarta Utara: Kamal Muara dan Penjaringan. Sedangkan di Jakarta Barat: Krendang, Tambora, Kapuk, dan Cengkareng. Di Jakarta Selatan terdapat di Mampang Prapatan, dan Pesanggarahan. Kemudian di Jakarta Timur: Pulogadung, Jatinegara Kaum, dan Kampung Makasar.
Upaya membenahi ancaman kebakaran di pemukiman kumuh bukanlah hal yang mudah. Upaya ini perlu dimulai dari lingkup wilayah berupa penataan kembali tata ruang kawasan pemukiman sesuai dengan peruntukkannya.
Upaya penanggulangan kebakaran tidak hanya menjadi tanggung jawab Instansi Penanggulangan Kebakaran (IPK) saja, tetapi instansi lainnya, langsung maupun tak langsung. Dan yang lebih utama, kesadaran dari setiap warga untuk berhati-hati dan mencegah terjadinya kebakaran di wilayah mereka.
Editor: Hadi Pranoto
Artikel Terkait
Perhatian untuk Korban Kebakaran
12 Maret 2015Pukul 10.00 pagi relawan Tzu Chi bersamaan dengan yayasan LSM lainnya dan para penduduk bergotong royong membersihkan puing-puing bekas kebakaran guna membangun posko bantuan. Sesudah itu para relawan membagikan kupon yang diperuntukkan bagi warga korban kebakaran.
Mengulurkan Tangan, Meringankan Derita
25 Agustus 2017Sepanjang minggu ini (21 – 26 Agustus 2017), relawan Tzu Chi telah melakukan survei dan pembagian bantuan bagi korban kebakaran di 4 wilayah: Jembatan Besi (Jakarta Barat), Klender, Jatinegara (Jakarta Timur) dan Kebayoran Lama (Jakarta Selatan).