Mengunjungi “Orang Tua” Sendiri di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera

Jurnalis : Widodo (Tzu Chi Cabang Sinar Mas) , Fotografer : M. Rizki, Widodo (Tzu Chi Cabang Sinar Mas)

Anik Sunarmi mengajak seorang oma untuk bernyanyi bersama.


“Berterima kasihlah pada orang tua, langit, dan bumi yang telah memberikan keselamatan dan kebahagiaan bagi kita setiap hari”
(Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Suasana Aula Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Sejahtera, Banjarbaru, Kalimantan Selatan pada Jumat (18/8/23) mendadak riuh dengan kedatangan relawan Xie Li Perkebunan Sinar Mas (PSM) 3 dan Kutai Barat. Ini adalah kunjungan kasih yang dilakukan relawan setelah sehari sebelumnya melakukan gathering bersama. Dalam kunjungan kasih ini, relawan membawakan bingkisan untuk opa oma penghuni panti, seperti vitamin dan makanan ringan.

Relawan Dharma Wanita segera berbaur dengan opa oma. Mereka saling bertegur sapa, saling menanyakan kabar dan bercerita. Relawan juga mengajak opa oma bernyanyi bersama untuk mencairkan suasana. Tampak opa oma menikmati kunjungan ini. Sementara kegiatan di aula berjalan, beberapa relawan dibagi kelompok untuk mengunjungi opa oma yang belum bisa bergabung di aula dan menetap di masing-masing wisma. Beberapa dari mereka ada yang sedang sakit dan kesulitan berjalan.

 

Relawan Dharma Wanita bercengkerama dengan penghuni Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera.

Nora Simanjuntak mengunjungi seorang oma yang di wisma tempat tinggalnya.

Nora Simanjuntak baru pertama kali ke panti jompo. Meski kedua orang tuanya masih sehat, namun pengalaman ke panti ini membawa banyak pelajaran untuk dirinya. “Meski baru pertama kali tapi saya sangat senang sekali dan saya bisa belajar banyak dengan waktu yang singkat mungkin hanya beberapa jam tapi banyak pelajaran yang didapat tentunya terutama dengan kita kepada orang tua. Saya bersyukur punya orang tua yang masih sehat. Dan ketika saya melihat lansia-lansia di panti jompo ini saya teringat akan orang tua saya dan saya berdoa semoga para lansia di panti jompo ini tetap sehat, mereka semangat dalam mengisi sisa waktu mereka dan mudah-mudahan ke depannya mereka tetap ceria,” ujarnya.  

Keharuan dirasakan Margaretha Octavia Sirait yang kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. Kunjungan ini juga membawa kesan tersendiri. Apalagi ketika opa oma bercerita tentang keluarganya. Kebanyakan ada beban yang mereka rasakan. Margaretha berusaha menghibur, meski dalam waktu bersamaan juga teringat kedua orang tuanya.

“Iya saya sudah kehilangan orang tua saya, ayah ibu. Tapi puas, kalau sama orang tua saya puas. Jadi ketemu dengan keadaan seperti itu jadi langsung me-reflection begitu aduh kita ini sebagai anak kadang suka lupa ya sama orang tua. Padahal mereka cuma butuh waktu kita. Mereka tadi cuma bilang anaknya durhaka gitu, ya saya cuma bisa bilang lepaskan pengampunan karena dengan cara itu kai (kakek-red) itu bisa sembuh gitu. Karena dia ada kepahitan sepertinya. Jadi kalau dia kepahitan terus kan malah bikin kesehatannya makin drop. Jadi rasanya campur aduk banget dari tadi udah nahan-nahan terus pecah juga akhirnya karena nenek yang tadi itu memang saya sudah lihat pasti berbeban berat nih karena dari tadi matanya sudah liatin saya terus. Saya lihat benar dong dia nangis, lalu saya rangkul, jadi menangis juga gitu. Sama yang kai tadi juga gitu. Saya lihatin ini pasti berbeban berat,” jelasnya sambil menahan haru.

Margaretha Octavia Sirait dan Sandy Melian Felix menghibur seorang opa yang menceritakan tentang keluarganya.

Elvina juga merasakan keharuan yang luar biasa. Ibunya sudah lama meninggal dunia. Saat ini tinggal bapaknya. Sudah tiga tahun ia tidak mengunjungi bapaknya. Beberapa kali ia tak bisa menahan air mata. Matanya memerah.

“Kebetulan orang tua saya tinggal satu. Tinggal bapak. Kami jauh. Dan sudah 3 tahun tidak bertemu. Nah itu yang membuat saya teringat terharu karena saya sudah 3 tahun tidak pulang. Bertemu di panti jompo dengan kakek dan nenek ini saya merasa terhibur ketemu mereka. Ternyata saya tidak bertemu dengan orang tua, ternyata mereka lebih tidak beruntung lagi karena sebagian mereka tidak mempunyai keluarga,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Kunjungan kasih ini disambut baik Dimas Rizano Panggabean, Pekerja Sosial PSTW Budi Sejahtera. Kedatangan relawan menjadi hiburan tersendiri bagi opa oma penghuni panti ini. “Kunjungan ini tentu sangat bagus ya. Memang opa oma penghuni panti ini juga senang bisa bercerita dengan relawan yang datang,” ujarnya.

Ida Farida yang masih tampak energik bernanyi dan menari menyambut ajakan relawan.

Ida Farida, salah satu penghuni panti, di usia senjanya ia masih terlihat energik. Menari sambil bernyanyi ia lakukan menyambut ajakan relawan. “Sangat bahagia sekali. Bagaimana ya? Tidak bisa dijelaskan di dalam kertas ya. Tapi itulah. Senang, bahagia, merasa sangat terhormat bukan gila hormat ya, merasa sangat terhormat dikunjungi sama kalian semua.  Saya terima kasih atas kunjungannya ke panti ini semoga kapan-kapan bisa datang lagi. Kalau tidak bisa tidak apa-apa juga,” ucapnya ceria.  

Kunjungan ini memang tidak lama. Tapi membawa kesan yang dalam untuk opa oma dan relawan. Opa oma seperti mendapat kunjungan anak kandungnya sendiri, sementara relawan bisa selalu mengingat kebaikan orang tua masing-masing.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Estafet Cinta Kasih, Dulu Dibantu, Sekarang Membantu

Estafet Cinta Kasih, Dulu Dibantu, Sekarang Membantu

24 September 2021

Setelah sebelas tahun tak berjumpa, siang itu menjadi ajang reuni bagi Vita (34) dan keluarganya yang pernah dibantu Tzu Chi, dengan Ayen dan Yang Pit Lu, relawan yang mendampingi mereka dahulu.

Melatih Empati dari Kunjungan Kasih

Melatih Empati dari Kunjungan Kasih

01 September 2023

Komunitas relawan Smartfren Regional Jawa Tengah bersama Paguyuban Sinar Mas Yogyakarta dan Solo melakukan kunjungan kasih ke Yayasan Lentera, pada Minggu (20/8/23). Yayasan ini menampung anak-anak penderita HIV-Aids.

Kisah Maitri yang mengalami Ambiguous Genitalia

Kisah Maitri yang mengalami Ambiguous Genitalia

26 November 2020

Maitri Dhamma Visakha Chandra (3), bocah asal desa Kedung Waringin, Kecamatan Kedung Waringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, memiliki alat kelamin yang terlahir tidak sempurna. Awal lahir Maitri dinyatakan terlahir sebagai perempuan. 

Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -