Meniti Hari Tua Dengan Penuh Semangat
Jurnalis : Magdalena (He Qi Barat 1) , Fotografer : Zoya (Tzu Shao)Sebanyak empat orang
relawan dan 2 orang Tzu Shao SMA Cinta Kasih ini, Minggu, 21/10/2018
mengunjungi nenek Siti Waspiah.
Untuk mencapai rumah nenek Siti Wapsiah, memang relatif cukup jauh dari Jalan Raya Lingkungan 3, Tegal Alur, Jakarta Barat. Tapi tidak menyurutkan langkah tim relawan Tzu Chi, yang terdiri dari empat orang relawan dan 2 orang Tzu Shao SMA Cinta Kasih ini, Minggu, 21/10/2018 mengunjungi seorang lansia yang bernama nenek Siti Waspiah.
"Mau cari emak Siti Waspiah ya pak? Emaknya lagi jalan pagi," ujar tetangga sebelah rumah Siti Waspiah, pagi itu kepada Hendra, relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Barat 1.
Tak lama kemudian, nenek Siti Waspiah(83) menampakkan wajahnya. "Wah si emak habis jalan pagi nih. Segar ya mak?" ujar Hendra, yang disambut senyum ramah Waspiah. "Emak memang suka jalan pagi, biar sehat," tuturnya.
Waspiah segera membuka gembok pagar rumahnya dan mempersilahkan tim relawan untuk masuk ke rumah mungilnya. Rumah kecil ini dibangun oleh Tzu Chi, karena rumahnya yang lama sudah tidak layak ditempati. Waspiah beberapa tahun belakangan ini mendapat bantuan biaya hidup dari Tzu Chi. Rumah lama nenek Waspiah terletak persis di depan rumahnya yang sekarang. Walaupun kecil dan sederhana, rumah ini cukup nyaman untuk ditempati.
Tak lama Waspiah mulai menoleh ke depan. "Panji mana ya?" ujarnya. Panji adalah tetangga Waspiah yang sudah bertahun- tahun merawatnya sejak anak perempuan satu-satunya meninggal beberapa tahun yang lalu. Ketika ditanya sudah berapa lama anaknya meninggal, Waspiah hanya menggelengkan kepala rentanya sambil mengusap air matanya yang menitik perlahan. Raut kesedihan tergambar di wajahnya, ketika menceritakan kisah anaknya.
Reza, Tzu Shao SMA Cinta Kasih tak luput dirangkul si nenek dengan penuh kasih.
"Dia jatuh waktu mengajar, terus meninggal,"kata Waspiah mengenang anak yang dikasihinya. Almarhum putri Waspiah adalah seorang guru TK.
"Untung ada Panji yang merawat Emak, Emak sudah tidak punya siapa-siapa,” kata nenek yang sehari-harinya bila berjalan ditopang tongkat kecilnya.
"Anggap saja para relawan ini, cucu emak ya," ujar relawan Meidiana menghibur Waspiah.
Sejak anaknya meninggal, Waspiah tinggal sendirian, karena menantu dan cucunya hampir tidak pernah menengoknya. Tapi si nenek yang suka makan sayur asem tetap menjalani hari-harinya dengan penuh semangat, bahkan sempat bergaya ketika diminta berfoto di depan rumahnya.
Kedatangan relawan Tzu Chi membuatnya senang sekali. Reza, anak Tzu Shao SMA Cinta Kasih tak luput dirangkul si nenek dengan penuh kasih. "Sering-sering ke sini ya," ujar Waspiah pada Reza. Meskipun karena usia tua, Waspiah dihinggapi penyakit ginjal. Menurut Panji, penyakit Waspiah itu sering kambuh. Matanyapun sudah agak sedikit rabun karena katarak.
"Biasanya saya yang belikan obat buat Emak," kata Panji(49).
Hendra berbincang
dengan nenek Siti Wapsiah.
Di rumah kecilnya, lansia ini suka sekali menonton televisi. "Iya emak paling suka nonton Upin-Ipin," ujarnya dengan penuh semangat ketika menceritakan kegiatan sehari-harinya. Alasannya menonton film itu karena dalam film ini banyak hal baik yang disampaikan melalui tayangan tersebut.
Setelah berbincang bincang cukup lama, relawan Tzu Chi pun berpamitan untuk pulang. Waspiah melambaikan tangan rentanya pada relawan sambil tak lupa mengucapkan untuk nanti datang kembali. Taburkan kebaikan pada orangtua, kelak suatu saat kita akan menuai kebaikan.
Artikel Terkait
Hadiah Natal untuk Agatta
22 Desember 2017Lima hari menjelang Hari Natal, belasan relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur, Kelapa Gading bersiap menuju Jalan Enggano, Tanjung Priok. Para relawan melakukan Kunjungan Kasih sekaligus mengantarkan ranjang untuk pasien Agatta, seorang remaja yang merupakan salah satu umat gereja St. Fransiskus Xav