Menjadi Bodhisatwa Mandiri

Jurnalis : Meiliana (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Relawan Tzu Chi Pekanbaru
 
 

foto
Kelas budi pekerti kali ini mengajarkan anak untuk menjadi anak yang mandiri.

Waktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa, hari ini, 9 September 2012 kami kembali akan menyambut kedatangan para bodhisatwa cilik yang akan mengikuti kelas budi pekerti. Sesungguhnya, dapat melihat satu per satu wajah Xiao Pu Sa merupakan hal yang menggembirakan hati. Tersirat sifat manusia yang polos, murni dan suci yang belum ternodai. Mereka sungguh beruntung, di usia yang masih belia, telah dapat mencicipi kelas budi pekerti yang pastinya dapat menjadikan setiap pembelajaran budi pekerti untuk dapat membawa mereka agar selalu menjaga kemurnian hati.

Mengaitkan pada tema bulan lalu ‘Berbakti kepada Orang Tua’. Menjadi seorang Xiao Pu Sa yang baik, hal pertama yang harus ditanamkan adalah menjadi seorang anak yang dapat berbakti kepada kedua orang tua. Banyak hal yang dapat dilakukan sebagai wujud bakti. Antara lain, menjadi anak yang mandiri. Contoh sikap mandiri yang dapat dilakukan ketika kita bangun pagi, yaitu melipat selimut sendiri atau melipat pakaian sendiri.

foto  foto

Keterangan :

  • Permainan pada kelas kali ini adalah setiap kelompok berlomba untuk melipat selimut dan melipat baju dengan waktu yang ditentukan melalui iringan lagu (kiri).
  • Semua orang tua menilai semua kelompok dengan nilai A dan A+ karena semua Xiao Pu Sa sangat hebat (kanan).

Sebelum hari kelas budi pekerti tiba, para Dui Fu (mentor-red) telah menyebarkan pesan kepada orang tua Xiao Pu Sa agar dapat membawa satu selimut dan satu kemeja yang biasa mereka gunakan. Dan tentu, pada saat kelas budi pekerti, mereka pun membawa barang-barang tersebut. Sehingga dapat digunakan pada sesi permainan. Masa kanak-kanak adalah masanya senang bermain. Ketika mentor game meminta Xiao Pu Sa untuk membentangkan selimut dan membuka baju yang mereka bawa, mereka melakukannya dengan gembira dan sukacita. Terlihat sekali bahwa mereka sangat bangga dengan barang yang dimiliki masing-masing. Selimut dengan berbagai motif dan warna. Dari selimut yang dibentangkan, tersebar semarak wangi khas masing-masing Xiao Pu Sa ke seluruh ruangan. Membuat suasana seperti berada di rumah sendiri. Permainan kali ini, setiap kelompok berlomba untuk melipat selimut dan melipat baju dengan waktu yang ditentukan melalui iringan lagu. Lalu, kami meminta 4 orang tua untuk membantu menilai. Hal-hal yang dinilai dari permainan Xiao Pu Sa yaitu kerja sama kelompok, kerapian, dan ketertiban. Dengan menggunakan hitungan waktu, membuat permainan ini menjadi lebih seru. Ada Xiao Pu Sa yang sama sekali tidak pandai melipat selimut. Ada juga Xiao Pu Sa yang tidak pandai melipat baju. Ada pula Xiao Pu Sa yang dengan cekatan telah menyelesaikan pekerjaannya, dan dengan semangat kegotongroyongan membantu teman lain yang belum selesai melipat selimut. Waktu yang semakin dekat, membuat mereka semakin gelisah dan akhirnya meminta bantuan Shigu. Bagi kelompok yang selesai lebih awal, memiliki kesempatan untuk memajang hasil karyanya. Ketika waktu telah habis, Xiao Pu Sa harus berhenti dari pekerjaannya, dan bersiap-siap untuk menerima penilaian. Semua orang tua menilai semua kelompok dengan nilai A dan A+. karena semua Xiao Pu Sa sangat hebat, oleh sebab itu, tiap satu kelompok, mendapatkan tepukan dari kelompok yang lain sebagai hadiah kemenangannya.

foto  foto

Keterangan :

  • Hari ini juga, Xiao Pu Sa dibekali dengan keterampilan membuat boneka jepang yang berpakaian kimono (kiri).
  • Xiao Pu Sa mencatat kata perenungan Master Cheng Yen ini didalam buku mereka sendiri (kanan).

Hari ini juga, Xiao Pu Sa dibekali dengan keterampilan membuat boneka jepang yang berpakaian kimono. Dengan bahan yang telah disiapkan oleh tim pendidikan, Xiao Pu Sa mengkreasikan sendiri model wajah boneka tersebut. Ada yang poninya digunting ke kanan, ke kiri, digunting bergerigi, model lurus dan lain-lainnya. Lucu sekali. Ternyata Xiao Pu Sa juga berinisiatif untuk membuat model wajah boneka Jepang sesuai dengan selera masing-masing. Ada juga yang special. Di kelas yang siang, sesi keterampilan dibawakan oleh dua jie-jie dari Tzu Shao Ban.

Berbekal kata renungan “Gan En Fu Mu Ci Gei Wo Sheng Ming, You Rang Wo Ping An Zhang Da (Terima kasih papa mama yang telah menganugerahkan saya kehidupan dan membuat saya tumbuh dengan baik), Xiao Pu Sa akan terus membawa pembelajaran hari ini ke rumah dan menerapkannya. Karena dengan inisiatif sendiri, Xiao Pu Sa telah mencatat kata perenungan Master Cheng Yen ini didalam buku mereka sendiri, dimana melalui tulisan, diharapkan dapat mengingatkan Xiao Pu Sa untuk selalu mengerjakan hal-hal benar yang pernah mereka lakukan.

  
 

Artikel Terkait

Mengembalikan Penglihatan Penderita Katarak

Mengembalikan Penglihatan Penderita Katarak

24 Agustus 2015 Kodam I/BB bekerja sama dengan relawan Tzu Chi Medan mengadakan bakti sosial kesehatan bagi para penderita katarak untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-65. Baksos yang diadakan tanggal 6 dan 7 Agustus 2015 di Rumah Sakit TK II Putri Hijau Medan tersebut mampu menangani 86 pasien katarak.
Seperti Kehangatan Keluarga

Seperti Kehangatan Keluarga

21 Agustus 2014

Tak terasa azan magrib pun berkumandang. Setelah melakukan shalat, para penghuni rumah singgah bersama-sama menikmati minuman manis yang telah disediakan relawan. Buka puasa bersama ini menjadi kali pertamanya para penghuni rumah singgah mencicipi makanan vegetarian.

Perayaan Ulang Tahun Tzu Chi Batam

Perayaan Ulang Tahun Tzu Chi Batam

25 Agustus 2014 Minggu, 17 Agustus 2014 memiliki makna yang berbeda bagi Tzu Chi Batam karena selain Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-69, pada sembilan tahun yang lalu di tanggal yang sama, Tzu Chi Batam diresmikan.
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -