Menjadi Bodhisatwa Pengukir Sejarah Tzu Chi

Jurnalis : Liani (Tzu Chi Medan), Fotografer : Dok. Tzu Chi Medan
Relawan Tzu Chi Medan dan sekitarnya mengadakan Pelatihan Relawan Zhen Shan Mei dengan tujuan akan ada banyak relawan yang ikut menjadi Relawan Zhen Shan Mei sehingga tumbuh bibit yang baru karena setiap kita adalah Zhen Shan Mei.

Tzu Chi Medan komunitas Hu Ai Titikuning mengadakan Gathering Relawan Zhen Shan Mei pada 27 Juni 2021, secara online. Kegiatan ini diikuti 51 peserta dari beberapa kota, yakni Medan, Binjai, dan Tebing Tinggi. Peserta gathering yang bertema Apa itu Relawan Zhen Shan Mei ini juga berasal dari berbagai misi Tzu Chi yaitu: amal, pendidikan, pelestarian lingkungan, dan misi budaya humanis.

Mengawali gathering, Nuraina selaku moderator acara menjelaskan bahwa relawan Zhen Shan Mei adalah sebutan bagi relawan yang mendokumentasikan jejak cinta kasih Tzu Chi. Dulunya disebut relawan 3 in 1, karena terdiri dari pembuatan video, foto dan artikel. Sejak tahun 2006, berubah nama menjadi Relawan Humanis Zhen Shan Mei.

Zhen Shan Mei terdiri dari tiga huruf mandarin, Zhen itu benar, Shan adalah bajik, dan Mei itu indah. Artinya dalam mencatat sejarah Tzu Chi, relawan menuliskannya sesuai dengan yang nyata terjadi, mengandung nilai kebajikan dan cara penyampaiannya dengan bahasa dan tampilan yang indah sehingga selalu menyebarkan kebaikan dan kisah-kisah yang inspiratif.

Nuraina menjelaskan Zhen Shan Mei adalah implementasi misi ke 4 Tzu Chi yaitu misi Budaya Humanis. Relawan Zhen Shan Mei mengukir sejarah yang benar, mengandung nilai kebajikan, dan keindahan.

Liani selaku  kordinator acara dan juga sebagai salah seorang relawan Zhen Shan Mei yang fokus pada foto dan kliping berusaha menjelaskan apa itu relawan foto dan kliping. “Kegiatan di komunitas sangat banyak dan inspiratif, kita bisa mengawali dokumentasi dengan mengambil foto, merekam suatu objek atau kejadian dan kondisi pada waktu itu. Dari foto dapat dibuat banyak cerita. Sekali kita foto langsung menjadi rekaman sejarah,” kata Liani.

Lebih lanjut Liani menuturkan bahwa foto yang diambil harus memuat informasi dan berunsur 5W dan 1H. “Agar foto yang sudah kita ambil bisa menjadi sebuah cerita yang mudah untuk dimengerti orang banyak, maka foto tersebut butuh keterangan atau teks yang menjelaskan foto-foto yang kita ambil, itulah yang kita sebut kliping,” lanjutnya, “jadi kliping adalah pencatatan sejarah yang paling sederhana. Ibaratnya catatan harian relawan, dimana relawan menulis apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan.”

 “Kliping yang sudah kita buat, bisa kita share ke group komunitas yang gunanya bisa menyemangati relawan sekaligus sebagai penghargaan kepada relawan komunitas dan juga bisa berbagi suasana kegiatan kepada relawan lain yang tidak dapat hadir di kegiatan tersebut,” tambah Liani.

Relawan yang mengikuti Gathering Relawan Zhen Shan Mei ada 51 orang dari misi dan komunitas yang berbeda-beda, ada yang dari Medan, Tebing Tinggi, dan Binjai.

Liani sangat mengharapkan Gathering Zhen Shan Mei ini bisa menginspirasi relawan yang lain dari berbagai misi untuk ikut merekam sejarah Tzu Chi yang berbudaya humanis dan mengandung Dharma, menjadi mata dan telinga Master Cheng Yen dan tentunya melengkapi kitab sejarah Tzu Chi.

“Melalui Gathering Zhen Shan Mei ini, mari kita menghimpun kekuatan kebajikan, sehingga hasil karya kita menginspirasi banyak orang untuk ikut berkegiatan dan berdonasi. Dengan menjadi relawan Zhen Shan Mei kita dapat lebih banyak belajar, karena kita merekam jejak langkah kegiatan relawan di semua misi,” tuturnya. “Dan kita Jangan khawatir tidak dapat melakukannya, yang penting mau belajar dan berlatih dengan sungguh hati, kita akan bisa melakukannya. Ayo bersama sama kita abadikan setiap momen cinta kasih, bersama merekam kebajikan. Setiap kita adalah relawan Zhen Shan Mei (Ren Ren Zhen Shan Mei),” tutur Liani shijie sebagai penutup sharingnya.

Hendrik Sultan Menyampaikan rasa syukurnya kepada semua relawan Zhen Shan Mei yang sudah merekam jejak cinta kasih para relawan sehingga hasil karyanya bisa menjadi mata dan telinga Master Cheng Yen. Melalui hasil karya dari para relawan Zhen Shan Mei, Master menjadi tahu tentang keadaan di dunia ini, bagaimana relawan membagikan bantuan bencana dan bagaimana relawan membantu keluarga yang kurang mampu, serta banyak lagi cinta kasih yang mengalir dari semua insan Tzu Chi di seluruh dunia.

Hendry Sultan sangat bersyukur karena relawan sudah merekam jejak langkah Bodhisatwa Tzu Chi, menjadi mata dan telinga Master Cheng Yen.

Sebagai penutup Gathering Relawan Zhen Shan Mei, Nuraina mengajak semua peserta untuk Bersatu hati dan dengan hati yang tulus berdoa agar Pandemi Covid-19 ini cepat berlalu dan seluruh dunia terbebas dari bencana.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Training Relawan Abu Putih di He Qi Tangerang

Training Relawan Abu Putih di He Qi Tangerang

06 Desember 2022

Minggu, 27 November 2022, sebanyak 130 relawan ikut dalam Training Pertama Relawan Abu Putih He Qi Tangerang dengan tema Mengembangkan Cinta Kasih dan Welas Asih melalui Misi Amal.

Sukacita dari Pelatihan Relawan di Tzu Chi Makassar

Sukacita dari Pelatihan Relawan di Tzu Chi Makassar

19 Agustus 2022

Barisan relawan Tzu Chi Makassar terus bertambah. Kali ini, Sabtu 13 Agustus 2022, Tzu Chi Makassar melantik 19 relawan yang sudah dapat mengenakan seragam Abu Putih atau biasa disebut relawan Abu Putih.

Kekayaan Batin dapat Tercapai dengan Mengendalikan Emosi, Bersabar, dan Berpuas Hati

Kekayaan Batin dapat Tercapai dengan Mengendalikan Emosi, Bersabar, dan Berpuas Hati

03 April 2024

Tzu Chi Batam mengadakan pelatihan relawan Abu Putih (AP) ke-2 dengan mengusung tema Mempraktikkan Kebajikan di Dunia dan Mewariskan Cinta Kasih, yang dihadiri 122 orang.

Orang yang memahami cinta kasih dan rasa syukur akan memiliki hubungan terbaik dengan sesamanya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -