dr. Karin Wiradarma, M.Gizi, Sp.GK menjelaskan topik mengenai “Mitos dan Fakta menjadi Seorang Vegetaris”.
Momen bulan tujuh dalam penanggalan lunar yang sering kali diselimuti dengan berbagai ritual bulan hantu, dimaknai oleh relawan Tzu Chi sebagai kesempatan berharga untuk menebarkan kebajikan, memperdalam kasih, dan memperkaya batin. Melalui momen Bulan Tujuh Penuh Berkah, mereka pun menyulam ketakutan menjadi jalinan kebaikan, mengubah kekhidmatan menjadi kesempatan untuk menebar kebaikan tanpa batas.
Seperti yang diinisiasi relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pluit. Mereka ingin menghadirkan pemahaman baru yang dipenuhi cinta kasih dan penghormatan yang murni. Di antaranya, dengan mengajak setiap relawan untuk merenungi makna kesehatan yang lebih dalam, yang tidak hanya menyentuh tubuh, tetapi juga batin dan bumi.
Pada Minggu, 18 Agustus 2024, serangkaian kegiatan penuh inspirasi dengan tajuk utama "Bersama Kita, Menjadi Duta Sehat" digelar, menyebarkan pesan kasih dan pengertian kepada 50 relawan yang hadir. Dengan semangat yang tulus, mereka berbagi kebijaksanaan bahwa kesehatan sejati bukan hanya tentang menjaga tubuh, tetapi juga tentang menyehatkan batin dan merawat bumi yang kita cintai.
Bayangkan sebuah hari di mana setiap tindakan dan pilihan kita tidak hanya memperbaiki kesehatan pribadi tetapi juga membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Dengan talkshow kesehatan yang mencerahkan, sesi sharing yang penuh wawasan, serta pengalaman bervegetaris yang memotivasi, acara ini menyajikan panduan praktis dan inspirasi mendalam. Ditambah dengan live cooking demo yang menggugah selera, acara ini menghadirkan pengalaman menyeluruh untuk menjadi duta sehat yang sesungguhnya, membimbing kita menuju gaya hidup yang lebih baik dengan penuh semangat dan kreativitas.
Menyatukan Tubuh, Batin, dan Bumi dalam Kesehatan yang Seutuhnya
Kesehatan tubuh, batin, dan bumi bukanlah sekadar tujuan, tetapi sebuah perjalanan yang melibatkan kita semua. Dalam sesi talkshow kesehatan yang penuh wawasan bersama dr. Karin Wiradarma, M.Gizi, Sp.GK, para peserta menyelami pentingnya menerapkan pola makan vegetarian yang berguna bagi kesehatan tubuh.
“Banyak benefit yang diperoleh dari menerapkan pola makan vegetarian. Terbukti bisa menurunkan berat badan, menurunkan resiko diabetes, kolesterol, jantung, darah tinggi, dan resiko penyakit lainnya,” ungkap dr. Karin.
Dokter juga menjelaskan bahwa pola makan yang benar perlu diterapkan oleh para vegetaris agar kecukupan nutrisi tetap terjaga. “Konsumsi setengah piring berisi buah dan sayur, seperempat piring berisi karbohidrat yang berasal dari nasi, roti, kentang, jagung, dan lain-lain. Dan seperempat piring berisi protein seperti telur, kacang, jamur, tempe,” jelasnya.
Selain itu, dalam penjelasan dokter juga ditekankan bahwa pola makan nabati merupakan kunci kesehatan usus. Dengan adanya makanan berserat tinggi, 90% sel dalam tubuh kita yang merupakan sel mikroba, terutama bakteri sehat di dalam usus, akan mendapatkan makanan. Bakteri sehat dapat meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, mengurangi peradangan, dan mencegah penyakit kronis serta membantu mengatur suasana hati.
“Pilih makanan yang kaya akan prebiotik, bisa memberi makan bakteri probiotik yang ada dalam usus. Di mana probiotik adalah bakteri baik dalam usus besar, yang berfungsi membantu kesehatan pencernaan, kulit, dan meningkatkan kekebalan tubuh,” paparnya.
Lebih lanjut, dokter juga memberikan contoh makanan prebiotik yang aman dikonsumsi oleh vegetarian. “Biasanya makanan berbasis vegetarian yang mengandung bakteri baik, terdapat dalam natto, coconut kefir, acar, tempe, kimchi, miso, non-dairy yogurt, teh kombucha. Prebiotik yang menjadi sumber makanan untuk bakteri probiotik, dapat ditemukan pada makanan vegetarian seperti asparagus, pisang, bengkuang, bombay, apel, oat,” terangnya.
“Produk hewani seperti daging merah, produk susu berlemak tinggi dan gorengan perlu dihindari karena dapat meningkatkan pertumbuhan bakteri jahat,” tambahnya.
Melalui pesan penutup, dr. Karin membantu para peserta menyadari bahwa pola makan vegetarian harus dilakukan dengan cara yang tepat sehingga dapat memberikan manfaat sepenuhnya. “Jika masih belum bisa menerapkan secara full bervegetarian, bisa dimulai dari adaptasi ke pola makan seperti flexitarian, yang sifatnya mengurangi makan daging. Atau ke pola makan pescatarian, yang hanya makan seafood atau ikan,” ujarnya. "Bervegetarian itu sudah terbukti sehat, tidak perlu khawatir kurang gizi atau pun mineral, hanya saja kita harus menerapkan pola makan dan cara yang tepat agar manfaat vegetarian bisa kita rasakan 100%," pungkasnya.
Stephen Ang mengajak peserta menjaga batin yang sehat dengan “Melindungi, Menyelamatkan, Membebaskan Kehidupan”.
Tak berhenti di sana, sesi sharing dari para narasumber membawa kita ke dalam perenungan yang lebih dalam. Stephen Ang berbicara tentang pentingnya menjaga kesehatan batin yang merupakan kunci untuk mencapai ketenangan dan kebahagiaan sejati. “Jangan meremehkan makhluk hidup kecil, jangan meremehkan kebajikan kecil. Dengan bervegetaris, paling tidak kita tidak mendukung pembunuhan makhluk hidup,” tandasnya.
Sementara itu, Jok Khian mengajak kita berpikir tentang dampak diet nabati terhadap keselamatan bumi, memperlihatkan bahwa setiap pilihan makanan yang kita buat bisa menjadi kontribusi kecil untuk pelestarian planet ini. “Dengan kasih sayang, kita menghibur batin manusia yang terluka. Dengan kasih sayang pula, kita memulihkan luka yang dialami oleh bumi kita. Seperti apa yang sudah diungkapkan oleh Master Cheng Yen,” tutupnya.
Topik “Diet Nabati untuk Melindungi Keselamatan Bumi” dibawakan oleh Jok Khian.
Yang tak kalah menyentuh adalah kisah dari relawan Tzu Chi yang telah puluhan tahun menjalani gaya hidup vegetarian. Pengalaman bervegetarian dari Auliani Gunawan yang telah mempraktikannya selama 35 tahun membuka mata kita tentang betapa mendalamnya komitmen terhadap gaya hidup yang berkelanjutan.
Dengan lembut, ia berbagi pengalaman dan perjuangannya dalam meniti jalan penuh kasih ini, yang bukan hanya membawa kesehatan bagi tubuhnya tetapi juga kedamaian dalam hati. “Penyakit masuknya dari mulut, bencana keluarnya dari mulut. Harus mindfulness dengan apa yang masuk ke mulut kita. Sebelum makan, berpikir terlebih dahulu, apakah makanan ini berguna untuk tubuh saya. Karena kita bertanggung jawab atas kesehatan tubuh kita sendiri,” jelas Auliani.
Melalui perjalanan mereka, para peserta diharapkan dapat melihat bahwa menjadi vegetaris bukan sekadar perubahan gaya hidup, tetapi sebuah panggilan untuk hidup lebih selaras dengan alam dan makhluk hidup lainnya.
Merangkul Kesehatan dengan Cinta dalam Setiap Suapan
Tidak kalah menggugah, live cooking demo oleh Vegenzy Kitchen menghidangkan kuliner sehat yang tidak hanya memanjakan lidah tetapi juga memancarkan semangat kebaikan. Hidangan yang disajikan merupakan cerminan dari cinta kita terhadap diri sendiri dan bumi yang kita huni.
Dalam sesi ini, para peserta diajak melihat dan mencicipi kelezatan nasi ayam vegetarian saus barbeque yang dipersiapkan dengan penuh cinta. Tidak hanya lezat dan sehat, makanan ini juga menjadi bukti nyata bahwa kita bisa merawat tubuh kita tanpa harus menyakiti makhluk hidup lainnya.
Pada akhir acara, para relawan diundang untuk menjadi duta sehat—sebuah simbol dari dedikasi mereka untuk menyebarluaskan semangat kesehatan. Bahwa setiap langkah kecil menuju kesehatan tubuh, batin, dan bumi adalah bentuk cinta yang luar biasa.
Pasangan suami istri, Nanun Priyatna dan Susilowati, antusias menerapkan pola makan vegetarian demi hidup lebih sehat.
Di antara beberapa relawan yang mendaftar sebagai duta sehat, ada pasangan suami istri, Nanun Priyatna (65) dan Susilowati (62), yang telah menerapkan pola hidup vegetarian dua kali dalam seminggu. “Baru menyadari bahwa proses dari apa yang non-vegetaris makan tiap hari itu dari awal sudah menakutkan. Pola makan yang bagus itu pola makan vegetarian," ungkap Nanun, relawan Tzu Chi. Mereka berdua juga bertekad untuk menghadapi tantangan bervegetaris selama tiga bulan usai menerima buku paspor Duta Sehat yang dibagikan.
Testimoni senada terkait manfaat pola makan vegetarian juga diungkapkan oleh Rita dan Kartika Wati. “Dengan bervegetaris, kita dapat menyelamatkan bumi dan kehidupan. Saya sendiri merasakan selama mulai bervegetaris, badan saya terasa semakin sehat dibandingkan sebelumnya yang rentan sakit,” ujar Rita (45). Kartika Wati (42) yang telah bergabung sebagai relawan Tzu Chi sejak tahun 2022, ikut menimpali “Dengan bervegetarian, batin terasa lebih tenang, emosi stabil, dan amarah pun hilang,” timpalnya. Walaupun Ia telah mengadopsi pola hidup vegetarian, namun belum sepenuhnya semata karena tuntutan pekerjaan.
(Dari kiri ke kanan) Rita Wong, Linah, Variaty, Dewi, Kartika Wati, Merry Tiaras mengungkapkan tekadnya menjadi Duta Sehat.
Sementara itu, Melliza Suhartono (46), selaku PIC kegiatan, mengatakan “Acara ini diadakan untuk mengajak relawan menambah wawasan pengetahuan mereka mengenai pola makan vegetarian. Vegetarian bukan hanya anutan agama tertentu, tapi bertujuan untuk kesehatan, cinta kasih kepada semua makhluk hidup, juga tentang dampak pola makan hewani terhadap global warming”.
“Yang diharapkan adalah tekad dari relawan untuk menjadi duta sehat. Paspor duta sehat yang sudah dibagikan, berisi pengetahuan tentang bervegetaris,” lanjutnya. Rencananya acara ini akan dilakukan secara berkesinambungan dan dibuatkan grup WhatsApp sebagai wadah tanya jawab relawan mengenai pola hidup vegetarian.
Mari kita rayakan bulan tujuh dengan penuh semangat, menjadi duta sehat yang membagikan cahaya kebaikan kepada dunia. Mari bersama-sama melangkah menuju masa depan yang lebih sehat, penuh berkah, dan penuh cinta. Karena setiap langkah kecil kita dalam merawat diri sendiri dan lingkungan adalah kontribusi besar untuk dunia yang lebih baik.
Editor: Khusnul Khotimah