Menjadi Guru yang Humanis

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Yuliati

Bedah buku yang diadakan rutin sebulan sekali pada minggu ketiga diawali dengan mendengarkan ceramah Master Cheng Yen.

Kegiatan bedah buku, merupakan salah satu kegiatan rutin yang diadakan setiap minggu ketiga tiap bulannya di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Pada 18 Februari 2016 lalu, bedah buku yang diadakan usai kegiatan belajar mengajar ini membahas tentang, “Pedoman Guru Humanis” dan dibawakan oleh salah satu relawan Tzu Chi, Lim Ji Shou. Dengan diikuti oleh 130 guru dan staf sekolah, kegiatan tersebut nampak disambut antusias dengan berbagai sharing di dalamnya.

Direktur Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi sekaligus koordinator kegiatan bedah buku, Dra. Dyah Widayati Ruyoto, MM., mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan wadah bagi para guru dan staf dalam mendalami budaya humanis Tzu Chi. “Kami sharing bersama tentang bagaimana menjadi guru bagi anak-anak supaya mereka bisa menerima dengan senang hati,” ucap Dyah, sapaan akrabnya. Sejak tahun 2014 lalu, bedah buku di sekolah selalu dilaksanakan untuk mengupas berbagai buku tentang pedoman untuk menjadi guru humanis. “Untuk mendukung kegiatan, kami pun mengundang pembicara yang cocok di bidang ini,” tambahnya.

Lim Ji Shou memberikan sharing tentang Pedoman Guru Humanis kepada 130 guru dan staf Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

Dyah Widayati Ruyoto mengatakan bahwa kegiatan tresebut merupakan wadah bagi para guru dan karyawan dalam mendalami budaya humanis Tzu Chi.

Meskipun awalnya tidak terlalu banyak staf yang mengikuti kegiatan, namun seiring berjalannya waktu para guru pun antusias mengikuti kegiatan ini. “Sekarang dengan kesadaran sendiri mereka (staf) hadir, apalagi banyak yang bisa dipelajari dari sini,” ujar Dyah. Ia pun berharap agar para relawan terus memberikan pengetahuan dan inspirasi tentang budaya humanis sehingga para guru dapat terbuka hati dan mengajar dengan penuh humanis.

Salah satu peserta bedah buku, Freddy sejak awal sangat antusias mendengarkan sharing yang diberikan. “Hari ini dapat sesuatu yang baru, seperti bagaimana cara berkomunikasi dengan baik terhadap orang tua maupun siswa. Banyak pelajaran yang diperoleh,” ujarnya. Sejak masuk di sekolah, ia tidak pernah melewatkan kesempatan belajar tentang budaya humanis bagi para guru. “Guru humanis itu memanusiakan manusia, memanusiakan siswa. Siswa bukan kita anggap sebagai objek tapi subjek yang kita bentuk bagaimana caranya,” ujar Kepala SD Cinta Kaish Tzu Chi ini.

Dengan mengikuti kegiatan bedah buku ini, ia mengaku terjadi perubahan dalam dirinya. “Lebih bisa berpikir bijak, tidak egois baik dalam diri pribadi maupun lingkungan,” akunya. “Saya dulunya sebelum masuk sini (Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi) cukup sedikit temperamen, cepat naik darah. Di sini belajar mengelola emosi sehingga bisa lebih bersabar,” ungkapnya.

Freddy (kanan berdasi) mengaku lebih bijak dengan seringnya mengikuti kegiatan bedah buku sejak 2014 lalu.

Meny Thalib mengaku banyak perkembangkan positif yang terjadi dengan adanya kegiatan bedah buku bagi para guru dan karyawan sekolah.

Kegiatan rutin yang menitikberatkan pada budaya humanis Tzu Chi ini terus mendapatkan pendampingan dari sejumlah relawan Tzu Chi. Selama pendampingan tersebut, banyak perkembangan positif yang terjadi. Hal ini diungkapkan oleh salah satu relawan Tzu Chi, Meny Thalib, “Pertama kita berbagi tentang bedah buku, sebagian agak pasif tapi berlalunya waktu mereka juga banyak pertanyaan, saling berbagi antara guru satu dengan lainnya, saling memberikan informasi.”

Bedah buku yang diberikan kepada semua guru untuk mendalami visi misi Master Cheng Yen khususnya budaya humanis Tzu Chi. “Mereka memang profesional dalam bekerja, profesional secara pengetahuan, dan akademis tapi karena sekolah ini dasarnya budaya humanis, kita sebagai relawan hanya memberikan pengarahan,” ucapnya. Dengan pendalaman budaya humanis ini, ia berharap antara guru akademis dan relawan bisa sehati dalam membentuk generasi berbudaya humanis.


Artikel Terkait

Bedah Buku: Cara Pandang

Bedah Buku: Cara Pandang

24 Februari 2012 Acara ini juga diikuti oleh salah seorang relawan Komunitas bedah buku, Sjukur Zhuang Shixiong. Kegiatan bedah buku yang dihadiri sebanyak 25 orang ini bertema  “Cara pandang” yang dibawakan oleh Kumuda Shixiong.
Pembinaan Diri ke Luar

Pembinaan Diri ke Luar

31 Juli 2018
“Sutra Makna Tanpa Batas mengajarkan kita metode pembinaan diri keluar,” papar Hok Lay yang menjadi pembicara acara Bedah Buku Sutra Wu Liang Yi Jing di komunitas relawan Tzu Chi tepatnya di Pluit Gan En. Bedah buku ini dihadiri oleh 40 peserta, baik relawan maupun masyarakat umum.
Secangkir Teh di Kelas Bedah Buku

Secangkir Teh di Kelas Bedah Buku

14 Juni 2024

Bedah buku yang digelar di Jingsi Books & Café Medan kali ini  terasa istimewa karena terdapat Cha Dao atau seni penyajian teh Jing Si juga. Bedah buku ini dihadiri 81 orang.

Dengan keyakinan, keuletan, dan keberanian, tidak ada yang tidak berhasil dilakukan di dunia ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -