Menjadi Lebih Baik

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto

fotoProf.Dr Sarlito Wirwan Sarwono memberikan pengantar kepada para relawan mengenai para peserta yang hadir

Minggu 26 Februari 2012, para mantan pejuang Afganistan dan Moro melakukan kunjungan ke Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat bersama dengan Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Guru Besar Universitas Indonesia. Kunjungan kali ini bertujuan untuk mengenalkan suasana rukun dan harmonis antar umat beragama yang telah terbina dalam Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi. Kegiatan ini dihadiri oleh lebih kurang 30 orang, yang mana sebagian besar peserta adalah mantan pejuang Afganistan dan Moro.

“Mereka adalah orang-orang yang pernah terlibat dalam aksi-aksi teror. Mereka sebagian adalah alumni Afganistan, yang pernah berperang disana. Setelah  selesai perang mereka kembali ke Malaysia dan kemudian ke Indonesia melakukan tindakan teror,”  terang Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Ketua program pemberdayaan dakwah untuk alumni Afganistan, Moro dan kasus Narapinda Teror.

Sarlito menerangkan jika sebelum datang ke sini, para mantan pejuang ini telah menjalani pelatihan dakwah bersama dengan beberapa Ustad dan telah berkarya kembali di tengah-tengah masyarakat. Walaupun anggapan miring dari masyarakat masih ada, tetapi mereka terus berupaya untuk menunjukkan jika mereka kini telah kembali ke jalan yang benar dan ingin berbaur bersama masyarakat sekitar layaknya keluarga sendiri.

Para mantan pejuang Afganistan dan Moro ini sendiri  telah menjalani masa hukuman mereka sesuai dengan hukum yang berlaku. Kini setelah mereka bebas, mereka ingin kembali melakukan kegiatan seperti layaknya masyarakat, bersosialisasi dan bersumbangsih kepada  masyarakat sekitar.

foto   foto

Keterangan :

  • Para mantan pejuang berkeliling ke Perumahan Cinta Kasih, melihat bagaimana interaksi antar warga yan begitu harmonis dan rukun (kiri).
  • Asyim ( berbaju merah) bertanya seputar kehidupan warga di perumahan cinta kasih kepada karyawan Tzu chi (kanan).

Seperti halnya Asyim, yang tinggal di Tasikmalaya. Satu bulan yang lalu, dirinya mendapat undangan dari Dr. Sarlito untuk datang bersilaturahmi ke Yayasan Buddha Tzu Chi. Untuk memenuhi undangan, Ia harus menempuh perjalanan dengan kendaraan umum selama hampir 5 jam.

Sebelum datang ke Tzu Chi , Asyim sendiri sempat merasa ragu ada apa sebenarnya di Tzu Chi. Setelah mendapat penayangan profil Tzu Chi dan berkeliling melihat suasana Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi, dirinya merasa terkesan.”Saya sangat terkesan sekali dengan Perumahan Cinta Kasih ini. Ternyata di dunia ini masih ada orang-orang  yang melakukan hal yang baik ini. Dalam melakukan segala hal dengan penuh cinta kasih. Dan hal ini sendiri bukanlah hal yang asing bagi kami, karena dalam agama kami sendiri telah diajarkan yang namanya cinta kasih,” ujar Asyim.

Selain itu Asyim juga menerangkan jika dirinya sangat tersentuh dengan suasana keharmonisan warga di perumahan ini, “saya juga ingin tahu bagaimana dari sosok sebuah Kali Angke yang kumuh berubah menjadi sebuah komunitas yang begitu mengagumkan,” ujar Asyim, bapak dari 5 anak ini.

Melihat suasana yang begitu asri dan damai membuat Asyim berpikir mengapa dirinya yang telah belajar cinta kasih ini belum dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. “Saya juga ingin melakukan hal yang seperti demikian dan harus melakukannya. Saya tahu tidaklah mudah mengubah dari yang kondisi dulu. Tetapi saya ingin sekali belajar,” harap Asyim, yang berprofesi sehari-hari sebagai penjual kayu selama dua tahun ini.

  
 

Artikel Terkait

Jalinan Jodoh Tzu Chi dan Wilna (Bag. 2)

Jalinan Jodoh Tzu Chi dan Wilna (Bag. 2)

07 November 2011
Menurut Tati, jika Wilna dipasangi bola mata palsu di mata bagian kanannya maka itu akan sedikit bisa mengobati rasa minder cucunya itu. Namun bagi kedua relawan Tzu Chi yang mengunjungi Wilna hari itu, kesehatan Wilna saat inilah yang menjadi fokus utama mereka.
Bantuan Penanganan Covid-19 di Rumah Sakit di Jakarta

Bantuan Penanganan Covid-19 di Rumah Sakit di Jakarta

20 Maret 2020

Tzu Chi Indonesia kembali memberikan bantuan terkait penanganan Covid-19 di Jakarta. Relawan Tzu Chi pada Kamis, 19 Maret 2020 mengunjungi RSPAD Gatot Soebroto, RSUP Persahabatan, dan Dinas Kesehatan DKI Jakarta untuk memberikan bantuan.

Suara Kasih: Bahagia dan Tidak Tersesat

Suara Kasih: Bahagia dan Tidak Tersesat

02 Agustus 2012 Pada saat berusia 29 tahun, dia didiagnosis menderita penyakit itu. Meski kini sudah berusia 33 tahun, dia sangat berpuas diri, berpengertian, dan hatinya selalu penuh rasa syukur. Kehidupannya sudah berubah. Jadi, di dunia ini, tiada hal yang tak bisa dicapai.
Dalam berhubungan dengan sesama hendaknya melepas ego, berjiwa besar, bersikap santun, saling mengalah, dan saling mengasihi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -