Menjadi Lebih Dewasa dan Mandiri
Jurnalis : Yuliati, Fotografer : YuliatiTK Tzu Chi Indonesia
mengadakan prosesi kelulusan siswa-siswinya setiap tahunnya. Pada tahun ajaran
ini, prosesi kelulusan diadakan pada Kamis pagi, 7 Juni 2018.
TK Tzu Chi Indonesia setiap tahunnya melepaskan siswa-siswinya yang telah purna belajar. Pelepasan ini pun ditandai dengan kegiatan prosesi kelulusan yang dihadiri para orang tua. Prosesi kelulusan diadakan pada Kamis, 7 Juni 2018 bertempat di Aula lantai 3, Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
“Total ada 167 murid yang lulus di tahun akademik ini,” ujar Iing Felicia Joe, Kepala TK Tzu Chi Indonesia.
Setiap murid mengikuti prosesi kelulusan tersebut dengan sangat khidmat dan rapi. Kekhidmatan dan keteraturan yang dilakukan anak-anak merupakan wujud pendewasaan mereka selama belajar di sekolah. Meskipun Taman Kanak-kanak adalah taman bermain namun mereka juga diajarkan untuk memahami pendidikan kehidupan, pendidikan karakter.
Selain mengikuti upacara
kelulusan, masing-masing kelas juga menampilkan penampilan mereka di hadapan
ratusan orang tua murid yang hadir.
“Di TK adalah masa-masa fondasi, kita harus mengingat karakter sehingga anak-anak tidak hanya tahu berhitung membaca saja, mereka tahu pendidkan kehidupan bagaimana menghadapi keseharian mereka,” papar Iing.
Kedewasaan anak-anak lulusan TK Tzu Chi Indonesia ini pun terlihat dari kemajuan yang dialami mereka. Tidak hanya melalui berbagai penampilan yang disuguhkan dalam kegiatan kelulusan ini, tetapi di antara mereka juga menunjukkan keberanian dengan memberikan pidato di depan ratusan orang tua yang hadir. Salah satunya Damian Chang.
Damian bersama dua temannya terpilih untuk mewakili teman-temannya memberikan pidato versi bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin. Dia atas panggung satu per satu dari mereka berpidato. Damian mendapatkan kesempatan pertama untuk memberikan pidato dalam bahasa Indonesia.
Sebagai wujud terima
kasih kepada para guru yang telah membimbing selama sekolah, anak-anak
menyuguhkan teh dan bunga kepada gurunya. Usai menyajikan teh, mereka pun
saling berpelukan.
“Selamat pagi shigu shibo, para guru, orang tua, dan teman-teman sekalian. Saya senang hari ini berada di sini untuk menyampaikan rasa terima kasih saya kepada papa mama yang telah menyekolahkan saya di Tzu Chi, dan para guru yang selama ini dengan sabar mengajar dan membimbing,” ucap Damian lantang. Ia juga membacakan puisi untuk para gurunya.
Di akhir pidatonya, Damian memberikan pesan untuk para gurunya yang telah mendidiknya selama ini dan teman-temannya. “Kami akan selalu merindukan kalian, jangan lupakan kami ya. Untuk teman-teman semangat,” ujarnya menggebu. Sontak riuh tepuk tangan menggema di ruangan auditorium internasional pagi itu.
Bangga dengan Perkembangan Sang Anak
Damian Chang bersama
dua temannya terpilih untuk mewakili teman-temannya memberikan pidato versi
bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa Mandarin.
Melihat keberanian Damian, kedua orang tuanya pun merasa bangga dan terharu. “Merasa tersentuh. Kita lihat dari baby nggak begitu mandiri, tadi bisa berdiri di depan dan kasih speech dalam bahasa Indonesia, karena di rumah dia jarang pakai bahasa Indonesia,” ujar Sher Li, sang bunda.
Kehebatan yang Damian tunjukkan bukan tanpa perjuangan. Terlebih dia jarang menggunakan bahasa Indonesia dalam kesehariannya dan pidato diberikan tanpa membaca teks. “Dia sangat excited beberapa hari tidak bisa tidur mikirin mau tampil. Tapi tadi sukses,” puji sang ayah, Michael. “Sampai semalam tengah malam jam 12-an nggak bisa tidur nanya boleh (latihan) ulang nggak speechnya?” timpal sang istri.
Rasa bangga juga ditunjukkan orang tua Damian melihat perkembangan buah hatinya selama ini. “Kita merasa dia lebih mandiri, diajarin beberapa hal beberapa hal yang kami kira selama ini tidak bisa ternyata dia bisa sendiri,” ujar Michael. “Dia juga mulai ada rasa tanggung jawab, bisa mebantu dan nggak terlalu andalin kita dan susnya. Berangkat (sekolah) ambil tas sendiri, banyak kemajuan sih,” tambah sang istri bangga.
Di penghujung acara,
sebanyak 167 murid dan guru kelas mereka bersama-sama menyanyikan “I have a dream” dengan membawa pelita.
Menurut Michael dan Sher Li, perkembangan yang dialami Damian tidak lepas dari pendidikan yang diberikan di sekolah. “Banyak perubahan, itu saya rasa ajaran dari sekolah,” ucap sang ayah. Mereka pun bersyukur memilih Sekolah Tzu Chi Indonesia dalam memberikan pendidikan kepada anak semata wayangnya tersebut.
“Banyak sekolah yang lebih mengutamakan pelajaran. Saya mikir untuk membentuk karakter anak itu sejak kecil karena kalau sudah besar akan susah. Salah satu faktor kami memasukkan Damian ke sini karena Tzu Chi mengutamakan pembentukan karakter anak,” kata Sher Li. “Nilai-nilai moralnya lebih banyak di Tzu Chi dibandingkan dis keolah lain. Menurut kami itu lebih bernilai daripada belajar-belajar terus gitu, jadi lebih bagus kalau ada belajar kehidupan,” timpal sang suami.
Damian Chang bersama
mamanya, Sher Li usai kegiatan prosesi kelulusan yang diadakan di Aula lantai 3
Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara.
Damian memang anak yang berbakti dan sayang kepada orang tua. Ia pun menerapkan apa yang diperoleh di sekolah. “Saya paling terkesan itu ketika saya sakit, dia kasih serve full. Ambilin minum, mijitin. Mungkin sekarang banyak orang tua yang sibuk kerja jadi penting di sekolah mendapatkan semua ini,” kata Sher Li penuh haru. Damian juga mengungkapkan rasa bakti dan sayangnya kepada orang tuanya. “Hari ini graduation, kami kasih hadiah untuk papa mama. Kalau kasih hadiah itu (bisa) buat papa mama senang,” ungkap Damian. “Saya akan selalu mendengarkan kalian (papa mama) dan juga sayang kalian,” sambungnya.
Selain merasa bahagia melihat anak didiknya yang sudah siap memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, Iing Felicia Joe juga berharap para siswa-siswinya yang telah lulus bisa mandiri dan berhasil menggapai mimpi-mimpi mereka. “Mereka semua selalu bisa mengintropeksi diri, bisa mandiri dalam bentuk segala pekerjaan atau kesulitan. Jangan pernah putus asa, terus bersemangat, sayang kepada orang tua dan lingkungan,” pesan Iing.
Artikel Terkait
Menapakkan Kaki ke Jenjang yang Penuh Challenge
25 Mei 2019“Mereka sudah siap menapakkan kaki ke jenjang yang penuh dengan challenge. Kami percaya dengan apa yang sudah kami berikan pada saat mereka berada di K2 pastinya mereka siap menghadapi semua itu,” kata Iing, Kepala TK Tzu Chi Indonesia usai acara graduation TK Tzu Chi Indonesia kemarin, 24 Mei 2019.