Menjadi Murid yang Memahami Guru
Jurnalis : Juliana Santy, Fotografer : Juliana SantySetelah mengikuti 3 kali pelatihan dan telah benar-benar siap, maka mereka akan dilantik menjadi komite pada bulan November 2012 di Taiwan. |
| ||
“Ada guru tentu ada murid, apakah kita sudah menjadi murid yang menjalankan ajaran guru? Kita lama di Tzu Chi, Master Cheng Yen maunya apa, apakah kita tahu? Master tidak kenal libur, beliau bekerja 365 hari dalam setahun. Kadang-kadang kita pikir Master berbicara hal yang sama terus menerus. Tapi Master juga berkata Saya juga tahu jika kalian merasa saya berbicara hal yang itu-itu saja, tetapi kenapa saya berbicara hal yang itu-itu saja? Karena kalian belum melakukan, bagaimana saya berbicara yang lain? Yang kecil dan mudah saja kalian belum lakukan,” tutur Cheng Hao Shixiong atau yang akrab dikenal dengan Hendry Chayadi dalam sharingnya yang bertajuk Murid dan Guru. Pada tanggal 3 dan 4 Maret 2012, sebanyak 48 relawan biru putih mengikuti pelatihan calon komite di Sekolah Tzu Chi Indonesia. Relawan yang hadir pada hari tersebut adalah mereka yang sudah siap untuk menjadi calon komite yang akan dilantik pada bulan November 2012 di Taiwan. Namun sebelum itu mereka harus mengikuti sejumlah pelatihan yang diadakan bagi mereka. Pelatihan pertama ini diikuti oleh 25 relawan yang berasal dari Jakarta, 2 relawan Pekanbaru , 6 relawan Bandung, 2 relawan Padang, 10 relawan Medan, 1 relawan Batam dan 2 relawan Biak. Tujuan dari pelatihan ini adalah agar setiap calon komite dapat mendalami ajaran Jing Si secara mendalam dan mengaplikasikannya ke dalam masyarakat. Selain itu diharapkan pula mereka dapat menjadi teladan dan membina relawan lainnya. Para anggota komite berkomitmen “Menjadikan hati sendiri bagaikan hati Buddha”, apabila satu mata memandang, maka ribuan mata ikut memandang. Selain itu juga mampu “Menjadikan misi Guru sebagai misi diri sendiri”, maka ketika satu tangan bergerak, ribuan tangan juga ikut bergerak. Tatkala mendengar rintihan penderitaan, hati pun ikut tergerak untuk memberikan pertolongan. Para anggota komite tiada berbeda dengan Bodhisatwa Avalokitesvara yang bermata dan bertangan seribu.
Keterangan :
Dalam pelatihan ini para calon komite diberikan berbagai pengetahuan yang lebih mendalam mengenai Tzu Chi, mulai dari tata krama dalam Buddhisme, praktik tata krama, keindahan budaya humanis, Pelestarian lingkungan dan vegetarian, jalinan jodoh murid dan guru, ajaran Jing Si dan Mazhab Tzu Chi. Semuanya dibawakan oleh relawan-relawan yang sudah lama dan aktif berkecimpung di Tzu Chi. Bertekad Menjadi Murid Namun tak lama setelah itu ia mendapatkan pekerjaan di Batam sehingga membuatnya harus berpindah daerah. Tapi jodohnya dengan Tzu Chi tetap saling bertautan karena di Batam pun terdapat Kantor Penghubung Tzu Chi. karena rasa ingin tahunya yang besar tentang Tzu Chi, ia pun berhenti bekerja agar dapat bekerja di Tzu Chi Batam. “Di situ saya mulai mengenal lebih dekat, karena keinginan tahuan saya akan Tzu Chi cukup tinggi dan ingin terjun langsung di dalamnya.” Pekerjaan membuatnya harus berpindah-pindah dan setelah bekerja di Batam ia pun pindah bekerja di pulau Bali dan di sana ia pun dapat menemukan insan Tzu Chi. Saat ini ia pun telah kembali lagi ke Medan dan aktif bersumbangsih bersama insan Tzu Chi di sana, “Sebuah ikatan jodoh saya dengan Tzu Chi sangat dalam. Saya berusaha bersumbangsih apa yang saya ketahui, membangkitkan apa yang harus kita lakukan.Tzu Chi itu bukan punya saya, dia, anda, Tzu Chi adalah punya kita semua,” ucapnya.
Keterangan :
Pada tahun 2006, Leo datang ke Jakarta untuk dilantik menjadi relawan biru putih dan kini ia kembali lagi datang ke Jakarta untuk mengikuti pelatihan relawan calon komite, “Sebenarnya saya sangat menyesal karena menunda sekian lama (menjadi komite-red). Tapi saya bersyukur waktu saya di Batam, saya mendengar lagu Sheng Sheng Shi Shi Dou Zhai Pu Ti Zhong (Selamanya berada di jalan Bodhisatwa-red), meskipun saya belum pernah bertemu dengan Master Cheng Yen secara face to face. Saya langsung gui (berlutut-red) di depan foto Master dan saya langsung fa yuan (berikrar) selamanya saya akan di jalan bodhisatwa ini,” tuturnya. Keyakinannya saat ini untuk mengikuti pelatihan calon komite sempat dirudung dengan keraguan, “Sebenarnya saya masih ingin membatalkan niat untuk menjadi calon komite. Tetapi Saya bersyukur karena saat Ji Shou Shixiong datang ke Medan, ia sharing ke saya, ‘kamu sudah di rekomendasi-in loh’. Tapi saya bilang saya belum melakukan apa-apa, saya belum merasa saya itu layak ketemu dengan Master, saya merasa saya masih kurang. Lalu Ji Shou Shixiong bilang ini sudah jodohnya kamu, kamu mau tunggu sampai kapan lagi? Master nggak bakalan nunggu kamu, Master sudah tua,” dan perkataan tersebut membuat Leo terdiam sejenak hingga akhirnya dengan penuh keyakinan ia memutuskan, ya, ia akan ikut serta. “Kenapa harus tunggu sekian lama, di tambah lagi Master semakin tua. Saya sendiri, apa sih yang kamu tunggu Leo?” ucapnya dengan penuh rasa haru hingga membuatnya meneteskan air mata. Pelatihan kali ini memberikan pengalaman dan pelajaran yang mendalam bagi dirinya. Melihat sebuah sharing dari Cheng Hao Shixiong yang membawakan materi mengenai “Murid dan Guru”, penyesalan pun muncul lagi dalam benaknya karena ia merasa sudah membuang waktu yang lama untuk menjadi seorang murid, namun itu pun menjadi pemacu semangat bagi dirinya untuk lebih giat lagi, “Semoga saja jodoh saya dengan Master itu tetap ada dan semoga saja jodoh saya di akhir tahun bisa dilantik langsung oleh Master. Dan saya fa yuan (berikrar), sekarang saya lagi membantu medan untuk guan huai (memberi perhatian-red) Aceh. Saya ingin terus mencoba untuk bersumbangsih di sana,” ucapnya dengan mantap. Empat Pesan Guru Sulit untuk terlahir sebagai manusia, kini sudah terlahir; Sulit untuk bertemu ajaran Buddha, kini sudah bertemu; Sulit untuk berguru dengan guru yang bijak, kini sudah berguru. Master Cheng Yen selalu menunggu murid-muridnnya untuk pulang dan memberikan berkat, Kita sebagai murid harus bersemangat dan jangan biarkan Master menunggu lama. | |||
Artikel Terkait
Mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang Ber-Bhinneka
29 Maret 2019Penandatanganan Program Beasiswa Doktoral antara IRTI Bangun Jaya dan Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara (14/3/2019).
Membangkitkan Asa Demi Keluarga
31 Mei 2017Belajar dari kesalahan masa lalu adalah hal yang dilakukan Freddinad saat ini setelah melewati masa sulit beberapa tahun silam. “Alhamdulilah untuk sekarang ada perkembangan setelah saya sembuh, bisa kerja lagi bisa bantu keluarga,” ujarnya. “Jadi pikiran saya dulu kalau sembuh jadi mayat hidup itu salah. Walaupun orang tidak berdaya juga pasti masih bisa berbuat sesuatu,” kata Freddi.
Pelantikan Relawan Abu Putih Tzu Chi Selatpanjang
15 Desember 2023Tzu Chi Selatpanjang mengadakan pelantikan Relawan Abu Putih. Banyak materi disampaikan dalam pelantikan ini seperti tata krama saat makan, juga tentang struktur 4 in 1.