Menjadi Relawan Tzu Chi Dari Hati

Jurnalis : Arimami Suryo A., Fotografer : Arimami Suryo A, dok pribadi


Relawan Tzu Chi komunitas Xie Li Cikarang, Dewi Mutiara dan Veriyanto saat akan mengunjungi Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

“Sebenarnya kalau lihat keadaannya sedih, tapi buat orang tuanya salut karena sabar mau mengurus anak dengan keadaan yang seperti itu,” kata Dewi Mutiara (28), relawan Tzu Chi komunitas Xie Li Cikarang saat mengunjungi salah satu Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi) di wilayah Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Hari itu, Sabtu 4 Juli 2020 bersama-sama dengan Veriyanto  The, Ketua Xie Li Cikarang, Dewi mengunjungi Gan En Hu bernama Muhammad Alif. Alif sendiri adalah seorang balita yang menderita kelainan di bagian kepala sejak lahir. Kunjungan ini pun mengingatkan Dewi tentang orang tuanya, yang menjadi awal jalinan jodohnya dengan Tzu Chi.

Adik dari Dewi sendiri juga merupakan Gan En Hu. Setelah sang ibu meninggal dunia beberapa tahun yang lalu karena sakit, kehidupan Dewi dan tiga saudaranya dinafkahi oleh sang ayah yang bekerja sebagai pedagang dan pengumpul barang-barang bekas. Jalinan jodoh Dewi dengan Tzu Chi ternyata dimulai oleh ayahnya yang mengajukan bantuan biaya hidup. Setelah disurvei dan disetujui pengajuan bantuannya, musibah menimpa ayah Dewi yang meninggal karena kecelakaan di sungai pada bulan November 2018.

Relawan Tzu Chi komunitas Cikarang yang mengetahui hal ini segera mendatangi kediaman Dewi untuk berbelasungkawa. Semenjak peristiwa tersebut, kehidupan keluarganya pun menjadi terpuruk seketika dan Dewi merasa down.

“Sangat down sekali. Sempat kaget dan enggak menyangka kalau papa meninggal. Kan kita semua tergantung sama papa,” kenang Dewi.

Sebagai anak pertama, mau tidak mau kedepannya ia harus menjadi tulang punggung dan menafkahi keluarga menggantikan sang ayah. Kemudian Dewi pun berjualan di pinggir jalan meneruskan usaha ayahnya untuk bertahan.

“Setelah musibah itu saya teruskan dagang kecil-kecilan di tempat biasa papa jualan. Dagang macam-macam, kaya kopi, es, dan mi rebus di dekat jembatan Pasar Lama Cikarang,” ungkapnya.

Bahagia Menjadi Relawan


Awal-awal Dewi Mutiara mengenal Tzu Chi, ia kerap kali membantu para relawan dengan mengikuti serangkaian kegiatan Tzu Chi di Cikarang seperti Pelestarian lingkungan, baksos, dan pembagian sembako.

Sejak musibah tersebut, Veriyanto bersama relawan Xie Li Cikarang lainnya terus mendampingi dan menyemangati Dewi. Dalam beberapa kesempatan, Veriyanto juga mengajaknya untuk berkegiatan bersama relawan.

“Sejak saya survei, saya selalu memperkenalkan Tzu Chi. Waktu itu saya ajak berkegiatan pelestarian lingkungan,” kata Veriyanto.

Ajakan berkegiatan pun disambut baik oleh Dewi. Berbagai kegiatan relawan Tzu Chi Xie Li Cikarang terus diikutinya. Sampai pelatihan-pelatihan relawan di Kantor Relawan Tzu Chi Komunitas He Qi Pusat di ITC Mangga Dua, Jakarta dan Kantor Pusat Tzu Chi Indonesia di PIK, Jakarta Utara juga ia ikuti.

“Semua karena niat dari hati, tidak ada paksaan. Dulu kata Veriyanto shixiong ‘kalau mau ikut ayo silahkan, kalau enggak ya enggak apa-apa’. Dan saya memutuskan ikut menjadi relawan Yayasan Buddha Tzu Chi,” jelas Dewi yang dilantik menjadi relawan Abu Putih pada tahun 2019 lalu.

Dewi juga merasa bahagia bergabung dalam barisan relawan Tzu Chi. Banyak pengalaman baru yang ia dapatkan bersama para relawan.

“Wahhh seneng banget bisa ikut jadi relawan Tzu Chi. Bisa lebih baik lagi, dari yang tadinya kurang baik jadi lebih baik. Bisa banyak teman juga,” kata Dewi.

Saat pelatihan relawan dari yang awalnya tidak tahu, Dewi kini menjadi tahu banyak tentang Tzu Chi. “Ternyata ya pas banget saya juga suka (berkegiatan Tzu Chi). Sukanya ya kita bisa membantu sesama dengan konkrit,” ungkapnya.

Berawal dari penerima bantuan, kini Dewi memahami dan memaknai makna di balik membantu orang lain. “Yang saya dapatkan ya merangkul keluarga (satu keluarga). Jadi walaupun kita dibantu, tapi kita juga bisa membantu orang lain lagi yang membutuhkan,” kata Dewi.


Berawal dari penerima bantuan, kini Dewi Mutiara menjadi relawan Tzu Chi. Di sela-sela kesibukannya bekerja ia menyempatkan diri untuk berkegiatan Tzu Chi, salah satunya dengan mengunjungi Muhammad Alif penerima bantuan Tzu Chi di Cikarang.

Kini Dewi sudah tidak berdagang lagi. Ia mendapatkan pekerjaan di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara. Hal tersebut adalah sebuah lompatan yang baik baginya setelah berdagang di pinggir jalan. Di sela-sela kesibukannya bekerja, ia pun berkeinginan untuk terus berkegiatan Tzu Chi setelah pandemi Covid-19 berakhir. Dewi merindukan saat-saat bersama relawan lainnya karena saat ini belum diadakan kegiatan terkait protokol kesehatan.

“Kalau ikut kegiatan Tzu Chi walaupun bekerja ya pasti ikut terus. Di Xie Li Cikarang kegiatan itu di awal minggu dan minggu ketiga di setiap bulan jadi saya sempatkan buat berkegiatan. Semenjak Covid-19 ini belum ada kegiatan, kangen lihat suasana gembira para relawan kalau berkegiatan,” kata Dewi sambil tertawa.

Banyak pelajaran yang ia petik semenjak mengenal dan akhirnya bergabung menjadi relawan di Tzu Chi. Dewi pun bertekad untuk terus mengikis tabiat buruk yang ada dalam dirinya sekarang dan seterusnya.

“Hikmahnya ya sangat baik bergabung di Tzu Chi. Baik buat melatih diri sendiri karena ada 10 Sila di Tzu Chi. Jadi segala perbuatan dan segala sesuatunya harus dipikirkan lagi karena sudah menjadi relawan Tzu Chi,” ungkapnya.

Veriyanto juga sangat bersyukur dengan kondisi Dewi saat ini. Sebagai relawan pendamping, ia pun berharap agar kedepannya kehidupan Dewi dan ketiga adiknya dapat terus membaik.

“Saya sangat berharap mereka berempat bisa solid sebagai satu keluarga. Saling mendukung, bisa maju dan sukses terutama dalam segi ekonomi bisa lebih meningkat. Walaupun saat ini sudah bekerja tetapi dia juga tidak melupakan Tzu Chi,” kata Veriyanto.

Editor: Khusnul Khotimah


Artikel Terkait

Menjadi Relawan Tzu Chi Dari Hati

Menjadi Relawan Tzu Chi Dari Hati

07 Juli 2020

Dewi Mutiara adalah salah satu relawan Tzu Chi Xie Li Cikarang yang awalnya merupakan penerima bantuan. Setelah mengikuti kegiatan-kegiatan, ia kini mantap menjadi relawan Tzu Chi. 

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -