Menjadi Remaja yang Siap Menghadapi Tantangan

Jurnalis : Christin Agustina (He Qi Pusat), Fotografer : Noni (He Qi Pusat)

doc tzu chi

Empat anak asuh dari Tim Teratai memberikan sharing di hadapan anak asuh lainnya. Mereka bercerita tentang perjuangan mereka untuk mendapatkan Program Beasiswa Tzu Chi.

Tim Teratai, tim pendidikan di komunitas relawan Tzu Chi He Qi Pusat kembali mengadakan gathering anak asuh pada Minggu, 2 April 2017. Pada gathering tersebut, Tim Teratai mengambil tema: 20 Kesulitan dalam Kehidupan Manusia. Tema ini diambil untuk memotivasi anak asuh yang kala itu akan menghadapi Ujian Nasional. Di samping itu, relawan Tzu Chi ingin anak asuh mampu menghadapi dan menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi dalam kehidupan mereka.

“Tantangan kehidupan itu bisa berupa menghadapi penderitaan karena sakit, kesulitan ekonomi, bencana alam, kehilangan orang yang kita sayangi, ataupun tantangan dalam pendidikan,” ujar relawan. Sebanyak 63 anak asuh dan 13 relawan hadir, larut dalam kegiatan sharing penuh motivasi tersebut.

Jansen, pembawa materi 20 Kesulitan dalam Kehidupan Manusia, secara rinci memberikan pemahaman kepada anak asuh. Ia berusaha memberikan contoh yang diambil dari pengalaman pribadinya ketika menjelaskan masing-masing kesulitan dalam kehidupan. Ia juga melempar pertanyaan kepada anak asuh apakah di antara mereka pernah mengalami kesulitan yang dimaksud. Dengan komunkasi dua arah, sesi motivasi tersebut terasa lebih hidup.

Dengan berbagi pengalaman dan motivasi, Jansen berharap anak-anak asuh Tzu Chi mempunyai mental sekuat baja. “Sehingga kita dapat mengatasi kesulitan serta dapat menjadi pribadi yang lebih baik dalam keluarga maupun dengan teman di sekolah, juga dalam bermasyarakat,” tuturnya.

Sesi sharing serta motivasi yang dibawakan Jansen tersebut lalu ditutup dengan sebuah Kata Perenungan Master Cheng Yen berbunyi, “Perjalanan hidup manusia bagai mendaki lereng gunung, asalkan memiliki kenyakinan untuk mengatasi berbagai kesulitan dan memiliki daya tahan tubuh untuk melangkah dengan kokoh, tentu nantinya akan mencapai puncak gunung”.

“Harapannya semoga anak-anak bisa yakin akan kemampuan mereka,” imbuh Jansen.

Tak Henti Mengejar Impian

Selain mendengarkan sharing dan motivasi dari pembicara, anak asuh pun mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengalaman. Mereka: Nandiaty, Monica, Deby, dan Christianto diberikan kesempatan untuk menceritakan kisah mereka. Bukan tanpa sebab, melainkan karena mereka telah menerima beasiswa dari berbagai universitas di Jakarta.

Relawan memberikan bingkisan kepada anak asuh di akhir kegiatan gathering.

Tidak mudah bagi empat anak asuh ini untuk akhirnya dinyatakan layak menerima beasiswa dari Tzu Chi. Selain dibutuhkan kerja keras dalam belajar, mereka juga melalui proses yang cukup melelahkan. Dimulai dari datang ke Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk untuk menjalani proses wawancara. Hingga harus kembali menjalani serangkaian tes lainnya. Mereka pun sempat mengalami berbagai kendala, seperti kendala transportasi, ataupun susah untuk izin meninggalkan sekolah lebih awal.

Semua perjuangan mereka akhirnya terbayar dengan terpilihnya mereka sebagai penerima beasiswa Tzu Chi. Mereka patut dijadikan contoh dan teladan bagi anak asuh lainnya agar termotivasi untuk mengejar pendidikan yang lebih baik melalui program beasiswa Tzu Chi. Hal ini pun membuktikan bahwa, kesulitan ekonomi sama sekali bukan hambatan. Mereka justru harus terus semangat untuk belajar dan mencapai apa yang dicita-citakan. Asalkan mau berusaha dan berjuang, semua akan indah pada waktunya.

Editor: Metta Wulandari


Artikel Terkait

Menjadi Remaja yang Siap Menghadapi Tantangan

Menjadi Remaja yang Siap Menghadapi Tantangan

30 Mei 2017
Tim Teratai kembali mengadakan gathering anak asuh pada Minggu, 2 April 2017. Pada gathering tersebut, Tim Teratai mengambil tema: 20 Kesulitan dalam Kehidupan Manusia.
Melatih Kemandirian Sejak Dini

Melatih Kemandirian Sejak Dini

30 Agustus 2016
Dalam gathering anak asuh Tim Teratai He Qi Pusat kali ini menekankan pada kedisiplinan dan proaktif dalam melakukan apapun dan bersikap jujur. Melalui penerapan sikap ini tentu bisa membantu orang tua dan menumbuhkan sikap bakti anak kepada orang tua.
Dengan kasih sayang kita menghibur batin manusia yang terluka, dengan kasih sayang pula kita memulihkan luka yang dialami bumi.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -