Menjadi Satu Keluarga

Jurnalis : Wismina (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Fera,Helen,Kiho (Tzu Chi Pekanbaru)

Relawan dan seluruh murid mengabadikan kenangan bersama kelas budi pekerti Qin Zi Ban  tahun ajaran 2015-2016 dengan foto bersama pada 17 April 2016. 

Tanggal 17 April 2016 merupakan pertemuan terakhir kelas budi pekerti Qin Zi Ban (tingkat TK) untuk tahun ajaran 2015-2016. Banyak yang telah dilalui bersama dengan belajar dan bermain. Meidiana, salah satu relawan pendamping merasa berat hati harus berpisah dengan sebagian anak-anak di grup nya. Malvin yang nantinya akan melanjutkan ke kelas Er Tong Ban (tingkat SD), merupakan salah satu xiao pu sa di bawah pendampingan Meidiana, bertanya apakah masih akan bertemu dengan Meidiana di kelas Er Tong Ban? Ternyata kebersamaan selama satu tahun ajaran bisa menjadi satu ikatan seperti keluarga antara relawan dengan xiao pu sa.

Hari itu anak-anak merasakan kehangatan keluarga lewat permainan perahu bahagia. Tampak bahagia dari mereka dan orang tua yang bermain bersama dalam permainan perahu bahagia ini. “Ini merupakan satu kesempatan di mana saya dan anak bisa bermain bersama, karena pada saat  di rumah, saya jarang bisa bermain seperti ini dengan anak saya,“ ungkap Erica yang bermain perahu bahagia bersama buah hatinya, Tristian. Saat bermain perahu bahagia, orang tua ada yang menggendong anaknya di pundak, ada juga anak dan orang tua saling berpelukan.

Erica bersama buah hatinya, Tristian dan anak kelas budi pekerti lainnya untuk mengikuti game yang dimainkan pada pertemuan terakhir kelas budi pekerti ini.


Tampak bahagia dari mereka dan orang tua yang bermain bersama dalam permainan perahu bahagia ini.

Tidak hanya permainan perahu bahagia, orang tua bersama anak-anak dan relawan ikut bermain bersama dalam permainan melempar benang wol. Dalam permainan ini semua saling mengucapkan syukur karna adanya satu sama lain. Dengan benang wol ini yang terkait di jari masing-masing yang saling berkaitan membentuk jaring,  bahwa sesungguhnya kita mempunyai satu ikatan walau kita tidak berasal dari orangtua yang sama, karena sesungguhnya kita adalah satu keluarga.

Pada akhir kelas, semua bersama-sama memeragakan isyarat tangan Satu Keluarga. Tishe bersama  semua relawan pendamping mengucapkan terima kasih atas kebersamaan selama satu tahun ajaran ini. “Gan en (terima kasih) kepada xiao pu sa dan juga orang tua yang telah mendampingi,” ujarnya. Sebelum berpisah, bersama-sama  mengabadikan kenangan bersama kelas budi pekerti Qin Zi Ban  tahun ajaran 2015-2016 dengan foto bersama. 

Tidak hanya permainan perahu bahagia, orang tua bersama anak-anak dan relawan ikut bermain bersama dalam permainan melempar benang wol.


Artikel Terkait

Menjadi Satu Keluarga

Menjadi Satu Keluarga

28 April 2016
Tanggal 17 April 2016 merupakan pertemuan terakhir kelas budi pekerti Qin Zi Ban (tingkat TK) untuk tahun ajaran 2015-2016. Ternyata kebersamaan selama satu tahun ajaran bisa menjadi satu ikatan seperti keluarga antara relawan dengan xiao pu sa.
Membina Cinta Kasih Anak-anak Sejak Usia Dini

Membina Cinta Kasih Anak-anak Sejak Usia Dini

10 Oktober 2018

Kamp Kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban telah berlangsung dua hari yaitu 6-7 Oktober 2018 di Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Puncak acaranya yaitu pada acara penutupan di sore hari kedua yang bertema “Aku datang, Aku senyum, Aku bahagia.

Menumbuhkan Akar Kebajikan Seharum Bunga

Menumbuhkan Akar Kebajikan Seharum Bunga

05 Mei 2015 Sesuai dengan makna Waisak yang merupakan doa jutaan insan, Yuli Shijie selaku koordinator mengajak semuanya bersama-sama dengan tulus mendoakan korban bencana di Nepal.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -