Menjadi Teladan di Usia Senja
Jurnalis : Ruth P. Saragih (Tzu Chi Sinar Mas), Fotografer : Ruth P. Saragih (Tzu Chi Sinar Mas)Tjo Is Ni saat melayani pasien yang mengikuti operasi katarak dalam Baksos yang digelar oleh keluarga besar grup Sinar Mas, unit usaha downstream di Belawan pada 29 Oktober 2016.
Ada pemandangan menarik dalam kegiatan Baksos Katarak yang digelar oleh keluarga besar grup Sinar Mas, unit usaha downstream di Belawan pada 29 Oktober 2016 lalu. Sejak pagi relawan bahu membahu mempersiapkan acara, menyambut para penerima bantuan yang dinyatakan lolos dalam pemeriksaan awal, dan melayani mereka dengan sebaik-baiknya. Di ruang pemeriksaan, sebelum para pasien dioperasi, tampak seorang relawan yang sudah lanjut usia dengan penuh semangat melayani pasien dengan begitu sabar.
Dialah Tjo Is Ni, seorang relawan dari Tzu Chi Medan yang kali ini mendapatkan tugas di bagian obat-obatan. Rambut yang seluruhnya telah memutih, juga raga yang tidak sekuat masa muda dulu ternyata tidak menjadi penghalang baginya untuk menebarkan kebajikan. Tjo Is Ni mengaku setiap ada kegiatan Tzu Chi yang dilaksanakan di Medan, ia selalu merasa terpanggil untuk berpartisipasi.
Melayani dengan tulus menjadi panggilan dari hati Tjo Is Ni.
Di tahun ini, Tjo Is Ni tepat 13 tahun aktif sebagai relawan Tzu Chi. Nenek berusia 71 tahun itu mengaku merasakan kebahagiaan tersendiri ketika melakukan kegiatan Tzu Chi. Kebahagiaan ini tidak bisa digantikan dengan apapun.
“Setiap bakti sosial saya selalu berusaha untuk ikut terlibat. Saya bahagia melihat orang yang membutuhkan bantuan akhirnya terbantu. Yang sebelumnya sakit menjadi sembuh,” ujarnya usai bakti sosial operasi katarak.
Tidak hanya bertugas di bagian obat-obatan, Tjo Is Ni juga sering terlibat sebagai relawan konsumsi, khususnya pada kegiatan Sunday School. Walaupun dari segi usia, Tjo Is Ni paling senior di antara relawan lainnya, namun kondisi ini tak membuatnya bermalas-malasan. Tak tanggung-tanggung, ia juga kerap mengikuti kegiatan Tzu Chi yang dilaksanakan di luar Kota Medan. Dirinya berkisah, lokasi yang paling jauh yang pernah ia ikuti adalah di Nias.
Usia tak menghalangi Tjo Is Ni dan Dokter Emmy, keduanya tetap semangat bersumbangsih tenaga dan waktu.
Medan yang sulit ditempuh dan kondisi jalanan yang tidak bersahabat tak membuatnya patah semangat. Baginya tidak ada yang lebih penting selain dapat membantu yang membutuhkan.
Tjo Is Ni tidak sendiri. Dalam kegiatan bakti sosial operasi katarak ini juga ada relawan lain yang usianya tidak jauh dari Tjo Is Ni. Dia adalah Dokter Emmy S. Kosman yang berusia 72 tahun. Dokter Emmy terlibat aktif di Tzu Chi sejak TIMA Medan berdiri.
Bertugas sebagai relawan medis, Dokter Emmy juga merasakan sukacita. “Sebagai seorang dokter, bagi saya tidak ada kata berhenti untuk membantu orang-orang yang sedang sakit,” kata Emmy.
Bertugas sebagai relawan medis, Dokter Emmy merasakan sukacita saat membantu orang-orang yang sakit.
Baik dokter Emmy maupun Tjo Is Ni memberikan sebuah teladan dan pelajaran berarti bagi relawan yang usianya lebih muda. Bahwa usia bukan menjadi sebuah patokan untuk melayani sesama. Tekad dan keteguhan hatilah yang menentukan seseorang untuk aktif dalam menebarkan benih cinta kasih.
Artikel Terkait
Bahu Membahu di Misi Kesehatan Tzu Chi
21 November 2018Suara Kasih : Cinta Kasih dalam Misi Kesehatan
19 Januari 2011 Untuk menumbuhkan kebijaksanaan, kita harus memperdalam makna hidup kita. Meski tak dapat menentukan berapa lama kita hidup, namun kita dapat menentukan seberapa besar makna hidup kita. Ini berada di dalam kendali kita.Gempa Aceh: Kehangatan Kasih untuk Korban Gempa
13 Desember 2016Meringankan penderitaan korban bencana dengan memberikan bantuan sandang, pangan dan obat-obatan serta memberikan perhatian untuk mengurangi trauma para korban bencana gempa Aceh oleh Tim Medis dan Relawan Tzu Chi Medan.