Menjadi Tuan Rumah yang Baik

Jurnalis : Cindy Kusuma, Fotografer : Hadi Pranoto dan Feranika Husodo (He Qi Utara)
 
 

foto
Minggu, 15 Juli 2012, lebih dari 500 relawan Tzu Chi berkumpul di Aula Sekolah Tzu Chi Indonesia, PIK, Jakarta Utara untuk mengikuti Sosialisasi Jing Si Tang dengan tema: "Mendaki dan Menggerakkan Gunung Sumeru".

"Kekuatan akan menjadi besar bila kebajikan dilakukan bersama-sama; berkah yang diperoleh akan menjadi besar pula."
Kata Perenungan Master Cheng Yen 

Banyak relawan Tzu Chi yang sudah mulai menandai tanggal 7 Oktober 2012 di kalendernya masing-masing. Hari bersejarah tersebut merupakan hari penuh berkah yang ditunggu-tunggu oleh semua insan Tzu Chi Indonesia, di mana Aula Jing Si akan diresmikan dengan berkah dari banyak orang. Meski demikian, di waktu yang kurang dari tiga bulan ini, masih banyak “PR” yang harus dikerjakan oleh setiap relawan. Di kala para seniman bangunan berpacu dengan waktu menyelesaikan bangunan rumah ini, para relawan juga perlu membekali diri dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk dapat menjadi tuan rumah yang baik.

Setelah sosialisasi yang telah dilakukan seminggu sebelumnya di komunitas He Qi masing-masing (Barat, Selatan, Timur, Utara), para relawan berkumpul di Aula Sekolah Tzu Chi Indonesia untuk mengikuti pengenalan yang pertama dari serangkaian pelatihan yang dipersiapkan untuk acara besar ini. Lebih dari 500 relawan hadir pada acara pengenalan ini, melebihi perkiraan panitia. “Saya melihat kursi ditambah terus, ini adalah hal baik, berarti anggota keluarga kita tambah banyak,” ujar Liu Su Mei, Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia di hadapan hadirin dengan senyum mengembang.

Tujuh kali acara senada telah dipersiapkan oleh panitia mulai dari tanggal 15 Juli 2012 sampai pada hari peresmian nanti. Acara-acara tersebut beragendakan pengenalan lebih lanjut tentang Aula Jing Si sendiri dan tentang sejarah Tzu Chi di Indonesia yang lebih mendalam, misalnya tentang Kali Angke, RSKB Cinta Kasih, Rumah Cinta Kasih di Aceh, dan sebagainya. Hal ini bertujuan agar dalam menyambut relawan dari mancanegara dan masyarakat umum, semua relawan bisa mempunyai satu jawaban yang sama dari berbagai macam pertanyaan.

Tuan Rumah yang Baik Mengenal Rumahnya Sendiri
Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul dari masyarakat awam antara lain, “Mengapa Aula Jing Si begitu besar?”, “Apa saja isi Aula Jing Si?”, dan sebagainya. Untuk membekali relawan dengan jawaban yang sama, Liu Su Mei memberikan penjelasan sebagai berikut, “Ketika menghadap Master Cheng Yen, beliau bertanya berapa jumlah penduduk Indonesia. Saya menjawab 230 juta jiwa. Master Cheng Yen lantas menjawab, “Di Taiwan ada 23 juta jiwa, yang berarti jumlah penduduk Indonesia adalah 10 kali lipat penduduk Taiwan. Namun, ada berapa insan Tzu Chi di Taiwan? Ada berapa insan Tzu Chi di Indonesia? Apakah kalian sadar kalau kalian sangat besar? Oleh sebab itu, shixiong-shijie sekalian, kita harus menggalang Bodhisatwa sebanyak-banyaknya,” jelas Liu Su Mei.

foto  foto

Keterangan :

  • Setiap relawan berlatih memegang pundak relawan di depannya. Ini bermakna bahwa setiap kegiatan Tzu Chi dimulai dari komunitas terkecil (Xie Li), kemudian ke Hu Ai, He Qi, dan kemudian He Xin. Dukungan dari belakang sangat diperlukan supaya Tzu Chi bisa semakin berkembang (kiri).
  • Tujuh kali acara senada telah dipersiapkan oleh panitia mulai dari tanggal 15 Juli 2012 sampai pada hari peresmian nanti. Acara-acara tersebut beragendakan pengenalan lebih lanjut tentang Aula Jing Si sendiri dan tentang sejarah Tzu Chi di Indonesia yang lebih mendalam, misalnya tentang Kali Angke, RSKB Cinta Kasih, Rumah Cinta Kasih di Aceh, dan sebagainya (kanan).

Liu Su Mei juga menambahkan, “Master juga mendoakan kita, beliau berpesan bahwa di negara dengan penduduk 230 juta jiwa ini, masih banyak ruang pengembangan. Oleh sebab itu, pada saat ini Indonesia memiliki Aula Jing Si yang terbesar di dunia. Ini adalah keadaan sekarang, nantinya tidak tahu (mungkin ada Aula Jing Si yang lebih besar dari ini - red).”

Keseluruhan kompleks Aula Jing Si yang berluas 10 hektar terdiri dari berbagai bangunan, ruangan, dan karya seni berupa patung, ukiran, dan banyak lagi yang mempunyai keistimewaan sendiri. Jangan sampai sang tuan rumah tidak tahu ketika ditanya oleh para tamu.

“Saya sangat gan en (bersyukur) dengan adanya sharing ini, saya jadi lebih percaya diri dalam melayani tamu nanti. Kita yang sudah pernah pulang ke Taiwan pun bisa salah jawab, jadi sangat riskan. Pelatihan ini sangat baik agar relawan tidak sembarangan jawab,” ungkap LiwanShixiong, salah satu relawan komite yang juga adalah ketua salah satu Xie Li.

foto  foto

Keterangan :

  • Momen peresmian ini juga merupakan saat yang tepat bagi para relawan yang belakangan sudah tidak aktif untuk bangun kembali dari tidurnya. Setiap relawan baik yang sudah lama maupun yang baru bergabung, baik yang tua maupun yang muda, diharapkan untuk ambil bagian dalam kegiatan ini (kiri).
  • Kegiatan ini juga didokumentasikan oleh para relawan 3 in 1 sebagai bentuk rekaman sejarah bagi insan Tzu Chi Indonesia. Semua relawan bersatu hati demi tercapainya tujuan bersama (kanan).

Ladang Berkah yang Menunggu untuk Digarap
Momen peresmian ini juga merupakan saat yang tepat bagi para relawan yang belakangan sudah tidak aktif untuk bangun kembali dari tidurnya. Setiap relawan baik yang sudah lama maupun yang baru bergabung, baik yang tua maupun yang muda, diharapkan untuk ambil bagian di rumahnya sendiri. “Di Xie Li saya (Xie Li 1, Hu Ai Angke, He Qi Utara) ada 6-7 relawan yang sempat ‘tertidur’, namun hari ini bisa datang semua. Ini sebuah berkah untuk saya,” ujar Liwan.

Liwan juga mengimbau semua relawan untuk turut serta dengan alasan yang sangat kuat, “Semua relawan harus ikut, kalau tidak ikut akan sayang sekali, karena ini adalah momen di sejarah Tzu Chi Indonesia yang tidak akan terulang dua kali.”

“Setiap orang ada tugas yang dikerjakan, setiap tugas ada orang yang mengerjakan, maka semakin dikerjakan akan semakin bersukacita.” Kata Perenungan Master Cheng Yen ini hendaknya menjadi dorongan bagi setiap relawan untuk berpartisipasi dalam momen peresmian ini. Masih banyak ladang berkah yang menunggu untuk digarap, dan masih cukup waktu untuk mempersiapkannya.

Shixiong-shijie, janganlah menunda-nunda lagi, inilah saatnya untuk bergerak demi rumah kita yang baru, juga sebagai wujud tanggung jawab kita terhadap guru kita Master Cheng Yen agar beliau tidak khawatir akan murid-muridnya di Indonesia.

 

 
 

Artikel Terkait

Bersumbangsih Dengan Tulus

Bersumbangsih Dengan Tulus

05 Maret 2012 Pada hari minggu tanggal 26 Februari 2012, sejak pukul 07.00 pagi para relawan datang ke Rumah Sakit Khusus Bedah (RSKB) Cinta Kasih, Cengkareng untuk mengikuti pelatihan relawan abu putih yang pertama di tahun 2012.
Belajar Bersyukur dari Bantuan Sembako

Belajar Bersyukur dari Bantuan Sembako

11 Maret 2022

Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas Smartfren menyalurkan 210 paket kebutuhan pokok kepada masyarakat yang membutuhkan di sekitar tempat tinggal relawan.

Menanamkan Nilai Budi Pekerti Pada Anak Usia Dini

Menanamkan Nilai Budi Pekerti Pada Anak Usia Dini

21 Maret 2019

Memasuki pekan kedua di bulan Maret 2019, tepatnya 10 Maret 2019, komunitas He Qi Utara 2 kembali mengadakan kelas budi pekerti Tzu Chi, yang dilaksanakan di ruang Fu Hui Ting, Tzu Chi Center, PIK, Jakarta Utara. Kelas budi pekerti ini diawali dengan melakukan pradaksina, bertujuan untuk melatih konsentrasi sebelum melaksanakan suatu aktifitas.

 

Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -