Menjaga Bumi dengan Ketulusan
Jurnalis : Filya (Tzu Chi Jambi), Fotografer : Filya (Tzu Chi Jambi)Kegiatan pelestarian lingkungan rutin dilakukan di Depo Handil Lestari, Jambi. Kian hari, relawan semakin tekun memilah barang daur ulang di depo.
Master Cheng Yen tak pernah lelah mengingatkan kita bahwa ketika kita dapat bersumbangsih itu merupakan wujud dari berkah. Itu pula yang mendasari para insan Tzu Chi untuk terus bekerja bersumbangsih bagi sesama dan lingkungan.
Pada hari Minggu, 18 Mei 2015, relawan Tzu Chi Jambi melakukan kegiatan pelestarian lingkungan di Depo Handil Lestari. Kegiatan ini memang rutin dilakukan setiap minggunya. Selain itu, kian hari, sampah daur ulang yang disumbangkan semakin banyak. Pada saat yang bersamaan, relawan Tzu Chi juga semakin tekun dan rajin menjemput dan memilah barang daur ulang, serta mengatur waktu agar dapat memilah sampah sendiri di rumah saat senggang.
Salah satunya adalah Ruslianto atau yang akrab dipanggil Acong. Ruslianto telah mengenal Tzu Chi sejak tahun 1998 dari kebiasaannya menonton DAAI TV Taiwan. Sejak saat itu juga ia mulai mengumpulkan barang daur ulang, memilah, dan menjualnya sendiri. Kini sejak tahu Tzu Chi ada di Jambi, Acong giat bersumbangsih di depo. Bahkan, ketika sakit gigi melandanya, dia tetap konsisten menjemput sampah daur ulang dengan mobil boks-nya.
Ruslianto bersyukur Tzu Chi hadir di Jambi sehingga dia dapat ikut membantu misi pelestarian lingkungan Tzu Chi di Jambi.
Berbekal dari pengalamannya bertahun-tahun dalam memilah barang daur ulang, Acong juga menjadi tempat saat relawan ingin belajar memilah barang daur ulang dengan lebih cepat dan efisien. Acong juga membantu menciptakan alat pemisah seng dari botol kaca danmemanfaatkan kembali karung-karung bekas dengan membawanya ke tukang jahit untuk digabungkan menjadikan karung berukuran besar. Karung besar ini digunakan untuk mengakut sampah daur ulang dalam jumlah banyak.
Saat awal mengetahui keberadaan Depo Daur Ulang Tzu Chi di Jambi, Acong dengan semangat mensosialisasikan ke apotek-apotek, salon, toko obat, bank, dan rumah tangga di Jambi untuk mulai memisahkan barang daur ulang yang sudah tidak terpakai. Usai itu, menjadi sebuah kegiatan rutin bagi Ruslianto untuk menjemput sampah daur ulang ke rumah-rumah.
Seperti Acong, Lie Tjun Po juga giat bersumbangsih dalam misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. Lie Tjun Po juga sejak enam tahun lalu rutin menonton siaran DAAI TV Taiwan dan sangat antusias ketika Tzu Chi hadir di Jambi. Lie Tjun Po juga mengajak suami dan anaknya untuk ikut bersumbangsih.
Menyerapi pesan Master Cheng Yen bahwa kita harus menghargai berkah, maka Lie Tjun Po juga senantiasa menekankan pentingnya menghargai berkah. Hal ini dimulai dari menghemat dan menggunakan air berulang kali, mengumpulkan dan memilah barang daur ulang, menjemput sampah daur ulang, serta merawat barang agar tidak cepat menjadi sampah.
Para relawan depo menyempatkan diri membesuk salah satu relawan yang sedang mengalami penurunan kesehatan.
Selain itu, Lie Tjun Po sering kali menemukan barang daur ulang yang masih layak guna di depo. Jika sudah begitu, dia akan memanfaatkannya kembali dan menyumbang ke celengan yang telah disediakan.
“Barang masih bisa digunakan bisa kita pakai lagi dan tidak perlu membeli baru, dengan begitu lebih hemat dan uangnya bisa kita sumbangkan ke yang lebih membutuhkan,” pungkasnya.
Kerelawanan di depo juga membangkitkan suasana kekeluargaan antar-relawan. Beberapa bulan lalu, Yanto, relawan depo mengalami penurunan kondisi fisik akibat meningginya kadar gula dalam darah. Oleh karena itu, para relawan depo membesuk Yanto usai bersumbangsih di depo. Saat ditemui relawan, Yanto justru memberikan terpal kepada para relawan depo untuk digunakan saat memilah barang daur ulang.
Hal ini seperti apa yang dikatakan oleh Master Cheng Yen, yaitu: “Hal yang paling menenteramkan batin manusia di dalam kehidupan adalah bila ketika ia memiliki kemampuan berapapun, ia dengan segera bersumbangsih, memberi manfaat bagi orang banyak, dan menciptakan berkah bagi masyarakat.”