Menjaga Citra Tzu Chi
Jurnalis : Apriyanto, Fotografer : Apriyanto, Hadi Pranoto * Menurut Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Franky O. Widjaja, bila kita bisa berbagi kebahagiaan di Tzu Chi, kita bisa merasakan kebahagiaan yang lebih lengkap. | “Setiap saya melihat foto Shang Ren (Master Cheng Yen –red) saya selalu nangis, Sampai saya nga berani lihat. Waktu itu awal-awal saya nga berani lihat, saya takut kalau nanti hati saya goyah. Saya ga mau lihat sama sekali Shang Ren, punya foto Shang Ren, punya ceramah ga mau. Tetapi setiap mengikuti kegiatan Tzu Chi saya selalu melihat ceramah Shang Ren, jadinya saya nangis lagi,” ungkap Sufei. Nadanya berat terbata-bata, matanya pun membendung linangan air mata. |
Kesan itu rupanya masih membekas dalam diri Sufei dan memberikan makna yang mendalam bagi perkembangan pembinaan dirinya. Demikian yang dituturkan oleh Sufei calon komite dari Surabaya dalam salah satu sesi sharing. Menurutnya, dulu ia pernah memiliki sikap yang negatif terhadap beberapa relawan Tzu Chi hingga membuatnya tidak bersedia aktif dalam kegiatan Tzu Chi. Sampai suatu hari ia menemukan jawaban bahwa di Tzu Chi adalah melatih diri dan membina diri ke arah yang lebih baik, bukan menonjolkan keakuan pribadi. Membina Diri Training yang dikhususkan untuk para calon komite ini berisikan beberapa materi, diantaranya adalah 10 sila Tzu Chi, penerapan 4 in 1, filosofi dan konsep Komite Tzu Chi, Sad Paramita dan sharing dari calon anggota komite. Ket : - Menurut Agus Rijanto, salah seorang relawan Tzu Chi, dengan menaati sila seseorang telah terhindar dari Pada materi 10 Sila Tzu Chi, Agus Rijanto menerangkan bahwa Sila merupakan kedisiplinan dan peraturan kesepakatan yang harus kita patuhi bersama. Sila sangat penting untuk dijalani, sebab Sila adalah landasan bagi pencapaian kebijaksanaan. Menurut Agus, dengan menjalani Sila tidak membunuh berarti seseorang telah memupuk welas asih sehingga dapat melindungi semua makhluk, menyayangi, dan memperpanjang usia pemanfaatan benda; dengan mematuhi sila tidak mencuri berarti seseorang telah menghargai hak milik orang lain, tidak serakah, dan tidak merugikan orang lain; tidak berbuat asusila berarti menjaga kesucian akhlak; tidak berbohong berarti seseorang harus berkata jujur, apa adanya, dan tidak mengada-ada; tidak mengonsumsi minuman berakohol berarti seseorang telah terhindar dari perilaku kekerasan, emosional, dan pandangan sesat. Disiplin diri sangat diperlukan di Tzu Chi, sebab berdisiplin berarti menghargai sesuatu keputusan yang telah disepakati bersama. Sebelum mengakhiri materi yang dibawakan, Agus menyampaikan, “Keindahan sebuah organisasi terlihat dari sejauh mana setiap anggota dapat menjaga citra organisasi melalui penampilan dalam kehidupan sehari-hari.” Menurut Goh Poh Peng, saat memberikan materi penerapan 4 in 1 bahwa di dalam Tzu Chi diperlukan suatu kerjasama di antara sesama relawan dan tidak menonjolkan ego masing-masing. “Meski di dalam 4 in 1 terbagi-bagi dalam beberapa tingkatan, teapi saatnya hari- H, semua harus kerjasama bahu-membahu,” terang Poh Peng. Menurutnya, seorang anggota komite haruslah berjiwa besar dengan tidak cemas jika mendapatkan banyak pekerjaan, tidak menolak pekerjaan yang banyak, berusaha menjadi teladan yang baik, dan mampu merendahkan diri sendiri. “Sebab komite adalah komit,” tegas Poh Peng. Ket : - Sufei saat berbagi kisahnya dalam kelompok. Pandangannya yang negatif terhadap Tzu Chi kini dapat ia Ji Shou saat memberikan materi filosofi dan konsep Tzu Chi juga banyak membahas tentang hati manusia. Menurutnya, “Hati kita sendiri suci adalah filosofi utama dalam Tzu Chi.” Dengan demikian filosofi Tzu Chi adalah tujuan dan arahan dalam berprilaku. Ji Shou secara sederhana mengelompokan filosofi Tzu Chi ke dalam 4 resep, yaitu: bersyukur, puas diri, pengertian, dan memaafkan. Selain filosofi yang harus dipahami, seorang komite haruslah mengetahui konsep komite yang merupakan cara kerja di dalam komite Tzu Chi. Menurutnya, sulitnya mencapai persetujuan kelompok karena kebanyakan dari kita selalu berdebat yang berpusat pada pandangan pribadi. Oleh karena itu untuk kesepakatan kelompok, seseorang harus mau mundur selangkah, sedikit mengalah karena ini adalah pengasahan diri dan juga merupakan pelatihan diri. Ji Shou menyarankan agar setiap calon komite mampu menggunakan kebijaksanaan dalam mengatasi masalah, penuh pengertian, dan berlapang dada. Bersyukur Atas Sumbangsih Relawan Menurutnya, Master Cheng Yen sangat memuji DAAI TV Indonesia. Karena selain menjernihkan hati manusia DAAI TV telah menggugah hati banyak orang. Menurut Master Cheng Yen, selain banyak menolong orang, sebenarnya sekarang kita perlu lebih banyak menolong hati manusia. Terakhir Liu Su Mei mengucapkan rasa terima kasihnya kapada relawan Tzu Chi yang telah memberikan sumbangsihnya selama ini, ”Sangat berterima kasih dengan sumbangsih Shixiong, Shijie semua, dan gabungan kekuatan Shixiong, Shijie semua, serta mendukung relawan yang baru bergabung.” Ket : - Para peserta training calon komite saat mengucapkan janji bakti Komite Tzu Chi. (kiri) Franky O. Widjaja, Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia juga menyampaikan pesan tentang apa itu kebahagiaan. ”Dalam duniawi biasanya penuh ketidakbahagiaan, tetapi bila kita bisa berbagi kebahagiaan di Tzu Chi ini, kita bisa merasa lengkap,” katanya. Franky berharap, di hari yang akan datang para insan Tzu Chi dapat menjadi lebih bijak dan lebih bahagia karena inilah harapan yang ingin dicapai. Menurut Franky, Tzu Chi adalah tempat untuk melakukan pembinaan dan penempaan diri. Pesan utama dalam training ini adalah bahwa di Tzu Chi adalah tempat untuk melatih dan membina diri, karena itu dalam pelatihan komite ini diharapkan para calon komite bisa menapaki ke jenjang yang lebih baik dan mampu membawa citra yang baik bagi Tzu Chi di masyarakat. | |
Artikel Terkait
Semangat Bersumbangsih
23 Desember 2016Dua relawan yang turut bersumbangsih memanfaatkan waktu libur dalam Pekan Amal penggalangan dana pembangunan rumah sakit Tzu Chi tanpa melihat sekat-sekat agama, ras, golongan di dalamnya.
Tzu Ching Camp 2015: Menjadi Penyaring di Zaman Serba Kekinian
20 Agustus 2015Menjadi orang tua mempunyai tanggung jawab yang sangat besar untuk mendidik anak ke arah yang benar. Salah satu hal yang digunakan oleh relawan Tzu Chi untuk mendidik anak adalah dengan mengikutsertakan mereka dalam Tzu Ching, organisasi muda mudi Tzu Chi yang dinilai bisa menjadi penyaring hal-hal negatif di zaman sekarang yang serba modern.