Menjaga Gigi Sejak Dini

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha
 
foto

* Tidak ada raut ketakutan di wajah Galih Pangestu, karena ia yakin para dokter akan melakukan yang terbaik bagi kesehatan giginya.

”Wah gigi kamu ada yang bolong nih. Kita tambal pelan-pelan ya, tapi kamu jangan tutup mulut mendadak,” ucap drg Indrawati Setiadi lembut. ”Sakit tidak? Kalau sakit kamu harus bilang ya,” tambah Indrawati, meyakinkan bocah yang duduk di hadapannya agar tetap tenang.

Sejak pukul 09.00, Indrawati dan kelima belas dokter gigi lainnya sudah mulai melakukan pengobatan dalam kegiatan Pengobatan Gigi gratis, yang diadakan di Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, 19 Februari 2008.

Percaya Diri
Menjadi yang pertama pastilah menimbulkan perasaan gundah tersendiri. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi Galih Pangestu, siswa kelas 6B yang mendapatkan kesempatan pertama untuk melakukan cabut gigi.

Tidak ada raut ketegangan sedikit pun pada wajah polosnya, yang ada hanya senyuman yang selalu ia tebarkan pada kawan-kawan sebayanya. ”Hari ini Galih mau cabut gigi. Galih tidak takut dan harus percaya diri, karena kata ibu sakitnya hanya sedikit kok,” tutur anak kedua dari tiga bersaudara ini.

Ini memang bukan pengalaman pertama bagi Galih. Sebelumnya Galih mengaku sudah pernah mengikuti baksos serupa yang diadakan oleh Tzu Chi. ”Dulu, waktu kelas 2 saya juga pernah cabut gigi gratis, tapi di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. Rasanya sakit sebentar, jadi sekarang saya tidak takut lagi kalau dicabut,” jelasnya.

Galih mengaku, selama ini ia tidak pernah sekalipun merasakan sakit gigi. Ini karena setiap hari ia selalu rajin menyikat giginya setelah makan. ”Kalau tidak disikat nanti giginya cepat ompong, kaya kakek-kakek deh!,” ucap Galih sambil tertawa.

foto   foto

Ket : - Sepuluh kursi dan peralatan pengobatan gigi terlihat penuh dengan para pasien dan dokter. Enam belas
            dokter gigi pun terjun langsung menangani kesehatan gigi anak-anak kelas 4,5, dan 6 SD ini. (kiri)
         - Drg Linda tidak lupa untuk selalu memberikan dukungan serta semangat kepada para murid yang akan
            menjalani pengobatan, agar mereka memahami arti kesadaran menjaga kesehatan mulut dan gigi. (kanan)

Perawatan Dini
Kesadaran akan kesehatan gigi seperti inilah yang diharapkan oleh drg Linda Verniati, salah satu dokter yang menggagas kegiatan ini. Drg Linda, menjelaskan pengobatan gigi ini mengadopsi ”Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah” yang diadakan oleh pemerintah. ”Dalam program tersebut, siswa-siswi kelas 6 Sekolah Dasar seharusnya sudah selesai dirawat giginya, dengan harapan setelah lepas kelas 6 kondisi giginya sudah baik,” jelasnya.

Oleh sebab itulah, Tzu Chi International Medical Association (TIMA) memutuskan untuk mengadakan program tersebut. Pelaksanaan program ini dimulai sejak satu bulan lalu, dan dimulai dengan pemeriksaan, pendataan, serta permohonan persetujuan orangtua murid dalam pengobatan yang akan dilakukan seperti mencabut atau menambal gigi.

foto   foto

Ket : - Para relawan pun tidak luput memberikan pendampingan. Sentuhan lembut relawan ketika anak-anak
            menangis dan merasa sakit, telah menyejukkan hati dan memberikan semangat baru bagi mereka.(kiri)
         - Dengan sabar dan cinta kasih drg Indrawati Setiadi tengah menambal gigi salah satu peserta pengobatan
            gigi.(kanan)

”Rencananya kami akan melakukan kegiatan ini secara kontinu, lebih kurang dua kali dalam satu tahun, dengan target kelas 4, 5, dan 6 SD,” tambah drg Linda. Tidak hanya merawat gigi siswa-siswi Sekolah Cinta Kasih, drg Linda juga berencana untuk mengadakan penelitian mengenai fenomena yang terjadi. ”Saya ingin melihat, dengan penyuluhan serta perawatan yang dilakukan apakah kesehatan gigi anak-anak akan mengalami peningkatan?”

Namun hingga saat ini drg Linda mengakui, meskipun belum terlalu bermakna, kesehatan gigi anak-anak Sekolah Cinta Kasih yang mayoritas merupakan pindahan dari bantaran Kali Angke ini sudah menunjukkan kemajuan.

”Setidaknya saat ini mereka sudah memiliki kesadaran untuk mau merawat kesehatan gigi dan mulutnya. Tidak hanya itu, mereka pun sekarang sudah mau bertanya dan mencari tahu apa yang harus dilakukan agar kondisi mulut dan gigi mereka senantiasa bersih dan sehat,” ucap drg Linda dengan penuh semangat.

 

Artikel Terkait

Merangkul Alam Dengan Berdaur Ulang

Merangkul Alam Dengan Berdaur Ulang

03 Januari 2019
Keprihatinan inipun mendorong insan Tzu Chi Medan untuk mengajarkan daur ulang sampah dan kepada anak-anak Bataria School di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Mandala Medan, 5 Desember 2018.  Sekitar 56 anak hadir terlibat langsung dalam aktivitas daur ulang ini. 
Mengajak Masyarakat untuk Bersumbangsih

Mengajak Masyarakat untuk Bersumbangsih

18 Desember 2018

“Selamat siang pak.. kami dari Yayasan Buddha Tzu Chi mau mengucapkan terima kasih telah mengisi bensin di pom bensin Panghegar. Karena di setiap Jumatnya keuntungan dan laba yang diterima akan disumbangkan melalui Tzu Chi untuk membantu orang yang membutuhkan,” ucap Pepeng Kuswati, relawan Tzu Chi Bandung menyapa para pengendara sepeda motor di SPBU Panghegar.

Kelas Kata Perenungan, Membentuk Benih Bajik Sejak Dini

Kelas Kata Perenungan, Membentuk Benih Bajik Sejak Dini

29 November 2022

Memasuki akhir tahun 2022, Kelas Kata Perenungan (Jing Si Ban) Tzu Chi Medan Mandala menggelar Gathering Akhir Tahun. 

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -