Menjaga Jalinan Jodoh di Tzu Chi
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Dimin (He Qi Barat), Feranika Husodo (He Qi Utara), Hadi PranotoThomas Shixiong, relawan Tzu Chi dari He Qi utara ini mengatakan dengan menjadi relawan biru putih itu bukan sebuah akhir perjalanan, tetapi justru langkah awal untuk menggenggam tanggung jawab yang lebih besar. |
| ||
Terakhir, ia hanya mampu menebang 5 batang pohon saja. Anehnya, hasil kerja penebang pohon kayu yang tua lebih stabil, 7 pohon. Bahkan, terakhir ia bisa menebang 8 pohon. Suatu hari, penebang pohon yang muda mengeluh dan bertanya pada rekannya, “Mengapa saya sudah bekerja keras dan lebih giat, tetapi hasil kerja saya justru menurun?”. Sang teman pun menjawab, “Apa yang kamu lakukan selepas bekerja?” “Sepulang kerja aku makan dan langsung tidur beristirahat supaya besoknya bisa menebang pohon lebih banyak lagi,” jawabnya. “Nah, kau lupa satu hal. Kau lupa mengasah kapakmu. Setiap sore sehabis bekerja, aku selalu mengasah kapakku agar tetap tajam saat digunakan keesokan harinya. Setelah digunakan berkali-kali tentu kapak itu akan tumpul, dan itulah yang membuat mengapa hasil kerjamu semakin menurun,” jawab sang teman. Sang pemuda itu pun tersenyum. Ia kini paham mengapa meski secara fisik ia lebih kuat dan bekerja lebih keras dari temannya, tetapi lama-kelamaan hasilnya menurun. “Ternyata aku lupa mengasah kapakku,” gumamnya dalam hati. Begitu pula dengan para relawan, jika hanya mengikuti kegiatan Tzu Chi tanpa memahami dan mendalami Dharma dan ajaran Master Cheng Yen, maka pelatihan dan pembinaan dirinya pun tak bertambah, justru terkadang akan bisa menurun. Karena itulah pelatihan relawan sangat diperlukan guna men-charge kembali semangat dan tujuan para relawan dalam menjalankan misi kemanusiaan di Tzu Chi.
Keterangan :
Pelatihan Relawan dari 4 He Qi Ada poin penting dalam pelatihan ini, yaitu bagaimana menumbuhkan semangat Tzu Chi dalam setiap diri relawan. Semangat itu adalah “Ketulusan, Kebenaran, Kepercayaan, dan Kejujuran”, atau disingkat dengan “4K”. Selain itu juga bagaimana mengembangkan rasa “Puas Diri, Bersyukur, Pengertian, dan Pemaaf”. Diharapkan dengan menggengam semangat tersebut, para relawan Tzu Chi dapat mengembangkan batin mereka dan mengurangi ”gesekan-gesekan” yang mungkin terjadi di antara sesama relawan pada saat menjalankan kegiatan. Dalam kesempatan itu juga disampaikan persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap relawan untuk dilantik menjadi relawan biru putih: 1. Berkeinginan untuk melakukan kegiatan dengan sepenuh hati; 2. Tidak memiliki kebiasaan buruk; 3. Rambut tidak diwarnai; 4. Bergabung dalam kegiatan ‘membantu yang miskin dan menginspirasi yang mampu’; 5. Menyetujui peraturan Tzu Chi; dan terakhir menyetujui semangat Tzu Chi (4K).
Keterangan :
Training yang dimulai sejak jam 8 pagi hingga menjelang 6 sore ini membawa banyak berkah dan manfaat bagi para peserta. “Dalam training hari ini kita mendapatkan begitu banyak informasi, tetapi intinya hanya satu, yaitu semangat. Semangat Master Cheng Yen yang telah menyebar ke seluruh dunia, dan kita warisi, akan kita teruskan ke bawah,” kata Thomas Shixiong, relawan dari He Qi Utara. Menurut Thomas, dengan menjadi relawan biru putih itu bukan sebuah akhir perjalanan, tetapi justru langkah awal untuk menggenggam tanggung jawab yang lebih besar. “Kalau saya bilang capek, Master Cheng Yen lebih capek lagi. Semangat kerelawanan itu harus terus kita pompa. Kita harus tumbuhkan ‘memberi dengan sukarela, menerima dengan sukacita’,” kataThomas yang aktif di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Muara Karang. Di masa pensiunnya ini, hampir setiap hari Thomas menjalankan misi pelestarian lingkungan Tzu Chi. Banyak juga di antara peserta training kali ini yang berasal dari Tzu Ching (muda-mudi Tzu Chi). “Jujur saja, tadinya saya nggak mau ikut training ini karena Tzu Ching sedang ada kegiatan lain, saya mau ikut yang itu,” ungkap Juliana Santy, salah satu peserta. Tapi atas saran dari seniornya di Tzu Ching, akhirnya Juliana pun memilih mengikuti training hari itu. “Training itu tugas dan kewajibanmu sebagai relawan dan sangat penting bagi kita, bukan hanya untuk memenuhi syarat kita untuk ganti seragam, tetapi untuk lebih memahami Tzu Chi,” kata Juliana mengutip perkataan seniornya di Tzu Ching. Semangat yang sama juga disampaikan oleh Jesica, relawan dari He Qi Selatan. “Kita harus lebih bersemangat dalam menjalankan misi-misi Tzu Chi. Saat ini kita sudah berjodoh di Tzu Chi. Nah karena kita sudah berjodoh, mengapa kita tidak memeliharanya dengan baik,” kata Jesica, “seperti tanaman, ia juga tidak bisa tumbuh dengan sendirinya. Tanaman harus disiram, dirawat, dan diberi pupuk agar subur, demikian pula dengan batin kita.” Jesica menegaskan, meski dalam menjalankan misi tersebut kita terkadang menghadapi kendala, ia menyarankan untuk menumbuhkan tekad yang kuat dalam menghadapinya. “Kita harus hadapi dengan ajaran-ajaran dari Master Cheng Yen. Prinsip-prinsip dari Master Cheng Yen juga sudah ada, kita tinggal menaatinya dan perbanyak berbuat kebajikan dengan lebih bersemangat lagi.” |
|
Artikel Terkait
Memaknai Bulan Tujuh Penuh Berkah
08 Agustus 2018Pada Minggu, 29 Juli 2018, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan sosialisasi Bulan Tujuh Penuh Berkah, kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat Tanjung Balai Karimun untuk bervegetarian dan mengurangi penggunaan sampah plastik.
Menghargai Potensi Setiap Orang
28 Maret 2012Ingin Lekas Sembuh dan Kembali Meraih Mimpi
06 Agustus 2020Rabu, 5 Agustus 2020 relawan Tzu Chi mengunjungi Surya yang sedang sakit dan memberikan dukungan serta motivasi agar bisa lekas pulih dan kembali meraih cita-cita yang tertunda.