Dokter dari Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia dibantu relawan Tzu Chi sedang menangani salah satu pasien dalam baksos kesehatan gigi di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam 1, Kamal Muara, Jakarta Utara.
Di bawah langit Kamal Muara yang cerah, semangat dan dedikasi para relawan Tzu Chi komunitas He Qi Pluit dan He Qi Angke menyatu dengan kebaikan hati tim dokter Tzu Chi International Medical Association (TIMA) Indonesia.
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurul Islam 1, Penjaringan, Jakarta Utara yang sebelumnya telah direnovasi oleh Tzu Chi melalui Program Bebenah Kampung Tzu Chi di Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi saksi bisu bagaimana kasih dan kepedulian relawan Tzu Chi merajut harapan baru, melalui kegiatan Bakti Sosial Kesehatan Gigi, Penyuluhan Tuberculosis (TB) dan Peningkatan Gizi pada Sabtu, 20 Juli 2024.
Sejak pukul 08.00 WIB, 56 relawan Tzu Chi dan 8 anggota TIMA (Tim Medis Tzu Chi), termasuk dokter, perawat dan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK), bahu membahu memberikan layanan kesehatan kepada para siswa-siswi madrasah dan warga sekitar, membentangkan jaring kebaikan yang menganyam asa di hati banyak orang.
Merangkai Senyum di Madrasah
Di sudut kelas yang sederhana, terdengar tawa riang anak-anak yang menunggu giliran mereka untuk diperiksa oleh drg. Laksmi Widyastuti. Dengan kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami, dokter menjelaskan proses pertumbuhan gigi dan penyebab kerusakannya, serta memperagakan cara menyikat gigi yang baik dan benar. Demonstrasi cara menyikat gigi yang baik dan benar tersebut menjadi momen yang penuh keceriaan namun sarat dengan makna.
Dokter juga memberikan penyuluhan tentang pencegahan dan penularan penyakitTuberculosis (TB) kepada anak-anak.
Bakti sosial kali ini tidak hanya berfokus pada kesehatan gigi. Penyuluhan tentang Tuberculosis (TB) juga menjadi bagian penting dari rangkaian kegiatan pada hari itu. Bertempat di sebuah ruang kelas di lantai 2, dr. Andre Prawira, memberikan penyuluhan TB, dengan sabar menjelaskan cara pencegahan dan penanganan TB kepada para siswa. “Dengan menjaga kebersihan dan mengenali tanda-tandanya, kita bisa mencegah penyakit ini,” ujarnya. Setiap informasi yang disampaikan menjadi bekal berharga bagi anak-anak dan orang tua untuk melindungi diri dan keluarga dari ancaman TB.
Tidak hanya itu, program peningkatan gizi juga kembali dilanjutkan sejak berjalan beberapa waktu lalu. Anak-anak, yang mungkin belum sepenuhnya memahami arti penting gizi, kini mendapatkan ilmu yang akan menjadi bekal berharga sepanjang hidup mereka. Setiap kata yang keluar dari mulut dr. Feiliciana adalah embun penyejuk, menyirami benak mereka dengan pengetahuan tentang pentingnya nutrisi yang seimbang. Dalam bahasa yang sederhana namun penuh makna, para relawan juga menjelaskan tentang berbagai jenis makanan bergizi, manfaatnya, dan bagaimana cara mengonsumsinya dengan baik.
Melalui Program Bebenah Kampung Kamal Muara yang kini memasuki tahap kelima, sentuhan kebaikan para relawan telah mengubah wajah Kamal Muara, menciptakan lingkungan yang lebih layak dan nyaman bagi masyarakat. Tidak hanya memperbaiki bangunan fisik, tetapi dengan adanya berbagai kegiatan kemanusiaan yang diadakan juga membangun harapan dan kebersamaan di antara warga.
Senyuman Sehat dari Gigi Hingga Hati
Keberanian anak-anak dalam menghadapi perawatan gigi begitu menginspirasi. Deby Melati (11), siswi kelas 4, dengan gigih menjalani pencabutan dua giginya yang bermasalah. Meskipun rasa sakit menyelimuti, Deby paham bahwa ini demi kebaikan kesehatannya.
Aisyah Az-zahra (11), memasuki ruangan tindakan tidak ada rasa takut sedikit pun. Ia pun bercerita kalau gigi kanannya suka sakit dan suka nyelip makanan. “Terima kasih Yayasan Buddha Tzu Chi karena sudah membantu orang yang membutuhkan dan saling mengasihi satu sama lainnya,” katanya seusai berobat.
Begitu pula dengan Aisyah Az-zahra, siswa kelas 6 yang juga berusia 11 tahun, yang dengan tegar mengikuti anjuran dokter untuk mencabut gigi kanannya yang sering sakit. Usai pencabutan gigi, ia dengan tulus berterima kasih kepada para dokter dan relawan yang telah membantunya. "Saya berterima kasih kepada dokter dan para relawan yang sudah sangat baik membantu saya. Meskipun awalnya takut, sekarang saya merasa lebih baik," ungkap Aisyah dengan senyum tulus.
Muhamad Effendi dan Yulia sangat senang dapat membantu pelaksanaan baksos kali ini. Kegiatan ini semakin membulatkan tekad mereka untuk menjadi relawan Tzu Chi.
Mohammat Fendi dan Yulia, kakak beradik yang menjadi relawan, merasa senang bisa membantu. Pengalaman ini mengingatkan mereka pada masa kecil dan semakin memperkuat niat mereka untuk terus menjadi relawan Tzu Chi. Stefani, relawan dari He Qi (komunitas relawan Tzu Chi) Pontianak, merasa beruntung bisa memanfaatkan waktu liburannya di Jakarta dengan membantu di kegiatan ini.
Asa yang Terjalin
Bagi Linah, koordinator bakos kesehatan gigi ini, kegiatan ini adalah pengalaman pertamanya menjadi koordinator. Antusiasme para murid dan dukungan dari para guru membuatnya merasa bahagia. “Program kesehatan ini sangat bagus, karena mampu mendeteksi penyakit lebih awal,” ujar Emy Nora, koordinator penyuluhan TB. Sementara itu, Happy menambahkan, “Dengan lingkungan yang kurang mendukung pertumbuhan kesehatan anak, program perbaikan gizi dari Tzu Chi sangat membantu meningkatkan gizi mereka.”
Relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Angke dan He Qi Pluit bersama TIMA Indonesia mengadakan baksos kesehatan gigi di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Islam 1, Kamal Muara, Jakarta Utara.
Bakti sosial di Madrasah Ibtidaiyah Swasta Nurul Islam 1 bukan hanya sekadar kegiatan kesehatan. Ini adalah cerita tentang kepedulian, keberanian, dan harapan. Melalui tangan-tangan relawan Tzu Chi, asa di Kamal Muara terus terjalin, menebar kebaikan dan cinta kasih yang tak lekang oleh waktu. Semoga jejak-jejak kebaikan ini terus berlanjut, menginspirasi banyak hati untuk berbagi dan peduli.
Editor: Hadi Pranoto