Menjaga Pikiran dan Menciptakan Berkah

Jurnalis : Widosari Tjandra (He Qi Selatan), Fotografer : Relawan He Qi Selatan
 
 

fotoPosan Shixiong (tengah), relawan Tzu Chi, yang juga koordinator kegiatan Bedah Buku di He Qi Utara tengah sharing mengenai apa itu kesulitan untuk berdana dalam kegiatan bedah buku yang dilaksanakan di He Qi Selatan.

 

Di dalam kesempatan ini kami sama-sama membaca dan menyerap dharma. Berdana adalah memberi sumbangsih dan menurut ajaran Buddha. Berdana berarti melatih diri dan pengungkapan cinta, yang artinya melenyapkan ego seseorang dan mengembangkan hatinya  untuk peduli pada semua orang.

 

 

 

Orang miskin sering hidup dalam kondisi kekurangan, bahkan untuk memenuhi  kebutuhan sehari-hari saja mereka sudah cukup sulit. Mereka mungkin memiliki sifat mencintai, murah hati, tetapi karena mereka kekurangan materi, maksud baik mereka seringkali tidak terwujud. Dana tidak hanya berupa materi, tenaga dan pikiran, tetapi kita juga bisa mendanakan dharma dan dukungan.

Orang kaya jika ingin berdana, dia langsung bisa mencapainya. Tetapi bagi orang dengan kondisi sebaliknya, dia akan penuh dengan kesulitan. Terkadang orang kaya merasa dia sudah bermurah hati dengan menghabiskan uang banyak untuk berpesta memberi makan banyak orang dan memberi tips besar kepada pelayan, tetapi dia tidak tahu bahwa uang yang dihabiskannya itu bisa diberikan untuk  menolong lebih banyak orang yang miskin dan sakit, yatim piatu dan janda-janda terlantar.

Lalu kemudian membahas mengenai manusia yang hidup terombang ambing tanpa tujuan melewati kehidupannya, tanpa pernah membuka mata untuk melihat dunia. Segala hal yang baik menjauh dari mereka, dan sangat sulit untuk mengajak mereka untuk melakukan kebajikan. Mereka kehilangan hati nuraninya. Ini adalah rintangan batin bagi mereka. Orang seperti ini sesungguhnya adalah orang yang paling miskin.

foto  foto

Keterangan :

  • San ing Shigu dalam kegiatan bedah buku ini mengucap syukur akan kehidupannya saat ini. (kiri)
  • Para peserta bedah buku dengan tekun mendengarkan dan mencatat hal-hal yang disampaikan oleh nara sumber. Kegiatan ini merupakan bedah buku pertama yang dilakukan relawan di He Qi Selatan. (kanan)

Di bab I (Buku 20 Kesulitan dalam Kehidupan) ini dikisahkan mengenai seseorang yang memiliki keterbatasan fisik yang mampu mengumpulkan dana dengan menyisihkan 10% dari dana yang dia dapat untuk membantu tetangganya yang membutuhkan sebuah tempat tidur. Walau ia miskin, hal itu bisa dia capai karena ia memiliki tekad dan niat untuk berdana.

 Ada pepatah mengatakan: “Tidak ada yang sulit sepanjang Anda mau bekerja keras.” Bagi mereka yang memiliki banyak keinginan, berdana adalah hal yang sangat sulit untuk dilakukan. Tetapi bagi mereka yang memiliki tekad, tiada rintangan yang tidak dapat diatasi.

.Arti Bedah Buku
Jishou Shixiong berharap kita bukan hanya menghadiri bedah buku saja, tetapi juga memahami apa arti dari bedah buku tersebut. Menurutnya, tidak ada orang miskin, tetapi orang kurang mampu. Pandangan pertama orang susah berdana adalah kurangnya pelatihan untuk belajar melepaskan kemelekatan. Jika berkah yang kita miliki tidak dipergunakan dengan baik maka berkah baik yang kita miliki semua akan habis, kemudian datang kemalangan. Harta dan uang bukan milik kita, jadi hendaknya kita menciptakan berkah yang baru dengan melakukan kebajikan.

“Pikiran” menciptakan segalanya. Jika kita membentuk pikiran kita untuk melakukan, maka sesuatu yang terlihat sulit akan menjadi mudah. Lalu pikiran yang diarahkan dengan salah akan membuahkan penderitaan. Kalau pikiran kita kendalikan dan arahkan dengan baik, pikiran itu bisa membebaskan kita dari keterikatan dan akan membawa manfaat yang besar bagi kemanusiaan. Ada pepatah mengatakan, “Tidak ada yang sulit sepanjang anda mau bekerja keras.”

  
 

Artikel Terkait

Membina Kesadaran Pelestarian Lingkungan

Membina Kesadaran Pelestarian Lingkungan

05 Oktober 2017

Relawan Tzu Chi Batam mengadakan ramah tamah bersama warga Perumahan Permata Regency dan Permata Baloi pada 21 September 2017. Melalui ramah tamah tersebut, relawan Tzu Chi menyosialisasikan tentang aksi pelestarian lingkungan kepada warga.

Tetesan Kepedulian di Bulan Ramadhan

Tetesan Kepedulian di Bulan Ramadhan

01 Juli 2015 Menjelang minggu-minggu terakhir Bulan Ramadhan, DAAI TV Indonesia mengundang staf DAAI TV dan Yayasan Buddha Tzu Chi serta masyarakat umum untuk mendonorkan darah dalam kegiatan donor darah bertemakan “Berbagi untuk Sesama di Bulan Ramadhan”. 
Memberikan Kail, Memberi Nafkah Kehidupan

Memberikan Kail, Memberi Nafkah Kehidupan

01 April 2009 Sampah? Siapa yang tak mengenal sampah? Barang buangan tak berguna sisa aktivitas manusia. Siapa peduli sampah? Tak ada, kecuali tukang sampah yang memang akrab dengan yang namanya sampah. Dan juga pemulung. Bagi mereka, sampah telah menjadi penghidupan dan teman sehari-hari.
Berlombalah demi kebaikan di dalam kehidupan, manfaatkanlah setiap detik dengan sebaik-baiknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -