Menjalani Kehidupan dengan Penuh Syukur

Jurnalis : Suyanti Samad (He Qi Pusat), Fotografer : Suyanti Samad (He Qi Pusat)


Ernawati saat memberi salam kepada penerima bantuan bulanan Tzu Chi di Kantor He Qi Pusat, Gedung ITC Mangga 2 Lantai 6, Jakarta Utara.

Setiap awal bulan di minggu pertama, para penerima bantuan bulanan Tzu Chi, kembali berkumpul bersama di Kantor He Qi Pusat yang terletak di Gedung ITC Mangga 2 Lantai 6, Jakarta Utara, 7 Januari 2018. Selain untuk merajut jalinan jodoh dengan insan Tzu Chi komunitas He Qi Pusat, mereka selalu disuguhi dengan berbagai berita tentang Tzu Chi. 

Dalam suasana  Tahun Baru, insan Tzu Chi menyapa para penerima bantuan dengan memberi salam dan ucapan Selamat Tahun Baru 2018. Walau berbeda ras, suku dan agama, tetapi relawan adalah satu keluarga besar Tzu Chi. “Selamat Tahun Baru,” ucap Ernawati saat menyambangi dan memberi salam kepada setiap penerima bantuan Tzu Chi.

Kehidupan Bukanlah Sebuah Kalkulator

Di usia yang masih produktif, Nico Andrias Maigoda (48) yang saat itu masih berumur 38 tahun, salah satu penerima bantuan Tzu Chi berupa biaya pengobatan ini harus menerima suatu kompensasi berupa pensiun dini oleh salah satu perusahaan swasta. Ia menderita gagal ginjal. Dulu perusahaannya berbaik hati turut membantu membayar biaya cuci darah, namun sekarang tidak lagi. Apabila Nico tidak menjalankan cuci darah, maka kondisi tubuhnya langsung melemah sehingga ia harus menjalankan perawatan di rumah sakit. “Dalam seminggu sekali, saya harus menjalankan proses cuci darah di salah satu rumah sakit. Awalnya perusahaan membayar semua rumah sakit termasuk biaya cuci darah. Namun karena setiap minggu perusahaan tidak sanggup membayarnya dan akhirnya perusahaan mempensiun-dinikan saya,” ujar Nico.

Kehidupan terus berjalan, Nico masih harus terus menjalankan proses cuci darah. Ia membeli sebuah bajaj dari uang pensiun dan menjadi seorang tukang bajaj keliling. “Namun karena setiap minggu harus cuci darah, tapi hasil tarik bajaj tidak bisa menuntupinya, akhirnya bajaj itu saya jual. Saat itu, untuk sekali cuci darah itu, saya harus membayar sembilan ratus ribu rupiah,” cerita Nico.


Salah satu relawan sedang menuntun salah satu penerima bantuan Tzu Chi menuju ke meja kasir untuk mengambil bantuan bulan Desember 2017.

Walau semua uang hasil keringat habis dipakai untuk membayar biaya cuci darah, tidaklah membuat Nico patah semangat, ia mengajukan bantuan Keluarga Miskin (Gakin), dimana prosesnya tidak begitu susah. Setelah berselang dua bulan, akhirnya Nico mendapatkan kartu Gakin. “Awalnya saya harus membayar setengah dari harga biaya cuci darah. Setelah berselang lama, saya tidak usah membayar biaya cuci darah, tetapi saya wajib membayar biaya obat yang tidak dicover oleh Gakin.” ujar Nico.

Karena Nico harus membayar biaya obat, istrinya memutuskan untuk bekerja sebagai cleaning service di salah satu rumah sakit, sedangkan Nico menjadi tukang ojek. Kondisi tubuh mulai menurun, kaki mulai pincang, tangan sering pegel, membuat Nico sempat berpikir membuka usaha dagang tetapi impiannya belum terwujud hingga saat ini. Disaat kondisi tubuh masih kuat, Nico masih sanggup mengantar penumpang dari pagi hingga sore, tetapi kondisi tubuh mulai melemah, hingga Nico hanya bisa mengantar dua orang penumpang saja.

“Dokter telah menyarankan agar jangan terlalu capek, jika terlalu capek maka HB tubuh akan turun. Setiap bangun tidur, tulang-tulang sakit, membuat saya memutuskan menjadi ojek online. Karena saat mengantar makanan ataupun barang, lalu capek menghampiri, saya masih bisa istirahat sebentar, sambil melihat ke arah pohon berdaun hijau,” tutur Nico dengan tegar.      


Suasana kantor He Qi Pusat pada saat pembagian bantuan bulanan.

“Saya sangat bersyukur kepada Tzu Chi, walau sudah 3 tahun, Tzu Chi masih mengulurkan tangan membantu membayar biaya obat cuci darah yang tidak dicover oleh BPJS. Selain itu, masih ada beberapa penumpang yang memberikan uang lebih,” tambah Nico tabah. Dengan kekuatan iman, Nico tegar menjalani kehidupan. Bagi Nico, melukiskan kehidupan bukanlah sebuah kalkulator. Jangan membuat suatu perhitungan untuk menghadapi suatu kehidupan tetapi hadapilah kehidupan dengan tegar, tabah dan ikhlas.

Tegar Menghadapi Kehidupan

Pada 11 Agustus tahun 2017 lalu, Ahmad Subur (51), salah satu penerima bantuan Tzu Chi  harus mengikhlaskan kepergian istri tercinta untuk selamanya. Penyakit kanker payudara sudah menyebar ke bagian kepala yang telah merongrong ditubuhnya sejak 2008 lalu. Awal bantuan Tzu Chi berupa biaya pengobatan bagi istrinya pada 2009 silam dan bantuan pendidikan bagi anak bungsunya sekitar 2011 silam.


Ahmad Subur (51), salah satu penerima bantuan Tzu Chi sedang mengambil bantuan biaya hidup miliknya.

“Pada tahun 2014, tim medis di puskesmas mendiagnosa saya menderita hepatitis, dokter melihat ada pembengkakan di kaki sebelah kiri. Berselang beberapa lama kemudian, saya mendatangi salah satu rumah sakit rujukan untuk diperiksa. Hasil pemeriksaan seperti pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan USG, menunjukkan semua bagian dalam tubuh sangat bagus. Dokter rujukan bingung kenapa mata tidak bisa melihat. Oleh dokter rujukan juga menawarkan untuk menyedot cairan, tetapi saya menolaknya karena saya berpikir bengkak ini akan pulih nantinya,” jelas Ahmad Subur, keyakinannya terwujud bahwa kakinya pulih kembali setelah dua bulan.

Ahmad Subur menambahkan dokter rujukan di RSCM juga melakukan CT Scan. “Hasil CT scan, dokter rujukan menjelaskan mata saya sulit untuk disembuhkan,” tutup Ahmad Subur. Ia pernah bekerja sebagai buruh serabutan untuk menghidupi keluarga selain mendapat bantuan dari anak sulungnya yang sudah menikah.

Bagi Ahmad Subur, dalam pendidikan Muslim telah ditanamkan bahwa kehidupan itu adalah suatu bentuk cobaan, suatu bentuk ujian, suatu bentuk kasih sayang, suatu bentuk peringatan Tuhan baginya. ia harus menghadapi dengan penuh tegar dan tabah.

Editor: Eka Suci R, Metta Wulandari


Artikel Terkait

Menjalani Kehidupan dengan Penuh Syukur

Menjalani Kehidupan dengan Penuh Syukur

15 Januari 2018 Setiap awal bulan di minggu pertama, para penerima bantuan bulanan Tzu Chi, kembali berkumpul bersama di Kantor He Qi Pusat yang terletak di Gedung ITC Mangga 2 Lantai 6, Jakarta Utara, 7 Januari 2018.
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -