Menjalankan Kehidupan yang Lebih Bermakna

Jurnalis : Soit (Tzu Chi Medan), Fotografer : Hasan Tiopan, Lili Hermanto, Soit, Sucipto (Tzu Chi Medan)

Para gan en hu (penerima bantuan Tzu Chi) kembali ke rumah Tzu Chi Medan dan bersukacita bersama. Di sana mereka menyempatkan diri turut bersumbangsih dengan menuangkan celengan.

Sudah dua tahun berlalu semenjak pandemi Covid-19, kegiatan Gan En Hu Pulang ke Rumah di Tzu Chi Medan tidak bisa dilaksanakan. Namun di awal tahun 2023 ini, tepatnya pada Minggu, 8 Januari 2023 relawan kembali mengadakannya setelah kondisi pandemi lebih terkendali, tentunya tetap memperhatikan protokol kesehatan. Sebanyak 138 relawan dan sukarelawan bersama menyambut kedatangan 301 gan en hu bersama pendampingnya dengan penuh sukacita.

Seperti tujuan kegiatan yang adalah untuk memperkenalkan Tzu Chi lebih dalam kepada gan en hu (penerima bantuan Tzu Chi), kegiatan ini diisi dengan berbagai sharing dan video-video menginspirasi. Para gan en hu juga menerima berbagai penjelasan mengenai apa itu Tzu Chi, siapa pendiri Tzu Chi serta visi dan misi Tzu Chi, kemudian dilanjutkan dengan penayangan video penjelasan Master Cheng Yen Bercerita tentang Dana 5 Sen. Relawan pun memaparkan latar belakang kehangatan yang selalu tercipta antara relawan dan penerima bantuan.

Sebanyak 301 gan en hu bersama pendampingnya dengan penuh sukacita larut dalam kegiatan dan turut memeragakan isyarat tangan Satu Keluarga.

Kegiatan hari itu juga diisi dengan penyuluhan kesehatan, baik untuk anak-anak maupun dewasa. Ada materi Kenali dan Sayangi Gigimu oleh drg. Mellisa Sim, M.Kes., M.Biomed (Angota TIMA Indonesia) bagi anak-anak. Sedangkan untuk dewasa, diisi materi tentang Gizi Ibu Hamil, Stunting, dan Anak Pendek oleh dr. Welas Bestari, Sp.A (Rumah Sakit Umum Royal Prima Marelan Medan).

Melihat Langsung dan Terinspirasi
Lutfi Hamrizal, ayah dari Aisyah Putri Hamrizal (penerima bantuan Tzu Chi) merasa senang bisa berkumpul kembali bersama para relawan.

Lutfi sekarang berusia 55 tahun dan mempunyai 3 orang anak. Ia pertama mengenal Tzu Chi pada tahun 2015. Jalinan jodonya pun unik, karena Lutfi yang adalah pengendara ojek online membawanya penumpang seorang relawan bernama Jefry.

Lutfi berbagi kisah inspiratif tentang jalinan jodohnya bersama Tzu Chi.

Di perjalanan itu, Jefry menawarkan untuk menggunakan jasa Lutfi setiap bulannya untuk ikut membantunya menyalurkan bantuan bulanan kepada gan en hu yang berada di wilayah Labuhan Belawan.

Setelah ikut melihat sendiri, Lutfi merasa Jefry begitu semangat dan tanpa lelah menyalurkan bantuan dari Tzu Chi dengan semangat yang luar biasa. Ia juga menyadari bahwa Tzu Chi pun memberikan bantuan kepada siapa saja yang membutuhkan tanpa pandang bulu. Relawannya juga bisa menyumbangkan tenaga dan waktunya setiap bulan, hal ini lah yang menjadi inspirasi bagi Lutfi untuk lebih mengenal Tzu Chi dengan ikut mengikuti berbagai kegiatan dan baksos yang diadakan oleh Tzu Chi. Lutfi pun akhirnya bergabung menjadi relawan Tzu Chi pada Juni 2022 lalu.

Saat ini Lutfi menjalani hidup dengan berbeda, lebih memiliki makna. Sebelum mengenal Tzu Chi Lutfi menjalani kehidupan seperti kebanyakan orang, bekerja dari pagi sampai malam dan pulang kembali ke rumah untuk berkumpul kembali dengan keluarga dan kemudian beristirahat. Namun setelah mengenal Tzu Chi dan menjadi relawan, ia merasa lebih bersemangat dalam menjalani kehidupan karena melihat masih banyak orang yang jauh mengalami kesulitan di luaran sana.

Pada kegiatan ini, relawan juga menyiapkan jasa potong rambut bagi para gan en hu sehingga penampilan mereka lebih segar dalam menyambut tahun baru Imlek.

Walaupun pekerjaanya sebagai drivel ojol dengan pendapatan masih pas-pasan, ternyata masih banyak orang lain yang membutuhkan bantuan. Hal ini pula yang membuat Lutfi rela menyisihkan waktu dan tenaganya untuk ikut bersumbangsih mengikuti kegiatan Tzu Chi.

Lutfi semakin berterima kasih kepada Tzu Chi karena ia juga mendapatkan bantuan pada bulan September 2022 ketika anaknya Aisyah Putri Hamrizal sakit. Walaupun pada awalnya Lutfi tidak meminta bantuan dan mencoba membawanya berobat sendiri ke klinik, namun atas perhatian dari para relawan akhirnya dibawa berobat ke rumah sakit dengan bantuan dari Tzu Chi dan akhirnya sembuh sampai sekarang.

Relawan mendapatkan bingkisan untuk menyambut tahun baru Imlek dalam sebuah container yang bisa digunakan kembal. Bingkisan ini berisi: 1 kotak kue keranjang, 3 buah baju, 5 Kg beras, 1,8 liter minyak, 10 bungkus Mi DAAI, 1 Kg gula, 2 botol sirup, 1 kaleng biskuit, 2 kotak teh celup, dan 1 kotak manisan buah.

Jalinan jodoh ini membawa Lutfi menerima tanggung jawab sebagai ketua pengemudi untuk mengkoordinir pengantaran catering vegan yang dilakukan oleh Tzu Chi dari periode pertama di tahun 2021 sampai sekarang sudah memasuki periode ke-11 di tahun 2022.

“Mudah-mudahan saya kedepannya lebih semangat dan bisa membagi waktu dan tenaga untuk bersumbangsih bagi masyarakat. Walaupun saya tidak bisa memberi secara materi tapi saya bisa memberikan waktu dan tenaga saya,” ujar Lutfi.

Mengutip kata perenungan Master Cheng Yen, bahwa “Kehidupan kita lebih bermakna apabila kehidupan kita dapat bermanfaat bagi orang lain.”

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

PAT 2023: Doa Bersama Pemberkahan Awal Tahun 2023 Bersama para donator dan Penerima Bantuan Tzu Chi.

PAT 2023: Doa Bersama Pemberkahan Awal Tahun 2023 Bersama para donator dan Penerima Bantuan Tzu Chi.

16 Februari 2023

Yayasan Buddha Tzu Chi kantor cabang Medan mengadakan Pemberkahan Awal Tahun 2023 bersama para donator dan masyarakat umum. 

Menjalankan Kehidupan yang Lebih Bermakna

Menjalankan Kehidupan yang Lebih Bermakna

19 Januari 2023

Di awal tahun 2023 ini, tepatnya pada Minggu, 8 Januari 2023 relawan kembali mengadakan kegiatan Gan En Hu Pulang ke Rumah setelah kondisi pandemi lebih terkendali

PAT 2022: Menyelami Dharma, Menyeberangi Lautan Samsara

PAT 2022: Menyelami Dharma, Menyeberangi Lautan Samsara

14 Desember 2022

Kapal berkapasitas besar dengan logo Tzu Chi sudah siap untuk berlayar membawa para insan Tzu Chi dan semua makhluk yang menderita menyeberangi lautan. Juga menghadapi badai dan ombak besar di tengah lautan yang luas hingga mencapai pantai kebahagiaan.

Jika menjalani kehidupan dengan penuh welas asih, maka hasil pelatihan diri akan segera berbuah dengan sendirinya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -