Menjalankan Tanggung Jawab Bersama

Jurnalis : Yogie Prasetyo (Tzu Chi Tj. Balai Karimun), Fotografer : Yogie Prasetyo (Tzu Chi Tj. Balai Karimun)

Relawan Tzu Chi mengadakan latihan pemandian Buddha Rupang di halaman SMP Maha Bodhi Karimun pada tanggal 3 Mei 2015.

Dalam rangka memperingati Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia yang jatuh pada tanggal 10 Mei 2015, segenap relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun telah mempersiapkannya dengan bersungguh hati. Pada hari Minggu, 3 Mei 2015, para insan Tzu Chi mengadakan latihan untuk prosesi pemandian Buddha Rupang.

Pukul 07.30 WIB satu persatu relawan mulai berdatangan ke lokasi gladi perayaan ketiga hari besar ini. Tahun 2015 ini, perayaan dilaksanakan di halaman SMP Maha Bodhi Karimun, Tanjung Balai Karimun.

Untuk melakukan gladi yang kedua, tim kegiatan lapangan mengoreksi titik-titik barisan bagian mana yang perlu dibenahi dan ditata.


Susanti Shijie (tengah) meneteskan air mata saat melantunkan Cheng Xin Qi San Yuan. Dia mengaku tidak dapat membendung air matanya.

Terik matahari mulai terasa di kulit, namun hal ini sama sekali tidak menyurutkan semangat dalam berlatih. Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Buddha menjadikan relawan tidak sedikit pun merasa patah semangat. Sebanyak 78 relawan yang terdiri dari relawan komite 5 orang, relawan biru putih 14 orang, relawan abu putih 20 orang, Tzu Shao 28 orang, relawan baru 7 orang, dan Xiao Tai Yang 4 orang mempersiapkan dengan baik, mulai dari cara berjalan hingga prosesi pemandian rupang.

Titik-titik formasi barisan telah ditata dan disiapkan dengan baik agar relawan dan peserta Waisak menempati sesuai titiknya sesuai dengan posisi yang ditentukan. Ah Kiong Shixiong dan Mie Li Shijie sebagai Ketua koordinator perayaan Waisak beserta tim kegiatan lapangan tidak pernah bosan untuk selalu mengingatkan dan mengarahkan seperti apa tata cara prosesi cara berbaris, berjalan, hingga cara pemandian Rupang Buddha.

Relawan mengikuti gladi perayaan tiga hari besar ini dengan khidmat. Salah satunya Susanti Shijie. Ia tampak terharu ketika melantunkan Cheng Xin Qi San Yuan. “Tiba-tiba air mata menetes begitu saja, tidak bisa terbendung,” ujar Susanti. Susanti begitu menyelami makna sutra tersebut hingga meneteskan air mata tanpa disadarinya. Semua relawan begitu bersungguh hati melaksanakan tanggung jawab besar ini. Dengan harapan segala bentuk kegiatan yang dilaksanakan bisa berjalan dengan baik dan lancar hingga tiba waktunya. 


Artikel Terkait

Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -