Menjalin Cinta Kasih Dengan Melakukan Kunjungan Kasih

Jurnalis : Shinta (He Qi Pusat), Fotografer : Deddy (He Qi Pusat)

Lie Fie Lan, Haryogi, Bui Khiong, Eva Tajuddin, Shinta, Khema mengunjungi rumah Oma Artika Wijaya.

Sebanyak 30 relawan dibawah koordinasi Lie Fie Lan, berkumpul di ruang serbaguna milik Wylen di wilayah Kejayaan, Taman Sari pada Minggu, 26 Juni 2022 pukul 07.30 WIB. Semua terlihat bersemangat menyambut ladang berkah hari itu, yakni mengunjungi para penerima bantuan Tzu Chi. Ada 7 penerima bantuan yang akan dikunjungi hari itu, relawan lalu dibagi menjadi 6 kelompok untuk bersiap menuju rumah para penerima bantuan. Setelah semua berkumpul, Wylen sedikit memberikan pengarahan mengenai apa saja yang harus diperhatikan dan dijalankan oleh relawan saat berkunjung.

Penerima bantuan pertama yang dikunjungi adalah rumah Oma Artika Wijaya. Sesampainya di rumah oma, senyum sumringah merekah di wajah Oma Artika membuka gerbangnya untuk relawan. “Mari masuk, Oma sudah nunggu dari tadi,” ujar oma kepada Lie Fie Lan, Haryogi, Bui Khiong, Eva Tajuddin, Shinta, dan Khema yang datang.

Selain ke rumah Oma Artika Wijaya, relawan juga berlanjut mengunjungi Alvia Balqia yang tinggal dengan Oma Rodiah.

Memasuki usia 83 tahun, Oma Artika masih terlihat segar. Bersama relawan, ia duduk di ruang tamu di bawah atap rumah yang sudah sedikit rusak. Sehari-hari Oma Artika tinggal bersama dengan adik dan keponakannya. Di usianya yang sudah senja, Oma Artika pun masih memasak sendiri. “Senang sekali dikunjungi, biasanya sepi tetapi hari ini ramai dengan kedatangan para relawan,” kata Oma Artika sambil tertawa.

Sejak tahun 2020, Oma Artika menerima bantuan biaya hidup dan Mi Daai. Setiap bulannya bantuan ini diantarkan oleh relawan yang diwakilkan oleh Haryogi dan Eva. Bantuan itu dirasa sangat diterima dan begitu membantu keseharian Oma menjalani hari-harinya. “Oma sangat terbantu dengan bantuan dari Tzu Chi ini dan relawan semua sudah seperti keluarga oma. Sering-sering ya kunjungi Oma,” ujar Oma Artika saat relawan pamit pulang.

“Saya senang bisa mengantarkan bantuan buat Oma tiap bulannya. Kebetulan mama saya tinggal di daerah jauh dari saya, makanya saat saya mengunjungi Oma dan ngobrol sama Oma, rasanya seperti ngobrol dan ngurus Mama sendiri,” ujar Eva sambil berkaca-kaca menahan haru.

Saling Menguatkan

Hun hun memberi perhatian ketika mengunjungi Oma Wong Tjuk Lan yang susah berjalan.

Relawan berlanjut ke rumah Alvia Balqis, penerima bantuan yang berusia 14 tahun. Alvia mengalami cacat fisik, yakni tidak bisa bicara dan bergerak akibat mengalami demam dan kejang di usia 1 tahun. Saat ini ibunya sudah meninggal dan ayahnya pergi meninggalkan sehingga sehari-hari Alvia dirawat oleh neneknya. “Senang dengan bantuan rutin berupa popok dan susu buat Alvia. Semua bantuan ini membantu banget buat sehari-hari kami. Ke depannya saya akan selalu ada dan merawat Alvia,” ujar Oma Rodiah, nenek Alvia yang sudah berusia 70 tahun.

Penerima bantuan lainnya yang dikunjungi oleh relawan adalah Wong Tjuk Lan yang mengalami patah di bagian pinggannya. Saat ini Oma Wong tinggal bersama adik laki dan kakak perempuan sehingga tidak leluasa mempersilakan para relawan yang mengunjunginya untuk masuk ke rumah. Namun hal itu tidak menghalangi kunjungan kasih yang relawan lakukan.

Relawan membuat laporan sekembalinya dari kunjungan kasih.

Mereka berbincang di depan rumah saja untuk menanyakan kabar Oma Wong. Walaupun berlangsung singkat, namun Oma Wong merasa sangat diperhatikan dengan kunjungan dari para relawan. Oma juga mengungkapkan terima kasih karena dengan bantuan dari Tzu Chi, kehidupan Oma terbantu untuk kehidupan sehari-harinya.

Setelah selesai kunjungan kasih relawan kembali berkumpul untuk membuat laporan hasil kunjungan dan sharing berbagi kesan. Lie Fie Lan berharap ke depannya banyak relawan yang mau melakukan kunjungan kasih dan semoga relawan yang hari itu melakukan kunjungan kasih bisa lebih selalu bersyukur dan tidak mengeluh dalam menjalani hidup ke depannya.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Hadiah Natal untuk Agatta

Hadiah Natal untuk Agatta

22 Desember 2017

Lima hari menjelang Hari Natal, belasan relawan Tzu Chi komunitas He Qi Timur, Kelapa Gading bersiap menuju Jalan Enggano, Tanjung Priok. Para relawan melakukan Kunjungan Kasih sekaligus mengantarkan ranjang untuk pasien Agatta, seorang remaja yang merupakan salah satu umat gereja St. Fransiskus Xav

Berjuang Bangkit Kembali

Berjuang Bangkit Kembali

16 Oktober 2019

Tahun 2016 silam, menyambut mahasiswa baru di kampusnya, Agatta dan rekan-rekannya dari organisasi pecinta alam melakukan atraksi repling (menuruni ketinggian dengan media tali). Tiga rekannya berhasil, sedangkan Agatta gagal karena miskomunikasi dengan teman lainnya. Akibatnya Agatta terjatuh ke tanah hingga menyebabkan kelumpuhan dan bergantung pada kursi roda. Sejak itu, relawan terus memberikan dukungan dan semangat kepadanya. 

Tahun 2016 silam, tepatnya 13 September, untuk menyambut mahasiswa baru di kampusnya, Agatta dan rekan-rekannya dari organisasi pencinta alam  melakukan atraksi repling (menuruni ketinggian dengan media tali). Universitas Jayabaya, salah satu mahasiswa dari Organisasi Mapalaya ingin memberikan suatu atraksi lompat dari atas gedung universitas lantai 6. Agatta Stevanya Meralda Montolalu (22), salah satu pelompat cewek berada diantara 3 pelompat cowok lainnya. Tiga rekannya cowok berhasil,  melakukan atraksi lompat tinggi, sedangkan Agatta sendirian gagal karena  miskomunikasi dengan teman lainnya. Akibatnya,  adanya yang kurang dari safety-nya (alat pengaman) menyebabkan Agatta terjatuh ke tanah hingga menyebabkan kelumpuhan dan bergantung pada kursi roda hingga kini. Sejak itu, relawan terus memberikan dukungan dan semangat kepadanya.

Sentuhan Kasih Relawan Tzu Chi di Rumah RUTH

Sentuhan Kasih Relawan Tzu Chi di Rumah RUTH

04 Maret 2025

Relawan Tzu Chi Bandung berkunjung ke Yayasan Rumah Tumbuh Harapan (RUTH) di jalan raya Bojong Bandung. Rumah singgah ini dihuni oleh wanita-wanita yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan berikut anak-anak Balitanya. 

Kita harus bisa bersikap rendah hati, namun jangan sampai meremehkan diri sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -