Menjalin Cinta Kasih di Timur Bali
Jurnalis : Khimberly Wen (Tzu Chi Bali), Fotografer : Maggie, Lili Chen (Tzu Chi Bali)Salah seorang pasien anak yang sedang menunggu giliran diobati tampak sedang asyik membaca Buletin Tzu Chi. |
| ||
Kegiatan ini berlokasi di SDN 2 Dusun Tanah Barak dengan jumlah peserta sejumlah 496 pasien yang sebagian besar adalah pasien anak-anak. Mereka datang untuk berobat karena kulit mereka bermasalah (gatal-gatal) yang disebabkan karena daerah tempat mereka tinggal sangat kering dan kekurangan air bersih. Dalam baksos kali ini, kami dibantu oleh 23 orang dokter dari bagian umum, anak dan kulit yang dikoordinatori oleh Dr Nyoman Arie. Sebanyak 118 orang relawan Tzu Chi (60% dari mereka merupakan relawan baru) juga tidak mau kehilangan kesempatan untuk turut bersumbangsih dalam baksos ini. Sambil mendampingi pasien menunggu nomor panggilan, para relawan juga menguntingkan kuku anak-anak dan para orang tua yang panjang dan tidak terawat dengan baik. Dengan sangat senang dan santai, pasien anak-anak ini sambil menunggu giliran diobati diajak bermain dan belajar bahasa isyarat tangan yang berjudul Satu Keluarga oleh Nelly shijie.
Ket : - Sambil menunggu giliran pengobatan, relawan Tzu Chi memeriksa satu demi satu para pasien yang kuku tangan dan kakinya panjang. Jika ditemukan, mereka pun membantu memotongkan kuku-kuku yang panjang tersebut. (kiri) Selama kegiatan berlangsung, kami juga didampingi oleh salah seorang guru di sekolah tersebut yang juga warga Tanah Barak bernama Bapak Nengah Sarda. Beliau mengucapkan sangat terima kasih kepada Yayasan Tzu Chi karena beliau merasakan baksos kali ini sangat berbeda dengan baksos yang pernah mereka terima sebelumnya (3 tahun yang lalu). “Tidak seperti biasanya. Baksos yang lain warga kami tidak dibuatkan tenda dan disiapkan tempat duduk apalagi minuman air dan makanan kecil yang dibawakan oleh relawan cilik. Warga kami hanya dapat berlindung di mana tempat yang rindang sambil menunggu pengobatan. Maka dengan ini saya berharap akan ada kelanjutan perhatian dari Yayasan Tzu Chi untuk warga kami,” demikian tutur Bapak Nengah Sarda.
Ket: - Relawan Tzu Chi tampak sedang mempelajari bahasa isyarat tangan yang berjudul Satu Keluarga. (kiri). Diakhir kegiatan, sebelum pulang para relawan baru dikumpulkan untuk memberikan kesan-pesan yang mereka rasakan. Seperti Bapak Nova Telambanua yang mengatakan, “benar-benar selama kegiatan berlangsung yang saya lihat adalah para relawan hanya bekerja dengan serius tanpa banyak bicara.” Lain pula dengan pandangan Bapak Sujatman yang mengatakan dalam kegiatan ini yang saya belajar dari yayasan adalah rasa bersyukur dan terima kasih kepada orang yang telah memberi kesempatan untuk saya untuk berbuat “Kebajikan yang tidak dapat saya belajar dari yayasan atau tempat manapun,” ujarnya. Akhir kata, kami Tzu Chi Kantor penghubung Bali mengucapkan terima kasih kepada Shuang Ying shijie, Dr Ruth (Ketua TIMA Tzu Chi Indonesia), dan Piyo shixiong serta Aluni shijie, dua relawan Tzu Chi dari Medan yang telah datang dari jauh untuk mendukung serta sangat membantu kegiatan baksos kali ini sehingga dapat berjalan dengan lancar dan sukses. | |||
Artikel Terkait
Setahun Depo Mini Pluit Sakti
19 Agustus 2015Setahun yang lalu, tepatnya 10 Agustus 2014, Depo Mini Pelestaraian Lingkungan Pluit Sakti diresmikan. Kini, setelah satu tahun berlalu, Minggu 16 Agustus 2015, sebanyak 61 relawan Tzu Chi dan 12 warga bersukacita memeriahkan HUT ke -1 berdirinya Depo Mini Pluit Sakti, Pluit, Jakarta Utara.
Mengenal Lebih Dekat Tzu Chi dan DAAI TV
28 Februari 2019Rombongan murid SMP Siloam Depok melakukan kunjungan ke Tzu Chi Center mengikuti field trip program profesi rutin setahun sekali yang diadakan sekolahnya. Pada tahun 2019, field trip yang diikuti murid kelas 7 dan 8 SMP Siloam ini memilih Tzu Chi dan DAAI TV.