Menjalin Jodoh Baik di Kapuk Muara

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto
 
 

foto
Minggu, 12 Agustus 2012, berlokasi di SMP Al-Muttaqin, Kapuk Muara, Jakarta Utara relawan melakukan pembagian paket lebaran.

Pada pagi yang cerah dan sejuk, di mana biasanya orang-orang masih terbuai dalam lelap, sekumpulan relawan berseragam biru putih telah mulai beraktivitas dan berkumpul di sebuah lapangan sekolah. Sekolah itu bernama SMP Al-Muttaqin, Kampung Muara, Jakarta Utara. Kali ini relawan Tzu Chi akan kembali menjalin jodoh baik dengan warga Kampung Muara. Jalinan jodoh pertama terjadi pada tahun 2009, ketika Yayasan Buddha Tzu Chi membantu membangun sebuah bangunan sekolah SMP Al- Muttaqin.  

 

Sebelum dilakukan pembagian paket Lebaran, pada tanggal 11 Agustus 2012, relawan melakukan survei dan pembagian kupon ke rumah warga. Kemudian pada hari minggu tanggal 12 Agustus 2012 berlokasi di SMP Al-Muttaqin, Kapuk Muara, Jakarta Utara dilakukan pembagian paket lebaran pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Sebanyak 772 paket dibagikan. Isi paket tersebut antara lain satu kaleng biskuit, minyak sayur, 1 kg gula pasir dan 5 kg beras.  

foto   foto

Keterangan :

  • Sebanyak 772 paket dibagikan. Isi paket tersebut antara lain satu kaleng biskuit, minyak sayur, 1 kg gula pasir dan 5 kg beras (kiri).
  • Setiap orang tua seperti layaknya orang tua sendiri, itulah yang selalu di tanamkan pada diri relawan. sehingga apabila melihat ada orang tua yang membutuhkan bantuan, relawan akan langsung turun tangan membantu dengan gembira (kanan).

 “Alhamdullilah, Mak dapat paket Lebaran. Jadi ntar lebaran tinggal beli kue kering,” ujar Sapina, salah seorang warga penerima paket ini.  Sapina, nenek yang 2 bulan ke depan akan genap berusia 92 tahun ini datang bersama Makmur (62), putra semata wayangnya. Dengan adanya bantuan paket lebaran dari Tzu Chi, kehidupan Sapina dan keluarga yang terasa berat seakan teringankan untuk sesaat. Makmur yang bekerja sebagai ojek di malam hari tidak lagi mendapat langganan dikarenakan beberapa langganannya telah pulang mudik.

Kehidupan serba kekurangan telah menjadi bagian dari kisah hidup Sapina. Tidak hanya itu, kesedihan karena ditinggal pergi oleh suami dan ke lima anaknya menambah rasa pedih di hati. Kini ia hanya dapat bersyukur karena kedua anaknya dapat tinggal di sampingnya dengan sehat. Di masa senjanya, ternyata juga Sapina masih aktif mengajar mengaji di daerah Kapuk Muara dan Teluk Gong. “Sebelumnya mah Mak ngajar di 3 tempat, tetapi karena tempat yang ke-3 ditutup dan jamaahnya bubar kini Mak ngajar di 2 tempat,” terang Sapina dengan riang. Selain itu, setiap pagi Sapina masih rajin untuk mencuci pakaiannya sendiri. “Mak ga mau orang lainnyuciin bajunya, takut kotor katanya,” ujar Mutiati (63), putri Sapina. Selain menyuci pakaian dan mengajar mengaji, menghabiskan  kesehariannya dengan menjalani salat lima waktu dengan taat dan bercengkrama dengan cucu dan cicitnya.

 

 
 

Artikel Terkait

Sarana Membentuk Perilaku Anak

Sarana Membentuk Perilaku Anak

08 Maret 2009 Masa kanak-kanak adalah masa yang baik untuk membentuk karakter di masa depan, sebagaimana pagi hari menyongsong hari esok. Demikian prinsip yang dimiliki oleh Psikolog aliran Behavioristik yang menganggap bahwa pribadi manusia terbentuk oleh lingkungan dan pendidikannya. Dalam Psikologi Behavioris, anak dianggap sebagai kertas putih bersih.
Suara Kasih: Menapaki Jalan Bodhisatwa

Suara Kasih: Menapaki Jalan Bodhisatwa

12 Januari 2012 Pernahkah kalian mendengar kisah tentang Buddha dan seorang nenek miskin? Nenek ini terlahir sebagai rakyat jelata dan hidup di tengah kondisi minim. Buddha sangat ingin membantunya, namun nenek itu tak berjodoh dengan Buddha.
Langkah Efektif Mengajar Budaya Humanis

Langkah Efektif Mengajar Budaya Humanis

14 Juli 2009 Seberapa pentingkah pendidikan budi pekerti bagi seorang murid? ”Sepandai apapun orang, tetapi jika tidak memiliki budi pekerti yang baik, maka dia akan menjadi orang jahat yang pintar. Tapi kalau dia pintar dan ditambah dengan karakter yang baik, maka dia akan jadi orang pintar yang baik,” tegas Indi Y Wirawan, Kepala Sekolah Ehipassiko.
Cinta kasih tidak akan berkurang karena dibagikan, malah sebaliknya akan semakin tumbuh berkembang karena diteruskan kepada orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -