Tzu Chi Makassar kembali mengadakan donor darah, bekerjasama dengan Paguyuban Sinarmas dan UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia dan dunia, jumlah pendonor darah semakin menurun. Pendonor memilih untuk tidak mendonorkan darahnya karena menghindari penularan Covid-19 saat beraktivitas di luar rumah. Hal tersebut mengakibatkan stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) terdampak secara signifikan, terlebih selama bulan suci Ramadan.
Berbekal kesempatan bersumbangsih bagi masyarakat luas, Tzu Chi Makassar bekerjasama dengan Paguyuban Sinarmas dan UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan menggelar donor darah, Sabtu 21 Mei 2022. Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati Hari Raya Trisuci Waisak. Donor darah berlokasi di lantai 2 Kantor Tzu Chi Makassar ini berlangsung dari pukul 09.00-15.00 WITA. Donor darah ini ini merupakan yang pertama kali diadakan kembali oleh Tzu Chi Makassar sejak pandemi.
Dokter PMI melakukan pemeriksaan kepada para peserta.
Sebanyak 58 peserta berhasil mendonorkan darahnya.
Penerapan protokol kesehatan secara ketat menjadi syarat utama. Seluruh peserta yang hadir dalam kegiatan tersebut, mulai dari relawan, tenaga kesehatan (PMI), dan calon pendonor wajib mengenakan masker dan menjaga jarak. Sebelum mendonorkan darah, calon pendonor menjalani pengecekan kadar Hemoglobin (Hb) dan tekanan darah oleh PMI. Apabila memenuhi persyaratan, maka akan diarahkan oleh relawan untuk menjalani pengambilan darah. Sebanyak 58 kantong darah berhasil terkumpul.
“Awalnya kami menargetkan 150 kantong darah dan ternyata mendapat respon yang positif dari masyarakat, sehingga ada 58 pendonor yang berhasil mendonorkan darahnya,” ungkap Fuady SB selaku koordinator kegiatan.
Tampak relawan Tzu Chi turut mendampingi seorang peserta donor.
Para relawan Tzu Chi Makassar juga turut berdonor.
Selain memberikan dampak positif bagi kesehatan diri sendiri, donor darah dapat membantu menyelamatkan nyawa individu yang sedang membutuhkan. Muh Fauzan (24), salah satu pendonor, sangat antusias mengikuti kegiatan donor darah ini.
“Saya sudah datang sejak jam sembilan dan berhasil menyumbangkan darah untuk membantu warga yang membutuhkan,” ujarnya.
Kurangnya ketersediaan darah diperkirakan karena kebanyakan masyarakat takut jarum, ada yang trauma jarum, tetapi karena mereka berniat donor dan berpikir bagus untuk kesehatan akhirnya mereka mau donor. Muh Fauzan mengaku takut dengan jarum suntik, tetapi ia tetap memberanikan untuk donor darah di masa pandemi karena membuat tubuh lebih sehat.
“Dulu saya ada perasaan takut dengan jarum suntik. Tapi saya memberanikan diri setelah mengetahui manfaatnya seperti membuat badan lebih sehat,” kata Fauzan.
Para peserta donor saat mendengarkan sosialisasi tentang Tzu Chi.
Bagi sebagian orang mendonorkan darah mungkin mengakibatkan ketakutan trauma dan rasa malas. Namun ada sebagian orang yang memiliki tekad untuk donor, tapi terhambat karena tidak memenuhi syarat sebagai donor. Dengan mendonorkan darah secara berkala, selain bermanfaat bagi kesehatan kita juga dapat menolong orang lain. Setiap tetes darah yang disumbangkan dapat memberikan kesempatan hidup bagi orangyang membutuhkan.
Selain acara donor darah, relawan Tzu Chi melakukan sosialisasi mengenai Tzu Chi untuk menggalang hati para pendonor.
“Bersumbangsih dengan tulus dan tanpa pamrih adalah kebenaran. Bersumbangsih tanpa mengharapkan balasan adalah kebajikan. Jika kebenaran dan kebajikan menjadi satu, tentu akan menciptakan keindahan.“
~ Kata Perenungan Master Cheng Yen
Editor: Khusnul Khotimah