Johnny Chandrina menjelaskan tentang Tzu Chi merupakan lembaga sosial kemanusiaan yang lintas suku, agama, ras dan negara yang berdasarkan prinsip cinta kasih universal. Selain itu Johnny juga menjelaskan tentang Struktur Organisasi Tzu Chi.
Yayasan Buddha Tzu Chi Lampung bersama relawan Tzu Chi Jakarta mengadakan sosialisasi calon relawan pada Minggu, 13 Oktober 2024. Sosialisasi ini berlangsung di Rumah Makan Permata Jl. Ikan Hiu, Teluk Betung Selatan. Para peserta yang hadir di suguhkan tayangan video tentang kegiatan-kegiatn misi amal kemanusiaan Tzu Chi. Acara dipandu oleh Lis Linggar Ningsih yang langsung memperkenalkan tim relawan yang datang dari Jakarta.
Johnny Chandrina ketua He Qi Tangerang berkesempatan sebagai pengisi materi tentang makna dari logo Tzu Chi, visi dan misi Tzu Chi, filosofi Tzu Chi serta Tata Krama Tzu Chi. Johnny menjelaskan Tzu Chi merupakan lembaga sosial kemanusiaan yang lintas suku, agama, ras dan negara yang berdasarkan prinsip cinta kasih universal. Ada empat Misi kemanusiaan yang dijalankan oleh insan Tzu Chi, yaitu Misi Amal, Misi Kesehatan, Misi Pendidikan, dan Misi Budaya Humanis.
Misi amal adalah misi utama yang merupakan akar dari empat misi utama dan delapan jejak langkah Yayasan Buddha Tzu Chi. Tujuan misi amal adalah memberi kebahagiaan dengan hati yang welas asih dan melepaskan penderitaan yang ada. Relawan di setiap komunitas giat melakukan misi amal dengan mengadakan survei kasus kepada pemohon bantuan, sebuah ladang berkah yang penuh kebajikan.
Lis Linggar Ningsih memandu kegiatan sosialisasi Tzu Chi yang berlangsung di Rumah Makan Permata Jl. Ikan Hiu, Teluk Betung Selatan. Lis juga pada akhir kegiatan juga mengajak peserta untuk memperagakan bahasa isyarat tangan bersama.
Edward K.S salah satu peserta yang ikut dalam kegiatan sosialisasi relawan Tzu Chi ini bertekad untuk bergabung menjadi relawan Tzu Chi dan menjalankan misi-misi Tzu Chi di Lampung.
Setelah seluruh materi dijelaskan, para relawan mengajak calon relawan Tzu Chi untuk megisi formulir pendaftaran yang sudah disiapkan. Pengisian formulir tersebut berguna agar calon relawan bisa ikut serta dalam kegiatan Tzu Chi sesuai dengan domisili masing-masing. Johnny juga menjelaskan apa saja yang perlu diisi di formulir calon relawan. “Marilah kita belajar di Tzu Chi serta marilah kita bersama-sama melangkah di jalan Tzu Chi,” ajak Jhonny berharap.
Edward K.S salah satu peserta yang baru pertama kali hadir sangat tertarik bergabung di Tzu Chi “Saya mengetahui sosialisasi ini dari temen saya dan saya berniat untuk mengikuti kegiatan sosialisasi ini. Saya juga banyak mendapatkan pengetahuan baru di sosialisasi kali ini dan saya mau bergabung ke dalam barisan Tzu Chi,”ujar Edward bersemangat.
Perasaan yang sama juga dirasakan oleh Edy Saputra Jaya (44) yang merasa tertarik karena Yayasan Buddha Tzu Chi tidak bergerak di bidang Politik, melainkan bergerak di bidang sosial kemanusiaan serta tidak membedakan suku, agama, dan ras dalam membantu orang. “Saya bersedia menjadi donator setiap tahunnya dan saya siap dipanggil untuk membantu orang-orang yang kurang mampu,”janji Edy bersemangat.
Relawan Tzu Chi mendampingi peserta yang hadir dalam sosialisasi relawan dalam mengisi formulir pendaftaran menjadi relawan Tzu Chi.
Para peserta dan relawan Tzu Chi dari Jakarta dan Lampung usai menjalani kegiatan sosialisasi relawan berfoto bersama dengan hati suka cita.
Kegiatan sosialisasi ini di ketuai oleh Adun dan wakilnya Giokky Irawati. Adun merupakan relawan dari Tzu Chi Tangerang yang sekarang sudah pindah ke Lampung. Adun sekarang aktif mengikuti kegiatan di Tzu Chi Lampung. Kegiatan sosialisasi Tzu Chi ini dihadiri oleh 32 orang calon relawan baru dan 35 relawan AP, APL dan Komite.
Di penghujung kegiatan sosialisasi ini Lis Linggar Ningsih bersama para relawan lainnya mengajak peserta calon relawan baru untuk bersama-sama mengikuti gerakan bahasa isyarat tangan dengan judul satu keluarga. “Bapak-ibu, mari kita sama-sama melakukan gerakan isyarat tangan satu keluarga, jadi di sini kita semuanya keluarga ya,”ucap Lis Linggar Ningsih.
Gerakan isyarat tangan bukan hanya sebagai sarana komunitas, melainkan juga dikembangkan dan dikemas menjadi pertunjukan yang menarik serta menjadi budaya Tzu Chi yang sering ditampilkan oleh relawan dalam berbagai kegiatan, isyarat tangan sering juga menjadi aktivitas bersama yang dapat mempererat interaksi antara relawan dan masyarakat umum. Melalui lagu isyarat tangan, suasana menjadi lebih hangat dan bersatu hati dalam keluarga besar Tzu Chi.
Editor: Anand Yahya