Menjalin Jodoh Baik Setiap Kesempatan

Jurnalis : Fammy Kosasih (He Qi Timur), Fotografer : Fammy Kosasih (He Qi Timur)

Hendry Shixiong memimpin doa untuk melakukan meditasi jalan (pradaksina) bersama para relawan yang hadir dalam training pada tanggal 15 Juni 2014

Berkah adalah suka cita yang diperoleh dari bersumbangsih. Kebijaksanaan adalah kedamaian yang diperoleh dari sikap penuh pengertian (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

Minggu pagi, 15 Juni 2014, hujan deras mengguyur wilayah Jakarta termasuk Kelapa Gading. Pagi itu, relawan Tzu Chi bersama-sama akan mengadakan pelatihan relawan di jing Si Books and café Kelapa Gading. Suasana masih terasa sepi di sekitar tempat training berlangsung apalagi mall Kelapa Gading belum mulai beroperasi. Namun, relawan yang sudah datang mulai mempersiapkan bangku dan menyiapkan peralatan konsumsi.

Akibat hujan yang terus mengguyur sepanjang pagi, waktu mulai pelatihan pun mundur. Relawan juga banyak yang tidak bisa hadir akibat hujan. Namun demikian tidak sedikit relawan yang bersama-sama bersatu hati mengikuti pelatihan ini.

Sebagian relawan yang sudah hadir di lokasi kegiatan membantu menyiapkan nasi hangat siang ci fan supaya peserta training yang kehujanan selama perjalanan bisa menikmatinya dan mendapat tenaga sebelum latihan dimulai. Phei Se, relawan komite yang membawakan materi terus memberikan semangat kepada relawan yang hadir meskipun tidak banyak. Ia mengaku bersyukur meskipun hujan besar di hari training ini, namun masih tetap ada relawan yang mau datang untuk mengikuti training. “Kita menghargai niat baik setiap orang,” kata Phei Se. Ia menambahkan, “Dulu–dulu kita pernah bertekad, seandainya kita membuat satu kegiatan seperti training atau sesi sharing atau kegiatan apa saja, walaupun yang hadir cuma satu atau dua orang saja, harus tetap jalan. Karena satu atau dua orang itu adalah niat mereka untuk datang yang kita hormati”.


Relawan membantu menyiapkan nasi siap saji siang ci fan untuk makan siang bersama peserta training.


Phei Se Shijie membawakan materi tentang eplatihan pembinaan diri menjadi relawan Tzu Chi

Latihan Pembinaan Diri
Relawan yang hadir bersama-sama memberikan penghormatan kepada Master Cheng Yen, menyanyikan lagu Mars Tzu Chi, pembacaan 10 sila Tzu Chi, latihan meditasi berjalan (pradaksina) sebagai bagian dari tradisi dan misi disetiap pelatihan relawan Tzu Chi.

Phei Se Shijie kembali memberikan materi pendalaman training yang sangat menarik, yaitu Menjalin Jodoh Baik. Wanita yang akrab dipanggil Sese Shijie ini, menjelaskan dengan gamblang dan sangat menyentuh bagi setiap peserta yang hadir dalam training itu tentang landasan pelatihan Tzu Chi ini adalah organisasi pembinaan diri. Sebuah organisasi welas asih untuk membina diri sendiri. “Makin bekerja Tzu Chi makin bersuka cita,” ucap Sese Shijie. Ia juga memberikan tips krim Tzu Chi, yaitu 再 烦,也别忘微笑 - pada saat risau, jangan lupa tersenyum, 再 急,也要注意语气    - pada saat terburu – buru, perhatikan nada bicara, 再 苦,也别忘坚持- pada saat menderita, jangan lupa bertahan, 再 累,也要爱自己- pada saat lelah, tetap mencintai diri sendiri.

Lievy Hartono Shijie, salah satu peserta training yang juga sebagai relawan abu putih yang baru bergabung Februari 2014 yang lalu mengatakan, ”Kita perlu sering mengikuti latihan atau training seperti ini. Mengapa? Karena nantinya kita terjun ke masyarakat pasti berhubungan dengan banyak pihak, dan golongan dalam masyarakat itu banyak”. Maka dari itu perlu menjaga tutur kata dalam berbicara dan bersikap. “Training ini sebenarnya adalah persiapan batin, jadi secara spiritual kita harus diisi supaya kita menjadi lebih memahami apa visi misi Tzu Chi. Kemudian, semua ajaran yang mengenai bagaimana menjadi relawan yang baik dan benar. Tidak hanya turun ke lapangan memberi bantuan, tetapi juga banyak hal dari diri kita sendiri yang harus kita siapkan. Kita itu harus menciptakan jalinan jodoh yang baik dengan setiap orang, memperhatikan setiap hal kecil yang keluar dari perkataan kita,” ucap Lievy Shijie. “Harapannya sering ada training, perlu adanya satu aturan tertulis yang baku saat sambil belajar, saat sambil mengamati, saat sambil terjun kerja kegiatan Tzu Chi,” tambahnya.

Semua peserta training bersama-sama berdoa sebelum menyantap makan siang nasi siap saji siang ci fan.


Relawan bersama-sama melakukan meditasi jalan (pradaksina) untuk melatih konsentrasi dan menenangkan hati mereka

Pada training kali ini, semua relawan makan siang menikmati nasi siap saji, siang ci fan. Pada kesempatan ini, Hendry Zhou Shixiong mempekenalkan nasi instan siang ci fan pada training relawan kali ini. Hendry Shixiong menceritakan sejarah awal bagaimana produk-produk yang dijual di Jing Si Books and Café. Nasi instan ini dibuat oleh para Biksuni, murid Master Cheng Yen yang selalu mengedepankan prinsip sehari tidak bekerja sehari tidak makan. Para peserta terus berantusias mengikuti setiap materi yang disajikan. “Kita cukup senang walau jumlah peserta training yang hadir tidak terlalu banyak, tetapi melihat mereka berantusias, bersemangat mengikuti dan kelihatan mereka menerima training ini dari awal sampai selesai kita juga senang,” ungkap Hendry Shixiong.

Selain itu juga ada sosialisasi relawan Zhen Shan Mei yang akrab dengan sebutan relawan 3 in 1. Indrawan Shixiong, koordinator relawan Zhen Shan Mei He Qi Timur menceritakan sejarah awal  relawan Zhen Shan Mei dari Taiwan hingga sekarang berkembang di Indonesia. Indrawan menyampaikan bahwa Tzu Chi masih membutuhkan Bodhisatwa pencatat sejarah yang mau bersumbangsih untuk mendokumentasikan setiap jejak peristiwa dan kegiatan Tzu Chi dengan baik, indah, dan humanis.

Sebagai penutup sesi training pada hari itu, Sharon Tanamas memberikan sosialisasi tentang pembabaran Sutra Bakti Seorang Anak (SBSA) dan pendalaman materi pembabaran sutra bakti tersebut. Semoga semua selalu menggarap ladang berkah dan memupuk kebijaksanaan dengan penuh suka cita dan penuh kedamaian.


Artikel Terkait

Menjalin Jodoh Baik Setiap Kesempatan

Menjalin Jodoh Baik Setiap Kesempatan

17 Juni 2014 Pagi itu, relawan Tzu Chi bersama-sama akan mengadakan pelatihan relawan di jing Si Books and café Kelapa Gading
Kita hendaknya bisa menyadari, menghargai, dan terus menanam berkah.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -