Menjalin Jodoh dengan Tzu Chi
Jurnalis : Metasari (He Qi Utara), Fotografer : Metasari dan Riani Purnamasari (He Qi Utara) Setiap perjalanan dalam hidup akan lebih indah apabila kita dapat bersumbangsih terhadap sesama, menyebarkan cinta kasih, saling menghargai dan selalu bersyukur. |
| ||
Siang itu pukul 13.00 WIB, pada hari Minggu, 1 Mei 2011, Jing Si Books and Cafe Pluit dikunjungi oleh para relawan abu putih, biru putih serta masyarakat umum (calon relawan). Banyak sekali kegiatan yang berlangsung di sana. Sebagian relawan ada yang melakukan rapat 3 in 1, ada juga yang melakukan rapat 4 in 1, serta ada juga acara sosialisasi untuk calon relawan Tzu Chi. Acara sosialisasi untuk masyarakat umum ini bertujuan untuk menyebarkan cinta kasih kepada semua orang. Kali ini penyelenggaranya adalah relawan Tzu Chi dari wilayah He Qi Utara (Hu Ai Pluit). Cukup banyak “calon relawan” yang hadir pada siang itu. Ada sekitar 44 orang calon relawan dan semuanya terlihat antusias dalam mengikuti sosialisasi ini. Pengenalan dimulai dengan siapa, apa, di mana, kenapa, mengapa, dan bagaimana Tzu Chi itu. Relawan yang ikut tampak sangat bersemangat. Bahkan beberapa relawan menanyakan bilamana ada kegiatan dalam waktu dekat yang dapat diikutinya. Banyak sekali kilas balik kegiatan dari tiap bulannya yang ditayangkan dalam sosialisasi tersebut. Salah satunya pengenalan tentang budaya humanis yang disampaikan oleh Hok Lay Shixiong (panggilan untuk relawan pria). “Ada 3 prinsip budaya humanis Tzu Chi, yang pertama bersyukur atauberterima kasih (Gan En), kedua menghormati atau menghargai (Zun Zhong) dan yang ketiga adalah cinta kasih (Ai),” ujar Hok Lay Shixiong.
Keterangan :
Kevin Tan Shixiong menceritakan pula kegiatan rutin Tzu Chi, diantaranya pelestarian lingkungan yang dilakukan di Posko Daur Ulang Muara Karang, kunjungan kasih pada minggu pertama tiap bulan, pembelajaran shou yu (isyarat tangan), pelatihan relawan 3 in 1 (dokumentasi), serta sekolah minggu yang dilakukan di Aula Jing Si Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Dengan menampilkan salah satu budaya humanis, yaitu isyarat tangan, shixiong-shijie mengajak para relawan untuk belajar bersama. Walaupun dengan wajah malu-malu, semuanya terlihat menyukai isyarat tangan tersebut dan mereka serentak mengucapkan kata “Gan En” pada akhir lagu Satu Keluarga.
Keterangan :
“Teman satu kantor saya adalah relawan Tzu Chi. Saat saya diajak untuk menghadiri sosialisasi hari ini saya langsung mau dan sangat bersyukur bahwa jodoh saya dengan Tzu Chi sudah matang,” ujar Mel salah seorang peserta yang sejak dulu sudah ingin bergabung menjadi relawan namun bingung bagaimana caranya bergabung. Ada juga kisah seorang donatur yang ingin bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Ia datang dengan dua orang anak laki-lakinya. “Saya mengajak anak-anak saya untuk ikut bersosialisasi dengan Tzu Chi. Anak saya suka memotret mungkin bisa gabung dengan relawan 3 in 1,” ujarnya. Setiap perjalanan dalam hidup ini akan lebih indah apabila kita dapat bersumbangsih terhadap sesama, menyebarkan cinta kasih, saling menghargai dan tidak lupa selalu bersyukur dan berterima kasih atas semua yang telah kita miliki. Dengan jalinan jodoh yang baik akan membawa kita hidup dalam jalinan jodoh yang baik pula dalam kehidupan yang akan datang. | |||
Artikel Terkait
Waisak 2556: Merayakan Dengan Sepenuh Hati
21 Mei 2012 Tanggal 13 Mei 2012, bertempat di lapangan Kompleks Tzu Chi Centre PIK, Jakarta Utara, insan Tzu Chi merayakan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia.Berbagi Buku, Penunjang Masa Depan
30 Desember 2022Kebutuhan buku menjadi hal yang penting untuk menunjang proses belajar di sekolah. Hal ini yang mendasari relawan Xie Li Kalimantan Tengah (Kalteng) 2 membantu pengadaan buku di perpustakaan SDN 1 Desa Sebabi, Kecamatan Batu Ampar, Kalimantan Tengah.