Djohar Djaja memberikan kata sambutan kepada peserta.
Relawan Zhen Shan Mei di Tzu Chi Medan mengadakan kelas Seni Fotografi Instagramable untuk masyarakat umum, Minggu 1 Juni 2022. Kelas ini sebagai wujud sumbangsih kepada generasi muda yang mempunyai aspirasi di bidang foto.
Media sosial yang terus berkembang, dengan platform digital memfasilitasi penggunanya untuk saling berkomunikasi dengan membagikan konten berupa tulisan, foto, video dan lain lain. Hal yang dibagikan ada yang mengandung nilai positif, namun juga yang negatif.
Karena itu dalam kelas ini para peserta diberikan pembelajaran teknik dasar fotografi yang benar dan hasil karya yang mengandung nilai budaya humanis, nilai positif, serta mengandung nilai Zhen; benar, Shan; bajik, dan Mei; indah sehingga dapat menginspirasi orang banyak untuk hal-hal yang positif.
Kelas yang digelar di Jingsi Books & Café Medan Jl Kompleks Jati Junction Medan ini diikuti oleh 14 peserta umum, 5 relawan, dan 7 relawan panitia.
Leo Rianto menjelaskan teknik dasar fotografi dengan Smartphone, bagaimana mendapatkan hasil karya yang mempunyai nilai humanis dan estetis.
Theresia senang mengikuti kelas ini.
Djohar Djaja memberi kata sambutan kepada para peserta yang telah meluangkan waktu mengikuti kelas seni fotografi instagramable.
“Kami sangat senang yang hadir adalah orang-orang yang berkeinginan untuk mencari pengetahuan dan berkarya dalam hidup dan saling berbagi pengetahuan terutama dalam seni fotografi. Semoga memberi manfaat bagi kita semua,” tuturnya.
Materi kelas seni fotografi ini dibawakan Leo Rianto dengan topik teknik foto dengan menggunakan smartphone. Bukan saja mengenai teknik dasar fotografi, tetapi juga bagaimana cara untuk menghasilkan suatu karya yang mempunyai nilai humanis dan estetis.
“Semoga apa yang kita adakan ini membawa dampak yang positif dan menarik lebih banyak lagi peminat. Kami ingin akrab dengan generasi muda lewat kegiatan-kegiatan yang bermanfaat dan positif,” ujar Leo Rianto.
Selesai mengikuti kelas materi, para peserta langsung diajak praktik. Peserta dibagi menjadi beberapa grup didampingi relawan sebagai mentor. Mereka mengambil beberapa foto kegiatan di ruangan, ada foto yang menghadap jendela dan membelakangi jendela. Jika ada yang kurang paham akan dijelaskan mentor sehingga memperoleh hasil foto yang lebih baik.
Yanto (baju putih) dan peserta lainnya mendapat arahan dari mentornya, Hasan Tiopan, bagaimana mendapatkan hasil foto yang baik.
Manfaatkan waktu dengan baik, dengan menulis hal yang benar, bajik, dan indah. Itulah pesan Lukman kepada para peserta kelas seni fotografi.
Theresia, salah satu peserta merasa sangat senang berkesempatan belajar di sini. Selama ini ia suka mengambil foto makanan yang disajikan. Walaupun selama ini ia tahu bagaimana mengambil angle foto, tetapi di sini ia diajarkan lebih detail lagi.
“Bisa capture momen yang lain yang mengingatkan hal-hal yang baik dan positif. Teknik foto yang mengandung kebahagian diri sendiri, seperti sentuhan humanis, cinta kasih dan menginspirasi. Di sini belajar bersama, suatu kekeluargaan yang luar biasa,” kata Theresia.
Yanto, peserta lainnya juga merasa sangat terbantu dengan mengikuti kelas fotografi ini. Banyak yang ia dapat, misalnya teknik pencahayaan, teknik memegang camera yang benar, dan pengambilan gambar dari posisi atas, bawah, juga tengah.
“Dari hal positif, gambar yang didapat ada humanisnya, budayanya, ada nilai seni yang lain yang bisa membangkitkan seseorang untuk mengajak masyarakat yang lain atau memotivasi yang lain untuk bergabung. Harapannya kegiatan ini sering diadakan. Jika ada acara fotografi lagi kami akan dengan senang hati mengikutinya,” kata Yanto.
Foto bersama peserta dan panitia kelas Seni Fotografi Instagramable, saling menginspirasi dan berbagi.
Setelah acara selesai, para relawan membagikan suvenir kepada para peserta.
Lukman dalam pesan cinta kasihnya menyampaikan, ia dan tim relawan sangat berterima kasih kepada semua peserta yang telah mengikuti kelas Seni Fotografi Instagramable.
“Semoga kegiatan ini bermanfaat bagi kita semua. Mari manfaatkan waktu kita dengan baik, dengan menulis momen yang benar, bajik dan indah. Mengisi foto, hasil karya kita ini dengan hal yang benar, bajik dan indah supaya kita bisa mewariskan dunia ini dengan Zhen benar, Shan bajik dan Mei indah,” ujar Lukman.
Liani, kordinator kegiatan sangat mengharapkan kelas Fotografi ini dapat memberi manfaat bagi masyarakat umum, terutama dalam Teknik dokumentasi. “Semoga bisa mengembangkan bibit baru dalam dokumentasi Tzu Chi,” pungkas Liani.
Editor: Khusnul Khotimah