Menjalin Silaturahmi dengan Anak - anak Panti Asuhan Amaliyah
Jurnalis : Elin Juwita (Tzu Chi Tebing Tinggi), Fotografer : Erik Wardi (Tzu Chi Tebing Tinggi)Jalinan Jodoh relawan Tzu Chi dengan Panti Asuhan Amaliyah Tebing Tinggi telah berlangsung enam tahun lamanya. Awal mula jodoh ini terjalin saat relawan melakukan kunjungan kasih ke Panti Asuhan Amaliyah pada tahun 2012 dalam rangka buka bersama dengan anak– anak panti, pengurus maupun pembina di sana. Kedatangan relawan saat itu disambut dengan baik oleh Ketua Yayasan Panti Asuhan, H. Burhanudin Harahap karena relawan bukan saja membawa cinta kasih untuk anak–anak di sana, tetapi juga menjelaskan visi misi Tzu Chi kepada anak–anak di sana.
Burhanudin Harahap merasa tertarik dengan ajaran Master Cheng Yen yang bersifat Universal dengan tidak membedakan suku, agama, dan ras. Sejak saat itulah, ia selalu mendorong anak–anak di Panti Asuhan Amaliyah untuk ikut dalam kegiatan daur ulang di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Tebing Tinggi. Di samping itu mereka juga senang belajar bahasa isyarat tangan (shou yu) di mana dalam beberapa kegiatan besar Tzu Chi anak–anak panti telah menampilkannya.
Mulai dari pagi hari relawan sibuk memasak dan menyiapkan makanan vegetarian yang akan dibagikan untuk anak–anak Panti Asuhan Amaliyah.
Paket kebutuhan
lebaran berupa bahan–bahan pokok sehari hari (beras, minyak, gula, kecap manis,
bihun, teh), paket snack (makanan
ringan), dan juga paket peralatan mandi yang semua merupakan pemberian penuh
cinta kasih dari relawan dan para donatur.
“Kami sangat beruntung mengenal Tzu Chi karena anak–anak kami bisa ikut dalam kegiatan Tzu Chi seminggu sekali di Kantor Tzu Chi ikut daur ulang, isyarat tangan, dan juga kegiatan lain misalnya dalam rangka waisak mereka ikut bersama–sama dalam keluarga besar Tzu Chi,” tutur Burhanudin.
Kegiatan ini masih berlangsung hingga saat ini. Relawan selalu membimbing dan mendampingi anak–anak dalam setiap kegiatan sehingga anak–anak panti juga merasakan Tzu Chi sebagai bagian dari keluarga mereka. Demikian juga pada Minggu, 10 Juni 2018, relawan kembali berkunjung ke Panti Asuhan Amaliyah dalam rangka buka puasa bersama.
Sukacita tergambar di wajah anak–anak dan juga Ketua Yayasan, Bapak H. Burhanudin Harahap dalam menyambut relawan.
Pada pagi harinya pukul 06.00 WIB, relawan sudah berkumpul, sebagian memasak dan menyiapkan makanan yang akan dibagikan untuk anak–anak di panti. Sementara sebagian relawan menyiapkan paket dan juga peralatan yang akan dibawa ke panti. Pada pukul 16.00 WIB, sebanyak 40 relawan telah berkumpul di panti asuhan Amaliyah. Sebanyak 40 anak asuh dan 11 pengurus panti menyambut relawan dengan wajah penuh senyuman.
Relawan kemudian menyusun paket–paket yang akan diberikan kepada anak–anak, pengurus panti dan juga pembina berupa bahan–bahan pokok sehari hari (beras, minyak, gula, kecap manis, bihun, teh), paket snack (makanan ringan), dan juga paket peralatan mandi yang semua merupakan pemberian penuh cinta kasih dari relawan dan para donatur. Setiap acara kunjungan kasih, relawan selalu memberikan pencerahan kepada anak–anak dengan teman yang berbeda–beda.
Anak–anak Panti Asuhan Amaliyah menyerahkan celengan kepada relawan dan relawan kembali memberikan celengan yang baru kepada anak–anak panti.
Dalam acara buka bersama kali ini, relawan mengusung Tema “Filosofi Bambu” di mana sifat bambu yang selalu tumbuh ke atas bermakna kita harus berada di jalan yang lurus dan memiliki semangat maju terus. Ruas bambu bermakna kita harus menjalankan sila dalam kehidupan sehari–hari. Rongga bambu yang kosong bermakna rendah hati dan harus terus belajar. Serta sifat bambu juga elastis yang bermakna kita harus memiliki rasa toleransi terhadap orang dan masalah.
Tema kali ini dipilih karena anak–anak di panti asuhan sudah kenal dengan Celengan Bambu Tzu Chi. Setiap ruang tidur tersedia Celengan Bambu Tzu Chi dan anak–anak memasukkan Rp 500 setiap harinya. Setiap anak–anak diundang ke acara Tzu Chi, mereka akan menuangkan celengan tersebut. Demikian juga pada kegiatan buka bersama ini, anak–anak menyerahkan tiga buah celengan kepada relawan.
Dengan penuh kehangatan, relawan membagikan makanan dan minuman untuk berbuka puasa.
Dengan mempraktikkan budaya humanis Tzu Chi, Gan En, Zhun Cong, Ai, relawan membagikan paket kebutuhan lebaran dan juga angpao kepada anak–anak dan juga pengurus panti.
“Saya ikut dalam daur ulang Tzu Chi dan juga ikut menabung di celengan yang diberikan Tzu Chi. Saya sangat senang karena bisa ikut membahagiakan orang yang membutuhkan. Karena kita juga selaku anak panti asuhan Amaliyah diberikan orang lain jadi kita berbagi juga dengan orang lain sambil berbagi pahala,” perasaan sukacita dirasakan M. Angga Audia sebagai salah satu anak asuh Panti Asuhan Amaliyah.
Pada saat berbuka, seluruh relawan bersama dengan anak–anak dan pengurus panti dengan penuh kehangatan, keakraban dan kekeluargaan yang terasa duduk bersama menikmati sajian vegetarian yang telah disiapkan sendiri oleh relawan. Di penghujung acara, relawan membagikan paket dan juga angpao kepada anak–anak dan pengurus panti. Acara pun ditutup dengan doa bersama. Perasaan syukur tercermin di wajah para relawan yang telah bersungguh hati dalam bersumbangsih serta kepada anak asuh dan pengurus panti asuhan Amaliyah yang telah menyediakan ladang berkah untuk digarap.
Sukacita tergambar di wajah anak–anak
dan juga Ketua Yayasan, Bapak H. Burhanudin Harahap dalam menyambut relawan.
Artikel Terkait
Berbagi Kebahagiaan Tahun Baru Imlek
18 Maret 2015 Bodhisatwa cilik, Kelas Bimbingan Budi Pekerti Tzu Chi Medan berkesempatan untuk berbagi kegembiraan di Panti Jompo Taman Bodhi Asri Binjai dalam rangka tahun baru Imlek.Berbagi Kasih di Tahun Baru Imlek
03 Maret 2015 Pada Tahun Baru Imlek yang kali ini jatuh pada 19 Februari 2015, nampaknya tidak semua warga Tionghoa dapat merayakan bersama keluarganya. Seperti yang dialami oleh opa dan oma di Panti Werdha Yayasan Kasih Mulia Sejahtera, Bogor.Satu Lagi Kisah Penerima Bantuan Implant Koklea dari Tzu Chi, Marcello Namanya
31 Maret 2022Saking semangatnya agar Marcello bisa dengar dan berbicara dengan jelas, sang ibu, Istiharoh membawanya mengikuti terapi di empat tempat dalam sepekan.