Menjangkau Yang Tidak Terjangkau

Jurnalis : Stella Young, Supardi (Tzu Chi Batam), Fotografer : Marina,Louis, Supardi, Mutiara (Tzu Chi Batam)


Walau merupakan tanggung jawab yang berat dan berisiko, para relawan pendamping dari luar pulau tetap dengan ikhlas dan sukacita melayani para pasien. 

Master Cheng Yen sering menyampaikan, “Saat yang menderita tidak bisa keluar, kita yang memiliki berkah harus masuk”. Prinsip inilah yang relawan Tzu Chi Batam coba untuk praktikan selama baksos pengobatan skala besar yang digelar minggu lalu. Tidak hanya sekedar menyelenggarakan baksos, relawan Tzu Chi Batam juga melakukan segala upaya untuk menjangkau pasien yang sulit dijangkau, baik yang ada di dalam ataupun luar pulau Batam.

Untuk menghimpun pasien yang berasal dari luar pulau, Tzu Chi Batam mengandalkan sumbangsih dari para relawan ataupun sukarelawan setempat. Mulai dari memasang spanduk, membagikan brosur dari kampung ke kampung, mengkoordinir screening awal, sampai dengan mendampingi para pasien selama di Batam. Semua mereka lakukan dengan hati yang penuh rasa syukur dan terima kasih. Seperti Tiwi, relawan Tzu Chi  Selatpanjang, yang bersedia untuk tinggal di Batam selama satu minggu untuk mendampingi para pasien Selatpanjang.


Anthony (kanan pertama) dan tim siap sedia mengantar jemput setiap pasien yang kelelahan menjalani screening serta operasi.


Sudiman (kiri) menjemput pasien dan tim medis yang datang dari Tanjungpinang melalui Pelabuhan Punggur.

“Mungkin tergerak dari hati, selagi saya bisa membantu karena lebih baik membantu daripada dibantu”, ucap Tiwi.

“Di sini saya belajar tentang kerjasama. Kerjasama yang saya lihat antara relawan Batam dan relawan pendamping (luar pulau) sungguh meyentuh hati. Saat relawan pendamping sudah tiba di Batam, baik kenal atau tidak kenal, semua ada shixiong/shijie (keluarga dalam satu dharma),” Tiwi menambahkan.

Untuk memastikan kenyamanan para pasien luar pulau selama di Kota Batam, jauh hari sebelum kegiatan ini dimulai, para relawan dari tim konsumsi, transportasi, akomodasi dan pengaturan pasien luar pulau sudah mempersiapkan diri demi kelancaran bakti sosial ini. Tidak sedikit kendala yang dihadapi, namun semua bisa terselesaikan dengan baik karena adanya jiwa gotong-royong yang dimiliki oleh setiap relawan dan sukarelawan. Hal inilah yang dihadapi oleh Anthony selaku koordinator transportasi.


Tidak hanya transportasi, relawan Tzu Chi Batam juga menanggung setiap biaya konsumsi dan akomodasi setiap pasien luar pulau selama di Kota Batam.


Para relawan pendamping pasien luar pulau baik di kapal ataupun di lokasi baksos harus memestikan tidak ada pasien yang tertinggal.

“Transportasi itu tanggung jawabnya itu, kita mengantar datang harus tanggung jawabnya sampai pulang ke ke tujuan, dalam hal pasien luar pulau sampai ke pelabuhan. Kita juga harus persiapkan yang ‘mendadak’ seperti ketinggalan,” Seru Anthony.

Salah satu teman usaha yang diajak Anthony adalah Sudiman yang sudah lama juga ikut dalam kegiatan Tzu Chi baik yang berskala kecil maupun besar. Terlihat Sudiman sangat ramah dan bersungguh hati saat mengantar dan menjemput pasien luar pulau.

“Kita harus selalu bersyukur karena bisa membantu sesama, selagi kita bisa, selagi kita mampu, tanpa memandang siapa mereka,” ulasnya.


Sebelum pasien luar pulau dibawa ke Kota Batam, pada tanggal 29 September 2018, relawan Tzu Chi Batam secara serentak mengkoordinasi screening awal di beberapa daerah.

Berkat sumbangsih dari para sukarelawan baik di dalam maupun di luar pulau Batam, semakin banyak pasien luar pulau dapat memperoleh kesempatan untuk menjalankan operasi. Pasien luar pulau yang berpartisipasi pun mengalami peningkatkan sebesar 16% atau dari 260 pasien di tahun 2016 ke 302 pasien di tahun 2018. Mudah-mudahan di tahun berikutnya, baksos operasi ini dapat dinikmati oleh semakin banyak orang, terlebih lagi pasien yang berada di daerah terpencil ataupun di perbatasan Provinsi Kepulauaan Riau.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131: Cinta Kasih yang Terus Bergulir dan Berkesinambungan

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-131: Cinta Kasih yang Terus Bergulir dan Berkesinambungan

20 Juni 2022

Warga Palu dan sekitarnya berbondong-bondong mendatangi gedung Sekolah Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Tadulako Palu untuk mengikuti screening (pemeriksaan awal) untuk operasi katarak dan hernia.

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-117:  Bahagianya Bisa Melihat Kembali

Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-117: Bahagianya Bisa Melihat Kembali

29 Maret 2017

Tangan Mamin (65 tahun) memegang erat tangan Ricky Budiman, seorang Relawan Tzu Chi. Mata kirinya masih tertutup perban usai menjalani operasi katarak, namun ia bisa mengenali Ricky hanya dengan sebelah matanya. Senyumnya lalu mengembang saat menyambut Ricky yang duduk di samping ranjangnya.

Merawat dan Memupuk Jalinan Jodoh di Kampung Simpak

Merawat dan Memupuk Jalinan Jodoh di Kampung Simpak

09 November 2022

Relawan Tzu Chi dari Komunitas He Qi Tangerang bergegas menuju Kampung Simpak di Desa Jagabaya, Kecamatan Parung Panjang yang merupakan desa binaan Tzu Chi untuk mengadakan penuangan celengan bambu, bakti sosial kesehatan umum, serta kelas budi pekerti.

Mengonsumsi minuman keras, dapat melukai orang lain dan mengganggu kesehatan, juga merusak citra diri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -