Menjernihkan Batin

Jurnalis : Christine Desyliana (He Qi Barat), Fotografer : Nandar, William (He Qi Barat)

fotoMinggu, 13 November 2011, sebanyak 26 orang yang terdiri dari relawan Tzu Chi dan masyarakat umum mengikuti kebaktian yang dilaksanakan di aula SMK Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng.

“Batin hendaknya bagaikan bulan purnama, akan terlihat jelas pantulannya dimana saja ada permukaan air. Batin harus bagaikan cakrawala, ketika awan menghilang terlihat langit biru yang cerah”. (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

 

Selain bersumbangsih, insan Tzu Chi juga harus senantiasa menjernihkan hati sendiri apalagi setelah sibuk melakukan kegiatan sehari-hari dan ditambah lagi bersumbangsih di saat ada waktu luang, tentunya banyak kejadian yang dapat memengaruhi kondisi hati dan batin kita. Di Tzu Chi ada kegiatan kebaktian yang dilakukan setiap sebulan sekali dengan tujuan untuk menjaga kejernihan batin para relawan.

Seperti perkataan Master Cheng Yen  dalam salah satu ceramahnya yaitu, “Kita harus menjernihkan hati kita dan orang lain. Bila hati manusia tak dijernihkan, dunia takkan dapat diselamatkan. Jadi, untuk menyelamatkan bumi, hati manusia harus dijernihkan terlebih dulu. Sebelum menjernihkan hati orang lain, kita harus menjernihkan hati sendiri terlebih dulu. Satu-satunya cara untuk menjernihkan hati adalah dengan mempelajari Dharma. Dengan menyelami Dharma, hati kita akan menjadi jernih. Lalu kita akan dapat menjernihkan hati orang lain dengan cara yang sama.”

Menyiapkan Ruangan (Tempat Kebaktian dan Pikiran)
Hari Minggu, tanggal 13 November 2011,  jam 7 pagi datanglah 26 orang yang terdiri dari relawan Tzu Chi dan masyarakat umum lainnya dengan tekad ingin mengikuti kebaktian. Mereka membersihkan aula lantai 5 SMK Cinta Kasih Cengkareng sebagai persiapan tempat kebaktian. Ada yang menyapu, mengepel, menyiapkan sound system, menyusun phu thuan (bantal untuk duduk dan bersujud) serta merapikan meja untuk meletakkan 2 panci bubur yang dibawa oleh Sugianto Shixiong yang merupakan koordinator kegiatan kebaktian.

foto  foto

Keterangan :

  • Para peserta melakukan pradaksina yang diiringi dengan musik Sutra Amithartha “Jing Ji Qing Cheng, Zhi Xuan Xu Mo, Shou Zhi Bu Dong, Yi Bai Qian Jie” yang mengandung makna mendalam yaitu, dengan hati yang murni dan tenang serta tekad yang kuat dan luhur, teg (kiri)
  • Setelah melakukan kebaktian, para peserta diberi waktu sekitar 15 menit untuk bermeditasi untuk menenangkan batin dan pikiran. (kanan)

Setelah ruangan selesai dipersiapkan secara gotong royong maka sekarang giliran para peserta mempersiapkan dan menenangkan batin dan pikiran masing-masing.  Para Shijie (relawan wanita) mengambil posisi di sebelah kiri ruangan, sementara para Shixiong (relawan pria) mengambil posisi di sebelah kanan ruangan. Suasana hening dan khusyuk. Lalu dimulailah kegiatan ini oleh Sugianto Shixiong selaku MC dibantu oleh Ali Tinus Shixiong  di bagian sound system.

Para peserta diberi waktu kurang lebih 15 menit untuk bermeditasi setelah selesai kebaktian. Kegiatan lalu dilanjutkan dengan pradaksina yang diiringi dengan musik Sutra Amithartha “Jing Ji Qing Cheng, Zhi Xuan Xu Mo, Shou Zhi Bu Dong, Yi Bai Qian Jie”  yang mengandung makna mendalam yaitu, dengan hati yang murni dan tenang serta tekad yang kuat dan luhur, teguh tak tergoyahkan dalam masa tak terhingga.

Pradaksina adalah salah satu kegiatan yang juga sering dilakukan di kegiatan - kegiatan  lainnya karena pradaksina bermanfaat agar diri kita bisa fokus dan menyadari setiap gerakan badan kita, mengharmoniskan gerakan badan dengan ketukan lagu, menjernihkan hati nurani, menenangkan batin dan pikiran kita, dan melatih kekompakan dari semua peserta agar bisa bersatu hati dalam melangkahkan kaki sehingga mampu menyempurnakan keindahan dari sebuah kesatuan.

Karena Ingin Tahu
Utari Devi Tani Shijie yang merupakan relawan Tzu Chi dan beragama Budhis, mengikuti kebaktian ini dengan sangat hening dan khusyuk. Alasan ia mengikuti kegiatan kebaktian ini adalah karena ingin mengetahui lebih dalam tentang Dharma Master Cheng Yen, dan juga cara berdoa yang dilakukan insan Tzu Chi.

Kedamaian terpancar dari wajah setiap peserta mengikuti kebaktian ini. Setidaknya mereka sudah melakukan satu kegiatan yang berguna untuk menjernihkan hati nurani, seperti tersirat di Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi, “Bila cermin dalam hati dapat selalu dibersihkan, maka dapat secara jelas membedakan yang baik dan buruk, yang benar dan salah.”

  
 

Artikel Terkait

Keberanian dan Rendah Hati

Keberanian dan Rendah Hati

03 Mei 2011
Setelah sanggup bercerita Yulhasnir Tanjung Shixiong kembali melanjutkan, ”Suatu hari saya pergi berburu dan melihat sepasang burung. Setelah ditembak, salah satu burung itu mati dan saya bawa pulang. Namun, burung yang satu lagi mungkin pasangannya mengejar saya sampai ke rumah."
Bertanya Pada Hati

Bertanya Pada Hati

04 Maret 2014 Tzu Chi Pekanbaru berusaha untuk melibatkan para lao phu sha di kegiatan yang lain. Umur tidaklah menjadi penghalang untuk berkontribusi lebih asal ada kemauan dan tekad kuat untuk belajar.
Suara Kasih: Membentangkan Jalan dan Menjadi Teladan

Suara Kasih: Membentangkan Jalan dan Menjadi Teladan

30 Juli 2013 Kita harus menjaga kebersihan barang daur ulang mulai dari sumbernya. Kita harus mensosialisasikan praktik ini kepada setiap keluarga. Kita bisa meminta setiap pemilik toko agar membantu kita memilah barang daur ulang sebelum kita mengambilnya.
Giat menanam kebajikan akan menghapus malapetaka. Menyucikan hati sendiri akan mendatangkan keselamatan dan kesejahteraan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -