Menjernihkan Batin

Jurnalis : Yanti, Mugi (Tzu Chi Padang), Fotografer : Ferdi (Tzu Chi Padang)

Pada hari Minggu, 24 Mei 2015 sebanyak 60 relawan Tzu Chi Padang dan 400 tamu undangan juga memperingati Tiga Hari Besar di halaman kantor Tzu Chi Padang, Jl. Hos Cokroaminoto, Padang, Sumatera Barat.

Salah satu hari raya Agama Buddha adalah Waisak. Kata “Waisak” sendiri berasal dari bahasa Pali “Vesakha” atau di dalam bahasa Sansekerta disebut “Vaisakha” yang diambil dari penanggalan lunar. Hari Raya Waisak sendiri dikalangan umat Buddha sering disebut dengan hari raya Tri Suci Waisak karena memperingati tiga peristiwa penting, yakni kelahiran Pangeran Sidhartha Gautama, tercapainya pertapa Gautama mencapai penerangan sempurna, dan wafatnya Buddha Gautama (Parinibbana) di mana kejadian ini diwaktu yang sama ketika purnama siddhi di bulan Waisak.

Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia juga merayakan Hari Waisak sekaligus Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia. Tak terkecuali Tzu Chi Padang, pada hari Minggu, 24 Mei 2015 sebanyak 60 relawan Tzu Chi Padang dan 400 tamu undangan juga memperingati Tiga Hari Besar ini di halaman kantor Tzu Chi Padang, Jl. Hos Cokroaminoto, Padang, Sumatera Barat. Semua relawan bekerjasama menyiapkan semua keperluan perayaan baik dekorasi maupun lainnya.

Semua relawan bekerjasama menyiapkan semua keperluan perayaan baik dekorasi maupun lainnya.


Dalam perayaan Waisak ini dihadiri para pemuka agama, relawan Tzu Chi, donatur, dan masyarakat umum.

Dalam perayaan Waisak ini dihadiri para pemuka agama, relawan Tzu Chi, donatur, dan masyarakat umum. Acara Waisak yang dipandu oleh Vera Shijie dan Nelly Shijie berlangsung dengan khidmat. Semua tamu undangan  berkumpul dan bersatu hati mengikuti prosesi pemandian Rupang Buddha dengan tertib dan indah. Para peserta berjalan dengan sadar penuh dalam barisan rapi menuju altar Buddha di atas kolam kecil berair wangi dan berhiaskan bunga teratai. Mereka membungkukkan badan menyentuh air wangi dan menangkupkan tangan di depan dada. Prosesi pemandian Rupang Buddha tidak hanya sekedar memandikan rupang, melainkan memiliki makna pembersihan diri. Semoga perayaan Waisak ini membawa pencerahan dan kejernihan batin. Dengan batin yang jernih akan berkembang rasa cinta kasih kepada semua makhluk ,sehingga terwujudlah dunia damai dan sejahtera.

Wujud Bakti Seorang Anak

Pagi harinya sebelum perayaan Hari Waisak dimulai, relawan Tzu Chi merayakan Hari Ibu Internasional bersama orang tua masing-masing.  Acara ini dikoordinator oleh Whie Lian Hong Shijie. Tiga hari sebelumnya, relawan sudah mendata pasangan ibu dan anak yang mau ikut dalam kegiatanini.

Sebagai wujud bakti, para anak diarahkan  untuk menyuapi teh dan kue kepada ibu mereka masing-masing, kemudian anak-anak membasuh kaki ibu masing-masing.


Acara ini pun diakhiri dengan isyarat tangan “Satu Keluarga” oleh semua relawan dan tamu yang hadir.

Acara dimulai dengan pemutaran video tentang pengorbanan seorang ibu kepada seorang buah hati, seorang anak. Dilanjutkan dengan penampilan isyarat tangan dari relawan Tzu Chi Padang. Acara yang diikuti oleh enam pasang ibu dan anak ini memberikan rasa haru pada hari itu. Dalam acara ini juga memberikan surprise kepada para ibu karena panitia mengundang anak-anak tanpa sepengetahuan mereka. Sehingga pada saat acara semua ibu merasa terkejut dengan kehadiran anak-anaknya yang datang ke hadapan ibu masing-maisng dengan membawa secangkir teh, sepotong kue, dan setangkai bunga.

Sebagai wujud bakti, para anak diarahkan  untuk menyuapi teh dan kue kepada ibu mereka masing-masing. Kemudian anak-anak membasuh kaki ibu masing-masing. Para ibu pun berurai air mata tanda haru sekaligus sukacita melihat bakti anak mereka. Para ibu dan anak pun saling berpelukan dengan erat dan memberikan setangkai bunga untuk mereka. Acara ini dipandu oleh Linda Shijie.

Salah satu ibu memberikan sharing pengalaman yang diperolehnya dari acara perayaan hari ibu ini. Ia merasa sangat bahagia dan mendapatkan pengalaman bermakna. Salah satu tamu undangan, Soejarwo sangat terkesan dengan kegiatan ini. ia pun mengatakan bahwa melalui perayaan hari ibu ini, ia juga rindu dengan ibunya. Acara ini pun diakhiri dengan isyarat tangan “Satu Keluarga” oleh semua relawan dan tamu yang hadir.


Artikel Terkait

Umur kita akan terus berkurang, sedangkan jiwa kebijaksanaan kita justru akan terus bertambah seiring perjalanan waktu.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -