Menjernihkan Hati dan Pikiran Manusia
Jurnalis : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Leo Samuel Salim (Tzu Chi Medan)Sumboko perwakilan dari DAAI TV Jakarta memotong tumpeng ulang tahun ke-3 DAAI TV Medan, mengucap syukur dan doa bagi kehadiran DAAI TV di Medan. |
| ||
"Kebenaran, Kebajikan, dan Keindahan" “Ini menjadi sebuah perbincangan dan topik di Jakarta, bahwa DAAI TV Medan mampu beroperasi secara penuh dari sampah,” kata Sumboko, perwakilan DAAI TV Jakarta dengan bangga. Sumboko juga menambahkan, “DAAI TV benar-benar dibantu oleh para relawan Tzu Chi. Karena sebetulnya para relawanlah yang telah mengukir sejarah di Tzu Chi yang nantinya disebarkan melalui DAAI dan mereka mempercayai hanya DAAI TV yang mampu melakukannya.” DAAI TV senantiasa memegang 3 prinsip dalam menjalankan tugasnya, yakni “kebenaran, kebajikan, dan keindahan”. Inilah pedoman tayangan di DAAI TV untuk menampilkan sesuatu yang indah dan menyentuh sehingga mampu menggugah semua orang untuk turut berbuat bajik bagi sesama.
Ket : - Piter Huang dan Fayanti berkisah tentang pengalaman mereka sebagai relawan daur ulang di Tzu Chi Tebing Tinggi. (kiri) Menggugah Hati Manusia Da Ai TV sendiri mengudara pertama kali di Taiwan pada tahun 1998. Master Cheng Yen dalam ceramahnya saat itu mengatakan,”Di dalam kehidupan saya sangat terbatas ini, saya berkeinginan untuk menolong setiap makhluk yang menderita. Kalau kita dapat bersatu hati, barulah ada sebuah kekuatan. Dengan menggunakan teknologi yang ada sekarang, kita bisa menjadikannya perpanjangan lidah sehingga dapat menggugah miliaran hati manusia.” Pada bulan Oktober 2006, Indonesia adalah negara kedua yang memiliki stasiun DAAI TV di dunia. DAAI TV diharapkan menjadi wadah yang mampu menjernihkan dan menyucikan hati dan pikiran manusia yang tidak menayangkan tayangan yang mengandung unsur kekerasan, pornografi, maupun magis.
Ket: - Peringatan ulang tahun DAAI TV Medan ini diisi dengan berbagai acara seperti isyarat tangan karyawan DAAI TV Medan, bagian dari keluarga misi budaya humanis Tzu Chi. (kiri). Menginspirasi Masyarakat Banyak orang yang setelah menyaksikan DAAI TV merasa tergugah dan akhirnya bergabung dengan Yayasan Buddha Tzu Chi. Salah satunya adalah Ricard Harimukti yang biasa disapa Harimukti. Harimukti yang seorang Katolik ini merasa tergugah karena Yayasan Buddha Tzu Chi adalah yayasan yang tidak membedakan suku, agama, ras, dan latar belakang dalam menjalankan misi kemanusiaannya. “Selama setengah tahun setelah saya menyaksikan DAAI TV, saya mencari-cari di mana saya bisa bertemu dengan Tzu Chi,” ujar Harimukti. Memang sebuah ikatan jodoh yang sangat baik, pada suatu hari Harimukti bertemu dengan Wardi yang berseragam relawan Tzu Chi di suatu kantor kelurahan. Di sanalah pembicaraan mengenai Tzu Chi dibahas dan Wardi mengajaknya untuk mengikuti kegiatan di malam harinya. Pada hari itu Harimukti memutuskan untuk menjadi relawan Tzu Chi dan lebih memfokuskan diri di bagian penanganan pasien bantuan pengobatan khusus juga belajar untuk bervegetarian. Di penghujung acara, para kru DAAI TV Medan dan semua relawan Tzu Chi Medan bersama-sama memperagakan isyarat tangan lagu Satu Keluarga. Ini adalah wujud kebersamaan antara kru DAAI TV dan para relawan Tzu Chi. Setelah acara sharing selesai dilakukan, para kru DAAI TV Medan dan Jakarta bergabung dengan relawan Tzu Chi Medan mengadakan acara pemotongan tumpeng bersama dan dilanjutkan dengan acara makan malam. Semoga kehadiran DAAI TV di Medan semakin membawa manfaat di masa mendatang. | |||
Artikel Terkait
Inspirasi Anak Bantaran
19 Agustus 2014 Menyambut Hari ulang tahun yang ke 11, Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi mengadakan silaturahmi antara Yayasan Buddha Tzu Chi, pengelola Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, dan guru serta alumni Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi.Suara Kasih : Bervegetarian Melindungi Bumi
31 Maret 2010Tindakan Sederhana Membawa Kebahagiaan
30 September 2015Relawan Tzu Chi membagikan suvenir kepada para anggota TNI yang bertugas, relawan, dan para orang tua pasien yang sedang menunggu anak-anak mereka menjalani operasi bibir sumbing pada Baksos Kesehatan Tzu Chi ke-108 di Krakatau Medika Hospital, Cilegon, Serang, Banten pada tanggal 19 September 2015. Sebanyak 14 pasien anak bibir sumbing, 153 pasien operasi katarak berhasil ditangani.